Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
DOKTER spesialis penyakit dalam-konsultan reumatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), RM Suryo Anggoro KW, mengajak anak perempuan mewaspadai lupus sejak dini dengan memeriksakan kesehatan secara berkala.
Dia mengatakan, anak-anak atau perempuan berusia muda memiliki risiko lebih tinggi terserang lupus jika memiliki faktor genetik atau keturunan dari anggota keluarga.
"Pada perempuan usia muda, waspada kalau ada keluhan nyeri sendi dan ruam atau nyeri sendi dan anemia, atau ada ruam dan anemia, misalnya. Maka kemungkinan adanya lupus harus diwaspadai," kata Suryo dalam seminar RSCM terkait Lupus yang diikuti secara daring, Senin (13/5).
Baca juga : Ini Penyebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terkena Lupus Ketimbang Laki-Laki
Kendati belum tentu dokter akan mendiagnosis seseorang terserang lupus jika mengalami gejala-gejala tersebut, potensi terserang lupus tetap ada jika perempuan yang mengalami gejala-gejala tersebut.
Jadi sebisa mungkin dokter pun melakukan serangkaian pemeriksaan tambahan untuk mengonfirmasinya.
"Pada prinsipnya, kita mesti waspada adanya penyakit lupus ketika terasa gejala pada dua organ atau lebih, terutama pada perempuan berusia muda atau pada pasien yang anggota keluarganya juga ada yang mengalami sakit lupus," kata Suryo.
Baca juga : Menteri PPPA Perkuat Forum Pengada Layanan dalam Penanganan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
Menurut informasi yang disiarkan Kementerian Kesehatan, lupus adalah penyakit peradangan kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.
Penyakit yang disebut Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) ini dapat menyerang organ tubuh seperti persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.
Faktor yang diduga memengaruhi terjadinya lupus antara lain faktor genetik, seperti riwayat penyakit lupus dalam keluarga, serta faktor lingkungan seperti infeksi virus atau bakteri, paparan sinar matahari, obat-obatan tertentu, dan stres.
Baca juga : Kenapa Risiko Lupus pada Anak Perempuan Lebih Tinggi? Ini Penyebabnya
Gejala lupus bisa bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum yang sering terjadi antara lain ruam kulit berbentuk seperti sayap kupu-kupu di pipi dan batang hidung, kelelahan yang berlebihan dan sulit diatasi, serta nyeri dan pembengkakan pada sendi, terutama di tangan dan kaki.
Lupus juga dapat memengaruhi organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru, dan otak, menyebabkan gejala yang berbeda-beda tergantung pada organ yang terkena.
Terapi pengobatan lupus dilakukan untuk mengendalikan peradangan, meringankan gejala, dan mencegah kerusakan organ. (Ant/Z-1)
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
BNPT menyebut seorang perempuan yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan meyakini langkah Polri dalam menangani laporan kekerasan akan lebih cepat, tepat dan berpihak kepada korban.
Indonesia didorong untuk memanfaatkan kekayaan budaya dalam mendorong pengembangan industri ekonomi kreatif di tingkat global, termasuk melalui inovasi dan inklusi
SEGERA atasi tantangan struktural yang dihadapi perempuan agar mampu berperan aktif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved