Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KETUA Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengemukakan banyak yang mengaku sebagai bagian dari NU hanya demi kepentingan jabatan. Pasalnya, saat ini NU semakin berkembang dan anggotanya semakin banyak.
Gus Yahya menerangkan saking besarnya NU, kini banyak yang mengaku sebagai warga NU. Ini khususnya guna meraih jabatan mulai dari anggota DPR hingga wakil presiden.
"Ini menurut saya krusial. Kenapa? Ini karena NU sudah berkembang begitu besar sehingga menjadi sumber leverage yang luar biasa. Yang saya bilang, sekarang ini orang yang mengaku NU saja bisa jadi anggota DPR, bisa jadi bupati, bisa jadi calon paling enggak wakil presiden, hanya dengan mengaku NU begitu," ungkap Gus Yahya saat bedah buku berjudul Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Gus Yahya Ingatkan Jajaran Junjung Tinggi Rais 'Aam PBNU
Karena itu, Gus Yahya menekankan pentingnya kembali menjernihkan visi misi NU ke depan. Gus Yahya menegaskan pihaknya tak ingin ada pihak yang mengambil keuntungan dengan membawa embel-embel NU.
"Jangan sampai orang ber-NU mengambil untung dari leverage-leverage ini. Jadi harus dikembalikan. Ini soal bagaimana membangun, memelihara, dan mengembangkan peradaban ikhlas yang sudah diwariskan kepada kita," tegas Gus Yahya.
Baca juga: Tujuan Pendirian Nahdlatul Ulama serta Visi Misinya
Adapun sebelumnya Rais 'Aam PBNU Miftachul Akhyar menyebut ada tokoh NU yang lupa bahwa NU tidak boleh turut serta berpolitik. "Sepertinya ini ada yang lupa kalau Nahdlatul Ulama menjaga jarak, ya ibaratnya kura-kura di dalam perahu, pura-pura tidak tahu," ungkap Miftachul dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Pondok Pesantren Al Hamid, Senin (18/9/2023).
Miftachul mengenukakan anggota yang memanfaatkan identitas NU untuk kepentingan politik praktis dan lupa pulang ke NU kecuali jika ada masalah. "Kita sudah tahu, bahkan pernah diputuskan dalam muktamar di Solo, muktamar ke-31 kalau tidak salah, bahwa bagaimana Nahdlatul Ulama menjaga jarak dengan partai politik, semua partai politik," terang Miftachul. (Z-2)
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menguatkan kolaborasi dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) untuk bersama-sama mengatasi masalah bangsa yang terjadi.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, meminta partai politik (parpol) agar terus memperkuat jajarannya dan berdikari.
BADAN Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melakukan kunjungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kunjungan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi
KETUA Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya bersama Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar menemui Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan
Gus Yahya menegaskan bahwa proses pemilu adalah sebuah tahapan yang harus dijalani bersama.
Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan NU memiliki potensi besar dalam ikhtiar mengatasi konflik di Timur Tengah. NU telah aktif di berbagai forum global guna menyuarakan perdamaian dunia,
Dalam kalender yang digunakan umat islam, ada bulan tertentu yang dimaknai lebih mulia. Selain Ramadan dan Rajab, Muharram juga menjadi bulan yang dirayakan umat Islam dengan suka cita.
Sheikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengungkapkan pujiannya kepada Nahdlatul Ulama (NU), atas peran dan kiprahnya di bidang kemanusiaan dan dunia internasional.
Dalam kegiatan ini, ratusan kader Muslimat NU dari berbagai daerah hadir mengikuti pembelajaran dan pemetaan potensi diri melalui metode Talent DNA yang dikembangkan oleh Founder ESQ
TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka.
Pada era Soeharto, peran Islam dalam politik luar negeri Indonesia sering disampingkan karena pemerintah lebih mendorong kebijakan luar negeri yang bebas-aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved