Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMENTERIAN Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengaku prihatin terhadap buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan menaruh perhatian terhadap kesehatan anak, terutama anak balita.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Keluarga Kementerian PPPA, Indra Gunawan mengimbau agar anak lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan. Sangat tidak disarankan untuk mengajak anak berpergian keluar rumah atau bermain di ruang terbuka.
"Ini untuk mencegah anak jangan sampai terkena ISPA ya, kita berharap orang tua bisa memberi pemahaman ke anak-anak mereka agar mengurangi aktivitas di luar. Hanya ini satu-satunya yang bisa kita lakukan khususnya di Jakarta yang kualitas udaranya sangat buruk, masih polusi," kata Indra di kantor KemenPPPA, Jumat (25/8).
Baca juga : Kemenperin Bentuk Tim Inspeksi Pengendalian Emisi Industri di 3 Provinsi
Indra menegaskan kegiatan dalam ruangan saat ini lebih tepat diberlakukan bagi anak. Hal ini demi menjaga kesehatan anak agar terhindar dari dampak polusi udara.
"Banyak aktivitas indoor yang bisa dilakukan seperti bermain, belajar. Sementara itu dulu yang bisa kita lakukan untuk anak-anak," ujar Indra.
Baca juga : PDIP Usul Ganjil Genap 24 Jam untuk Tekan Polusi, Heru: Semua Usul Dikaji
Indra juga mendukung rencana Pemprov DKI Jakarta yang mengizinkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 pada 4-7 September 2023 bagi sekolah di wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.
"Sudah ada kebijakan di Jakarta anak-anak belajar dari rumah," ujar Indra.
Selain itu, Indra mengimbau orang tua dapat memberi penjelasan mudah dan lengkap kepada anak soal bahaya polusi udara. Indra menyarankan orang tua menggunakan bantuan gambar atau gerakan tubuh untuk mempermudah penjelasannya.
"Misalnya menggunakan bahasa tubuh, penggambaran, karena batuk saja anak sudah terganggu aktivitasnya. Ini bisa kita praktekkan dan beri contoh agar anak mudah memahami bahaya ISPA," ucap Indra.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menyarankan anak kembali berkegiatan dan sekolah dari rumah akibat memburuknya kualitas udara di Ibu Kota.
Dia menyebut kemampuan adaptasi anak terhadap polusi masih lebih rendah dari orang dewasa.
"Anak anak tidak sekuat orang dewasa. Bila mereka mengalami sakit, tak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan," kata Jasra.
Meski Jasra memahami, pasti bermain dan mengeksplor dunia luar sangat diinginkan anak-anak dan memang diperlukan untuk perkembangan motoriknya. Tetapi dia menyarankan agar anak-anak tetap diberi pemahaman untuk membatasi diri berkegiatan di luar ruangan.
"Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang di rasanya. Padahal mereka juga butuh diselamatkan dalam polusi udara ekstrim dan suhu tinggi di Jakarta," ujar Jasra.
Polusi udara yang sangat buruk di Jabodetabek dalam beberapa waktu terakhir memaksa pemerintah untuk mengambil kebijakan cepat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan opsi pemberlakuan kembali work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi pekerja kantoran di Ibu Kota sebagai solusi jangka pendek.
Diketahui, sejak 12 Agustus 2023, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat berada di angka 156 dengan kategori tidak sehat.
Sejumlah faktor menjadi penyebab memburuknya kualitas udara di Jabodetabek, salah satunya adalah kemarau panjang yang telah terjadi selama tiga bulan terakhir menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.
Selain itu, pembuangan emisi dari transportasi dan aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur. (Z-5)
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
Berdasarkan hasil survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2024, kekerasan kepada anak baik fisik, digital, hingga seksual masih menjadi masalah yang harus ditangani.
Kementerian PPPA juga dikatakan sudah berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan Hari Anak Nasional.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
Sejak Januari hingga 14 Juni 2025, pelaporan yang masuk di Kementerian PPPA lebih dari 11.800. Kemudian laporan meningkat tajam menjadi sekitar 13 ribu per 7 Juli 2025.
Kemen PPPA menyusun modul edukasi untuk memperkuat peran keluarga mencegah Pemotongan dan Perlukaan Genitalia Perempuan atau sunat perempuan
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved