Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MAJELIS Hukama Muslimin (MHM) yang diketuai oleh Grand Sheikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb akan mengadakan konferensi untuk membahas peran agama dalam menghadapi dampak negatif perubahan iklim. Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi yang akan berlangsung Rabu, 4 Oktober 2023.
Konferensi ini akan dihadiri 150 peserta yang merepresentasikan berbagai agama di Asia Tenggara, cendekiawan, akademisi, dan generasi muda yang peduli terhadap isu perubahan iklim.
Konferensi ini mengambil tema besar “Ikhtiar Menghidupkan Kembali Nilai-Nilai Agama dan Budaya Lokal dalam Menyikapi Perubahan Iklim, Pelestarian lingkungan, dan Pembangunan Berkelanjutan”.
Sekretaris Jenderal MHM Konselor Mohamed Abdelsalam menyatakan bahwa konferensi ini diadakan dalam rangkaian konferensi serupa yang juga akan diselenggarakan oleh MHM di Abu Dhabi.
Tujuannya, mendiskusikan kontribusi pemikiran tokoh dan pemuka berbagai agama sekaligus menemukan solusi untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Selain itu, konferensi ini juga dimaksudkan untuk membangun dan meningkatkan kesadaran tentang risikonya.
“Konferensi Asia Tenggara ini diadakan sebagai persiapan untuk Konferensi Tingkat Tinggi Pemimpin dan Pemuka Agama Sedunia yang akan diadakan di Abu Dhabi pada 6 dan 7 November 2023,” terang Konselor Abdelsalam, Selasa (3/10).
Abdelsalam menambahkan bahwa Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara ini juga merupakan persiapan menuju Conference of the Parties 28 (COP28) yang akan diselenggarakan di Uni Emirat Arab pada akhir tahun ini.
“Pada COP28 nanti, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah penyelenggaraan COP, akan ada ‘Paviliun Agama’ yang diprakarsai oleh MHM,” ujar Abdelsalam.
“Paviliun Agama akan menjadi platform global dialog antaragama dalam menghadapi isu perubahan iklim,” lanjut Abdelsalam.
baca juga: Majelis Hukama Muslimin Resmikan Kantor Regional Asia Tenggara di Jakarta
Anggota Majelis Hukama Muslimin asal Indonesia Prof. Dr. M. Quraish Shihab mengatakan bahwa dunia saat ini menghadapi ancaman perubahan iklim akibat kerusakan alam dan lingkungan.
Hal ini menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim sudah nyata dan terasa akibat kekeringan, pemanasan global, mencairnya salju di Antartika, dan naiknya permukaan air laut.
“Kita semua, individu, kelompok, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, harus bekerja sama untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dan mencegah penyebaran polusi,” tegas Quraish Shihab.
Quraish Shihab menambahkan bahwa langkah penanggulangan tersebut harus dilakukan dalam skala seluas-luasnya. Upaya yang dilakukan untuk mencegah dampak perubahan iklim kini tidak lagi terbatas hanya pada aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab dibutuhkan peran yang mendesak dari para tokoh agama untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kemanusiaan ini.
Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin TGB M. Zainul Majdi menjelaskan, konferensi yang akan dihadiri oleh banyak tokoh pemerintahan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja akan membahas sejumlah topik penting.
Konferensi ini direncanakan akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis dan efektif untuk meningkatkan upaya mencegah dampak negatif isu perubahan iklim, berdasarkan praktik baik yang telah berjalan di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada Konferensi Tingkat Tinggi Pemuka dan Tokoh Agama Sedunia yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Muslimin di Abu Dhabi pada November mendatang.
Rekomendasi itu juga akan disampaikan pula kepada Sekretariat Jenderal Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Sekretariat Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Sekretariat PBB, serta Forum Konferensi Asia-Dunia tentang Perubahan Iklim. (N-1)
tari bali yang berjumlah 127 tarian dan masing-masing menampilkan keunikan serta cerita tersendiri yang menjadi ciri kebudayaan Bali
Adil adalah sama juga seimbang. Karena tidak selalu yang sama itu seimbang.
Bekas desa itu ditemukan di reruntuhan hanya 1,6 kilometer dari Laut Galilea.
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi potensi konflik yang mungkin terjadi pada saat Pilkada Serentak 2024.
Ridwan Kamil merespons kabar yang menyebut bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) hanya menghadirkan program untuk satu agama tertentu saja
Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) 2019
Tak hanya warga beragama Kristen (Protestan dan Kotolik), tetapi umat Muslim (Islam), Hindu, dan Buddha pun berbaur membantu kesuksesan hari raya tersebut.
Tradisi inisiasi Tao, atau yang dikenal sebagai taoyingsuk merupakan momen sakral di mana individu memasuki jalan kepercayaan Tao secara lebih dalam.
Dalam sidang IPU 146 terdapat kesamaan semangat dan pandangan dengan draft yang diajukan delegasi Indonesia dan Qatar.
PEMIMPIN pemerintah transisi Bangladesh Muhammad Yunus berjanji memastikan pemenuhan hak-hak berbagai umat beragama di negara tersebut.
Kepala Negara tidak mau bupati dan wali kota sewenang-wenang dengan mengeluarkan regulasi yang melarang pembangunan rumah ibadah atau melarang umat beragama tertentu beribadah.
WAKIL Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi meminta jajaran Kemenag mewaspadai isu fanatisme kelompok di tahun politik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved