Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Doxing Dunia Maya Terjadi Belum Bijak Bermedia Sosial

Despian Nurhidayat
28/9/2023 16:41
Doxing Dunia Maya Terjadi Belum Bijak Bermedia Sosial
Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati(Dok Pri)

Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan bahwa fenomena doxing atau aksi penyebarluasan informasi pribadi kepada publik yang dilakukan di ruang digital, terjadi disebabkan oleh belum pahamnya masyarakat mengenai cara untuk mengelola kehidupan di dunia digital.

“Doxing ini sebetulnya upaya untuk membagikan hal yang sifatnya informasi pribadi dan bisa jadi rahasia atau tidak. Karena doxing ini bukan hal yang canggih beda dengan hacking karena ini perilaku manusia digital yang menjadikan media sosial sebagai etalase dirinya,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Kamis (28/9).

“Semua begitu transparan. Sehingga kalau ada orang yang mau lakukan cyber bullying dengan menyebar informasi padahal ini sudah disebarkan oleh pemilik konten secara tidak langsung,” sambung Devie.

Baca juga : Mengenal Doxing dan Hukumnya di Indonesia

Lebih lanjut, menurutnya sejak pandemi covid-19 pada 2020 lalu, dunia telah jsdi mendadak digital. Hal ini otomatis membuat kehidupan digital menjadi naik, tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman mengelola kehidupan di dunia digital.

Baca juga : Tindakan Doxing Bisa Termasuk Dalam Kategori Cyber Bullying

Padahal negara itu sudah meluncurkan program lancar digital yang terdiri dari butuh kecakapan untuk mengelola digital, aman dan tidak menyebarkan informasi sehingga membuat anda terancam, berbudaya, dan etika.

Namun, rupanya masyarakat masih abai terhadap program tersebut dan malah kebablasan dalam menggunakan media sosial.

Oleh karena itu, Devie menyatankan pemerintah untuk lebih tegas dalam memberlakukan aturan mengenai penggunaan ruang digital.

“Jadi pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara gencar terkait ruang digital setelah itu zero tolerance. Ruang digital itu harus diatur. Fungsi negara itu harus mengatur. Kalau enggak akan sulit. Jadi harus dijaga bersama. Negara pastikan sosialisasi dan nantinya sudah tidak ada lagi toleransi,” pungkasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya