Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan penyakit x yang kerap disebut-sebut oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini hanya sekadar analisis ilmiah. Itu dilakukan agar dunia mampu bersiap menghadapi kemungkinan pandemi yang akan selanjutnya terjadi. Belum diketahui kapan dan apa yang menjadi pemicu lahirnya penyakit tersebut di masa mendatang.
“Pandemi sudah mereda dan kita bersyukur. Namun, berdasarkan analisis ilmiah, kita tahu ada pandemi berikutnya. Hanya saja kita tidak tahu itu kapan dan pemicunya apa. Kita tahu kemarin saat pandemi covid-19 dunia praktis sangat kewalahan, padahal sebetulnya sebelum pandemi itu ada pandemi influenza 2009. Kita menarik kesimpulan dunia tidak siap menghadapi pandemi itu,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (23/1).
Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kerap mengimbau masyarakat dunia untuk waspada terhadap disease x atau penyakit x yang kemungkinan besar akan menjadi pandemi berikutnya.
Baca juga: 4 Strategi Menkes Hadapi Potensi Pandemi Selanjutnya
Tjandra memprediksi kemungkinan pandemi selanjutnya dapat disebabkan oleh zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh influenza yang memiliki banyak jenis dan varian.
“Hal ini disebut disease x. Jadi karena kita tahu akan ada pandemi dan penyakit lainnya, disease x ini merupakan potensi pandemi yang baru dan ini bukan hal ringan. Tentu penyakit berat. Oleh karena itu, persiapan jadi hal penting,” tegasnya.
Baca juga: Inilah Tips Olahraga di Rumah untuk Jaga Tubuh Tetap Bugar dan Fit
Secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengamini pernyataan Tjandra. Menurutnya pandemi baru kemungkinan akan terjadi maka dari itu persiapan dari pemerintah juga tengah digencarkan.
“Potensi penyakit x ada karena penyakit baru bisa saja muncul dan mungkin terjadi perpindahan dari penyakit hewan ke manusia. Oleh karena itu pelaksanaan program seperti One Health dan juga surveilans respons serta kesiapsiagaan akan terus berjalan,” tandasn Siti Nadia. (Z-11)
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Melonjaknya angka covid-19 di negara-negara tetangga perlu menjadi sinyal kewaspadaan yang bukan hanya harus direspons otoritas kesehatan tetapi juga masyarakat.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tim akademisi dari DRRC UI merilis buku yang membahas tentang risiko dari biological hazard dapat memberi pengaruh signifikan terhadap kesehatan masyarakat global.
Epidemiolog Masdalina Pane menjelaskan belum ada sinyal bahwa virus HKU5-CoV-2 menyebabkan wabah atau pandemi baru.
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Virus Chikungunya sedang menyebar ke wilayah Samudera Hindia, Eropa, hingga wilayah lain. WHO mengeluarkan seruan mencegah terjadinya pandemi virus Chikungunya
Tank Israel memasuki Deir al-Balah di Gaza tengah untuk pertama kalinya dalam 21 bulan perang. PBB perkirakan 80 ribu warga harus dievakuasi.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved