Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SAAT ini, air mineral sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Mengutip laman resminya, WHO mengatakan beberapa faktor air mineral yang dikatakan aman dan baik bagi kesehatan di antaranya dilihat dari kandungan TDS (Total Dissolve Solid), sesuai standar SNI, dan kandungan pH pada air mineral.
TDS merupakan jumlah zat padat terlarut yang terkandung pada air mineral biasanya berupa natrium, kalsium, dan magnesium. WHO menetapkan standar kandungan TDS dalam air mineral. Berikut beberapa standarnya.
1. TDS 0.
Air mineral dengan TDS 0 tidak baik untuk dikonsumsi secara rutin. Hal ini karena air tersebut dapat memicu gangguan pada tubuh, seperti sembelit, gangguan fungsi saraf, dan sesak napas.
Baca juga: Punya Mata Panda? Begini Cara Mengatasinya
2. TDS kurang dari 300 miligram/liter (mg/l).
Air mineral dengan TDS kurang dari 300 mg/l dikategorikan sebagai air yang baik sekali. Air dengan TDS rendah ini bisa dikonsumsi secara terus-menerus.
3. TDS 300-600 mg/l.
Air mineral yang berkategori baik memiliki kandungan TDS sebesar 300-600 mg/l. Air jenis ini masih aman untuk dikonsumsi.
4. TDS 600-900 mg/l.
Air dengan TDS 600−900 mg/l masih bisa diminum karena masih aman dan rasanya tetap enak.
5. TDS 900-1.200 mg/l.
Air dengan TDS antara 900 hingga 1.200 mg/l tidak layak dikonsumsi karena rasanya kurang enak.
6. TDS lebih dari 1.200 mg/l.
Air dengan TDS lebih dari 1.200 mg/l memiliki rasa yang tidak enak. Selain itu, air ini berbahaya untuk dikonsumsi.
Baca juga: Ini Anjuran Jumlah Asupan Air Harian yang Tepat Sesuai Usia
Menurut WHO, kandungan mineral dalam air tidak akan berdampak buruk terhadap kesehatan asalkan air masih dikategorikan tawar. Berikut kriteria air mineral dari sisi tingkat keasamannya (pH).
1. pH 0 sampai 6,9.
Air dengan pH 0 sampai 6,9 termasuk ber-pH rendah. Air ini mengandung asam sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.
2. pH 7,0.
Kandungan pH air minum yang umum dikonsumsi sebesar 7,0. Air yang memiliki pH sebesar 7,0 termasuk air netral.
3. pH di atas 7,1.
Air ber-pH di atas 7,1 mengandung basa. Air yang termasuk ber-pH tinggi ini baik untuk kesehatan tubuh. Namun, air ini tidak untuk penggunaan sehari-hari sepanjang waktu. Sebab, pH yang terlalu tinggi bisa menimbulkan risiko gangguan pencernaan dan gangguan pH dalam darah. Apabila dikonsumsi sesekali atau bergantian dengan air mineral ber-pH netral, kemungkinan risiko tersebut bisa dihindari.
Nah, salah satu produk air mineral yang beredar di pasaran yang memenuhi kriteria air mineral layak minum sesuai dengan kriteria World Health Organization (WHO) ialah VIT. Dilansir dari situs resminya, VIT memiliki TDS 178 mg/l dan PH 6-8,5. Artinya, air mineral tersebut dikategorikan sebagai air yang baik sekali. Air mineral ini bisa dikonsumsi secara terus-menerus.
Apalagi disebutkan, VIT melalui beberapa tahap pengujian, yakni uji fisika, kimia, dan mikrobiologi. Ketiga tahapan pengujian tersebut menjamin kualitas air mineralnya bebas dari zat berbahaya. Air mineral itu juga melalui proses pengemasan dan filtrasi dengan teknologi dan pengawasan mutu yang ketat. Ini karena pada setiap pabriknya, produk tersebut menerapkan standar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Sertifikat SNI oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah dikantonginya. (RO/Z-2)
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Eva Monalisa menyayangkan adanya pasal yang melarang produksi dan distribusi air minum kemasan dalam SE Gubernur Bali.
PRODUK nasional semakin membuktikan dominasinya di pasar domestik yang ditunjukkan dari preferensi masyarakat bergeser, dan konsumen semakin banyak untuk memilih dan mengutamakan produk dalam negeri.
Air bisa saja mengandung zat berbahaya seperti mikroplastik dan BPA (Bisphenol A) yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.
KOMUNITAS Konsumen Indonesia (KKI) mengungkap temuan mengejutkan terkait distribusi air minum dalam kemasan galon guna ulang oleh market leader.
Dengan suhu udara yang mencapai puncak di siang hari, paparan sinar matahari dapat memengaruhi kualitas produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK).
Menurut Sekretaris Jenderal Asparminas, Nio Eko Susilo, hal itu juga sejalan dengan tren penggunaan galon air minum bermerek yang bebas dari risiko kontaminasi senyawa kimia berbahaya BPA.
Air minum dalam kemasan dinilai lebih sehat dan higienis dibanding air rebusan air tanah.
PAM JAYA berharap dapat menjaga kontinuitas rencana pemenuhan kebutuhan air minum tanpa tergantung pada satu sumber utama.
BPOM mengungkapkan temuan mengkhawatirkan terkait paparan senyawa kimia berbahaya Bisphenol A (BPA) dalam galon guna ulang di enam kota besar Indonesia.
Coway Co Ltd, perusahaan teknologi pemurni air asal Korea Selatan, berkomitmen mendukung program berkelanjutan di Indonesia. Itu ditandai melalui kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia.
Batu ginjal terbentuk dari endapan mineral, garam, dan zat sisa lainnya yang mengkristal akibat kebiasaan kurang minum.
Sebanyak 23 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PT PP (Persero) Tbk (PTPP), berkolaborasi dalam Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved