Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PUNCAK acara Hari Amal Bhakti (HAB) ke-78 Kementerian Agama menghadirkan pesohor Mona Ratuliu dan dosen farmasi UIN Alauddin Makassar, Alwiyah Nur Syarif dalam talkshow Parenting Moderasi Beragama di X Stage Hall B Jakarta Convention Center.
Alwiyah menekankan pentingnya fungsi dialog dalam keluarga. Ia menyampaikan bahwa banyak keluarga yang mengalami retakkarena kurangnya dialog di antara kedua orang tua. "Ayah, ibu, dan anak-anak kita sebenarnya memiliki komunikasi dan kolaborasi yang sangat baik ketika semuanya bisa dikondisikan," ujarnya, Minggu (7/2).
Baca juga: Mindful Parenting Bentuk Anak yang Sukses dan Tangguh
Menyoroti kondisi era modernisasi saat ini, Alwiyah menyatakan keprihatinannya terhadap tren orang lebih cenderung terpaku pada media sosial daripada dunia nyata. Ia menegaskan bahwa kurangnya komunikasi dan perhatian dari orang tua kepada anak-anak dapat membuat hubungan menjadi renggang, bahkan jika tidak bijak, faktor digital dapat merusak ikatan keluarga.
Alwiyah juga membahas tentang kesalahpahaman terkait dengan moderasi beragama (MB). Ia menjelaskan bahwa MB adalah gerakan atau program pemerintah untuk menyatukan Indonesia. Moderasi beragama ini berbasis pada negara, masyarakat, keluarga, dan individu.
"Moderasi beragama menjadi fondasi dan semangat untuk para orang tua dan anak-anak agar hubungan keluarga menjadi lebih baik. Moderasi beragama dengan Parenting, menekankan bahwa dalam moderasi beragama, spirit dalam mengelola rumah tangga dan mendidik anak sangat erat terkait,” paparnya.
Baca juga: Cegah Kekerasan Seksual di Kampus, Kemendikbud Tekankan Pola Asuh Orang Tua
Sementara itu, Mona Ratuliu, ibu dari lima anak ini, memberikan pandangan unik terkait tantangan yang dihadapi keluarga modern. Ia mengungkapkan bahwa banyak keluarga cenderung mencari bantuan dari guru atau profesional seperti psikolog ketika menghadapi masalah.
Bagi Mona, yang lebih penting adalah pandangan orang tua terhadap konsultasi tersebut. Ia menekankan bahwa orangtua memiliki tanggung jawab penuh terhadap tumbuh kembang anak-anak mereka.
"Jangan hanya mengandalkan psikolog atau guru. Menjadi orang tua itu seperti menjadi murid seumur hidup. Belajar terus untuk memahami cara berkomunikasi dengan anak-anak yang berkembang, baik itu balita maupun anak yang sudah kritis," tuturnya. (RO/P-3)
Penguatan dan pengembangan moderasi beragama memiliki tujuan yang sangat penting.
Moderasi beragama bertujuan menyamakan cara pandang masyarakat terkait perbedaan agama.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda
Tujuan FGD ialah memperkuat pemahaman dan praktik moderat dalam beragama.
Tema diskusi ialah "Penguatan Moderasi Beragama sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan".
Fadil mampu meredam tensi antarkelompok yang sempat memanas karena adanya paksaan kepentingan atas nama ideologi dan agama tertentu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved