Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BERDASAR data Program Lingkungan PBB (UNEP), lingkungan binaan yang didominasi bangunan buatan manusia seperti perumahan infrastruktur jalan, dan lain menjadi penyumbang terbesar konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, limbah, dan sumber daya alam. Diperkirakan, 40% konsumsi energi dan sekira 30% emisi gas rumah kaca disebabkan oleh lingkungan binaan.
Berdasar kondisi tersebut, Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan BeCool Indonesia yang didukung oleh Tatalogam Group, menggelar simposium dan lokakarya internasional tentang Bangunan Berkelanjutan, Kota dan Komunitas (Sustainable Buildings, Cities and Communities/SBCC) 2024, akhir Februari lalu. Kegiatan yang dihadiri peserta dan narasumber mancanegara tersebut menjadi wadah untuk berbagi ide, penelitian, dan studi tentang cara melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan dan perubahan iklim global.
Melalui acara itu, para peserta dan nara sumber diajak melihat proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kampung BeCool yang dibangun berbasis CSR, digagas BeCool Indonesia dan Tatalogam Group. Di lokasi ini, genting di 20 rumah dicat dengan cairan BeCool yang dapat berfungsi secara signifikan untuk memperbaiki iklim mikro di lingkungan sekitarnya.
Baca juga : Pemberian Sertifikat dan Sky Blue Sea Award Akhiri Bali Ocean Days Jimbaran
Di kampung BeCool terdapat juga tiga rumah contoh yang mengaplikasikan rumah reflektif surya yang berbasis desain pasif yang mendemonstrasikan penggunaan material bangunan rendah karbon guna mengurangi dampak urban heat island. Rumah yang diberi nama Raflesia atau Rumah Reflektif Surya Indonesia merupakan pengembangan dari produk rumah Domus produksi PT Tatalogam Group yang bagian genting metal dan penutup dindingnya dilapisi cairan BeCool sehingga mampu meredam panas dan memiliki reflektansi sinar matahari yang cukup tinggi.
Dr. Eng. Beta Paramita, founder BeCool Indonesia yang juga merupakan peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyatakan setiap tahun konstruksi bangunan terus mengalami peningkatan. "Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dibutuhkan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan tersebut," jelasnya.
"Konstruksi tahunan bangunan tempat tinggal dan komersial mengalami peningkatan tertinggi setara 5%-6% per tahun. Backlog perumahan mencapai 8,76 juta unit per awal 2020. Tantangannya adalah memenuhi kebutuhan tersebut dengan tetap memegang teguh prinsip ramah lingkungan," imbuhnya.
Vice President Operations Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi menerangkan, Raflesia merupakan inovasi baru yang merupakan pengembangan dari rumah Domus yang material atap dan dinding metalnya dilapisi cairan BeCool dengan Color Coating Line (CCL). "Dengan pelapisan cairan BeCool pada permukaan atap dan dinding, selain menyejukkan bagian dalam rumah, dampak urban heat islands akibat pantulan sinar matahari di sekitar lokasi juga bisa diminimalisir," jelasnya. (RO/R-2)
Produk-produk Mattera Solutions tidak hanya kuat dan efektif dalam melindungi barang, tetapi juga mendukung bisnis yang peduli lingkungan
KOHLER meresmikan pembukaan fasilitas Showroom eksklusif yang berlokasi di Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta pada Kamis (3/10).
HARI bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April menjadi pengingat pentingnya kontribusi menjaga kelestarian bumi. Salah satunya dengan mendukung fashion berkelanjutan dan ramah lingkungan.
GreenHope dan Plastic Bank Indonesia tersertifikasi sebagai produk berkelanjutan sesuai kriteria yang ditetapkan sehingga berhak menggunakan logo Blue Dot untuk jangka waktu 2 tahun.
Rumah subsidi yang semakin kecil tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga mengganggu kualitas hubungan antara anggota keluarga.
Rumah masih menjadi sesuatu yang sulit dimiliki oleh anak muda di Indonesia saat ini. Faktor ekonomi dan sosial menjadi kendala utama.
Beli rumah impian gak beda jauh sama milih pasangan hidup: harus nyaman, punya masa depan jelas, dan gak bikin pusing finansial. KPR BRI hadir sebagai solusi cerdas dengan kerja sama developer top
Kaki seribu memiliki peran penting sebagai pengurai alami di ekosistem.
Kenaikan harga properti dan inflasi tak sebanding dengan pertumbuhan pendapatan. Belum lagi, banyak kelompok usia produktif yang terjebak dalam peran sebagai sandwich generation.
Rumah harga terjangkau belum tentu jelek. Pasalnya, meski harga terjangkau bisa dibuat dengan kualitas bagus, yakni salah satunya dengan pendekatan model kontruksi modular robotisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved