Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hadapi Bencana Hidrometeorologi, BNPB Siapkan Peralatan dan Logistik di Daerah

Atalya Puspa
09/12/2023 16:39
Hadapi Bencana Hidrometeorologi, BNPB Siapkan Peralatan dan Logistik di Daerah
Ilustrasi(Antara)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim penghujan akan terjadi di sejumlah wilayah pada Januari hingga Februari 2024. 

Dalam menanggapi hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan peralatan dan logistik untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah akibat musim penghujan.

“Dari informasi BMKG itu kita melihat di daerah-daerah mana yang ada potensi ancaman bencana di sana. Hidrometeorlogi basah kan banjir, banjir bandang, tanah longsor. Kita mengecek persiapan di daerah-daerah,” kata Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan saat dihubungi, Sabtu (9/12).

Baca juga : Hujan Lebat Guyur 13 Daerah, Banjir Masih Rendam Pantura

Lilik bilang, pihaknya telah melakukan pengecekan ulang peralatan yang telah dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). 

Semua BPBD harus melaporkan apakah peralatannya masih layak pakai atau sudah rusak. Jika sudah rusak, maka BNPB akan mengirimkan peralatan ke daerah-daerah tersebut dari gudang milik BNPB di wilayah Jatiasih, Jakarta Selatan.

Baca juga : BMKG Catat Ada Aktivitas Gempa Swarm di Kabupaten Bogor

Menurut dia, dalam menghadapi musim pengujan, ada beberapa wilayah yang menjadi fokus untuk persiapan peralatan dan logistik. Wilayah itu ialah yang setiap tahun mengalami bencana hidrometeorologi basah, di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

“Untuk Sulawesi Selatan kami dalam posisi khawatir. Kemarin kami cek bendungan Bili-Bili. Kenapa? Karena kalau ada longsor semua material masuk ke bendungan itu. Jadi yang tadinya lifetimenya Bili-Bili itu 100 tahun jadi tinggal separuhnya. Ini yang kami khawatirkan kalau ada hujan besar bisa menyebabkan tanggul jebol. Karenanya kita melakukan antisipasi,” beber dia.

Beberapa peralatan yang dipantau dan dikirimkan BNPB ke BPBD di antaranya alat berat, tenda hingga perahu evakuasi. Selain wilayah prioritas, Lilik menyatakan pihaknya akan mendirikan gudang peralatan di wilayah-wilayah 3T. Hal itu dilakukan agar penanganan bencana di wilayah tersebut dapat dilakukan dengan cepat.

“Kalau wilayah 3T kan sulit dijangkau, butuh waktu 2 sampai 3 hari, sementara untuk bencana kuncinya 72 jam pertama. Daerah tersebut kemudian kami buatkan namanya gudang tactical, yang akan ditumpuk logistik. Jadi kalau ada apa-apa ditangani dengan cepat dan tidak menimbulkan korban,” jelas Lilik.

Di samping mempersiapkan peralatan di daerah, Lilik menyatakan pihaknya juga mempersiapkan alat berat di area jalan nasional yang akan dilewati masyarakat untuk merayakan llibur Natal dan Tahun Baru 2024.

“Koordinasi telah kami lakukan dengan PUPR untuk siaga Nataru. Kami sudah rapatkan tempat-tempat jalan besar yang akan dilewati masyarakat yang akan merayakan Nataru untuk mengantisipasi longsor,” beber dia.

Untuk menyediakan peralatan dan logistik, BNPB tidak bekerja sendiri. Ia menyatakan banyak dukungan yang datang dari kementerian dan lembaga lain seperti Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan hingga PUPR.

“Jadi memang belum semua daerah melaporkan apa yang mereka miliki. Daerah yang anggarannya kecil memang sangat menggantungkan BNPB. Tapi ada dukungan dari berbagai kementerian untuk peralatan dan ada juga perusahaan-perusahaan yang mendukung untuk pengadaan alat,” pungkas dia. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya