Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MESKI tidak dialiri listrik, Kampung Kadoku tetap terang berkat gemerlap bintang yang terlihat jelas setiap malam. Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) sepanjang Juli-Agustus beberapa kali mengunjungi Kampung Kadoku di Kecamatan Wanokaka, Desa Weimangoma, Sumba Barat.
Kunjungan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat FIB UI yang diketuai Diah Kartini Lasman, M.Hum. (Dosen Prodi Prancis FIB UI) beranggotakan dua rekan dosen yakni Dr. Hendra Kaprisma (Dosen Prodi Rusia, Manajer Umum FIB UI) dan Nazarudin, M.A. (Dosen Prodi Indonesia FIB UI) beserta dua mahasiswa, yaitu Syifa Nurannisa dan Diajeng NRS dengan tujuan membuat narasi digital Kampung Kadoku yang juga diterbitkan dalam bentuk QR Code.
Kampung Kadoku adalah salah satu kampung tradisional yang masih mempertahankan ritual-ritual adat dan tradisi lisan nenek moyang. Dalam kampung ini terdapat 20 rumah tradisional yang dikenal dengan Uma Menara dan beratap menara dari alang-alang.
Uma Menara adalah rumah adat Sumba berarsitektur rumah panggung dari bambu dan papan kayu. Rumah utama di Kampung Kadoku bernama Uma Habei yang konon didirikan langsung oleh Ubu Uang, pendiri Kampung Kadoku. Di dalam Uma Habei masih terdapat ukiran yang lazim disebut 'Habei'. Ukiran ini masih dikenal sebagai ukiran pamali dan tidak boleh difoto atau dilihat oleh orang dari luar kampung Kadoku.
Pendirian Kampung Kadoku ini berkaitan dengan Legenda Lende Watu, yaitu runtuhnya jembatan batu yang menghubungkan Sumba dengan pulau lain. Tidak ada yang tahu dengan pasti mengenai pulau lain yang disebut dalam legenda ini. Ada yang menduga pulau lain itu adalah Bima (Sumbawa), ada pula yang menduga pulai lain itu adalah Flores.
Namun demikian, jembatan batu karang yang disebut sebagai Lende Watu ini diyakini telah membawa banyak warga Sumba pergi dan tidak kembali. Umbu Uang adalah pertapa suci dari dalam gua yang menguasai petir dan halilintar. Dengan kekuatannya, Umbu Uang menghancurkan Lende Watu. Setelah itu, Umbu Uang mendirikan Uma Habei di Kampung Kadoku yang hingga kini masih dapat kita lihat.
Legenda yang menjadi warisan sastra lisan Sumba inilah yang dinarasikan secara digital oleh Tim Pengmas FIB UI. Narasi budaya digital itu dibuatkan QR Code, lalu QR Code ini ditempatkan di dalam desa adat yang dapat menjadi rujukan bagi wisatawan yang ingin mengetahui kisah asal-usul kampung ini.
Mengingat sinyal di Sumba yang tidak selalu stabil, tim Pengmas FIB UI juga mencetak narasi budaya digital berbahasa Indonesia dan Inggris dalam sebuah poster yang ditempatkan di pintu masuk Kampung Kadoku. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan kampung adat Kadoku menjadi destinasi wisata berbasis digital pertama di Pulau Sumba.
Hal tersebut diharapkan menjadi sebuah pilot project untuk kampung-kampung adat lainnya. Pengmas FIB UI ini disambut baik oleh Dinas Pariwisata Sumba Barat, yang dipimpin oleh Charles H. Weru selaku Kepala Dinas dan dijembatani oleh Ibu Annisa Umar Bamualim selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Sumba Barat.
“Narasi budaya digital sangat penting dalam pelestarian budaya dan juga dalam penentuan destinasi wisata berkelanjutan. Kita tidak mau para turis hanya datang dan melihat bentuk kampung adat tanpa memahami esensinya. Hal inilah yang mendasari kegiatan kami.” ujar Diah Kartini Lasman selaku ketua Tim Pengmas FIB UI.
Ia juga mengatakan bahwa ke depannya, Tim Pengmas FIB UI masih akan membuat narasi budaya digital untuk setiap Uma Menara yang ada di Kampung Kadoku karena baru diketahui dalam penelusuran ini bahwa setiap Uma Menara memiliki nama, fungsi dan kisah masing-masing dalam ritual adat Kadoku. (H-1)
Satu penumpang meninggal di tempat kejadian, sedangkan 4 orang meninggal dalam perawatan di puskesmas Kabu Karudi, Lamboya.
Desa Wisata Tebara terletak di Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
pelatihan berfokus pada pemberian keterampilan dasar dalam membuat tenun, serta teknik-teknik yang diperlukan untuk menciptakan karya yang berkualitas.
SUKARELAWAN GMC kembali melakukan kegiatan positif dengan merangkul kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di NTT, dengan membagikan bahan tenun di Desa Weelonda
Salah satu yang disorot yakni kandang ternak yang masih ditempatkan di rumah panggung sehingga menimbulkan risiko nyamuk menggigit manusia.
Ketua Unit Kerja Khusus (UKK) Science Techno Park(STP) UI, Chairul Hudaya mengutarakan pihaknya memiliki 10.000 hak kekayaan intelektual yang masih aktif saat ini yang dapat dihilirisasi.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
Penandatanganan ini merupakan upaya mendukung UI menjadi universitas unggul dan berdampak secara global.
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan hal tersebut, sebab keberadaan kampus asing dapat menimbulkan risiko keluarnya devisa dalam bidang pendidikan tinggi.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved