Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Peneliti BRIN Apresiasi Ajinomoto yang Terapkan Industri Hijau

Media Indonesia
23/8/2023 10:51
Peneliti BRIN Apresiasi Ajinomoto yang Terapkan Industri Hijau
Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono XIX: ‘Pengembangan Industri Kimia Hijau Menuju Perwujudan Ekonomi Sirkular’ secara hybrid.(Ist)

SALAH satu produsen bumba masak di Indonesia, PT Ajinomoto Indonesia berusaha membantu kelestarian hidup yang berkelanjutan untuk masa depan, dengan mengikuti arahan pemerintah Indonesia.

Ajinomoto telah ekonomi sirkular dan berbagai aktivitas yang mendukung terciptanya Sustainable Development Goals (SDGs).

Hal tersebut diungkapkan dalam Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono XIX: ‘Pengembangan Industri Kimia Hijau Menuju Perwujudan Ekonomi Sirkular’ secara hybrid yang dihadiri 220 mahasiswa di Kampus UPN Veteran, Jawa Timur (Jatim), baru-baru ini.

Baca juga: Ajinomoto Gandeng Para Petani Manfaatkan Produk Samping untuk Pupuk

Dalam seminar yang diselenggarakan kerja sama antara Fakultas Teknik Kimia, UPN Veteran dan Ajinomoto, Direktur PT Ajinomoto Indonesia Ir. Yudho Koesbandryo mengatakan bahwa menuju tahun 2030, Ajinomoto Indonesia bersama dengan Ajinomoto di seluruh dunia  memiliki visi besar, yaitu meningkatkan harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia dan megurangi dampak lingkungan dari kegiatan bisnis perusahaan hingga 50%.

"Untuk mencapai visi tersebut,  Ajinomoto mentransformasi seluruh karyawannya menjadi health provider," kata Yudho.

Dukung Capaian SDGs

"Seluruh karyawan Ajinomoto dibekali pengetahuan terkait gizi, kesehatan keluarga dan juga kelestarian lingkungan yang bukan hanya untuk diri sendiri namun bisa dibagikan juga untuk keluarga dan masyarakat Indonesia," jelasnya.

Yudho menjelaskan seluruh aktivitas yang mendukung terciptanya Sustainable Development Goals (SDGs) di Grup Ajinomoto Indonesia.

Baca juga: Ajinomoto Ajak Masyarakat Hidup Sehat dan Peduli Lingkungan

Narasumber dari institusi pemerintah, Kepala Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur, Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Ir. Hens Saputra, M.Eng., IPU, menjelaskan peranan teknologi industri proses dan manufaktur guna mendukung ekonomi sirkular.

Narasumber dari akedemisi, Guru Besar Teknik Kimia, dari UPN Veteran Jawa Timur Prof. Dr. Ir. Ni Ketut Sari, Guru Besar Teknik Kimia, dari UPN Veteran Jawa Timur, menjelaskan seputar riset-riset yang tengah dikembangkan guna mendukung pengembangan industri kimia hijau.

Kurangi Buangan Emisi Karbon

“Terkait praktik ekonomi sirkular dan aktivitas lain yang mendukung terciptanya SDGs di bidang kelestarian lingkungan, Grup Ajinomoto Indonesia melakukan proses pengolahan limbah (waste) cair maupun padat untuk kemudian dihasilkan produk samping atau co-products yang memiliki nilai lebih di masyarakat," jelas Yudho.

"Kemudian, kami juga berhasil mengurangi buangan emisi karbon, meningkatkan efisiensi penggunaan raw material dan air pada proses produksi, pengurangan material plastik pada Brand Masako® dan inovasi produk MSG Aji-No-Moto® kemasan kertas," terangnya.

Baca juga: Sertifikasi Industri Hijau Tingkatkan Daya Saing Industri

"Kami juga membangun fasilitas pengelolaan sampah (waste station) bersama Rekosistem, serta upaya untuk penggunaan renewable energi seperti panel surya, dan rencana penggunaan biomass sebagai sumber energi yang perlahan menggantikan batu bara," papar Yudho.

"Atas semua upaya tersebut, kami mendapatkan apresiasi dari Kemenperin RI dengan mendapatkan penghargaan Industri Hijau Kategori Level 5 (tertinggi),” ungkap Yudho.

Apresisi Ajinomoto Terapkan Industri Hijau

Menanggapi pernyataan Yudho, Hens Saputra, merasa bahagia melihat perkembangan di sektor industri khususnya Ajinomoto, yang sangat memperhatikan aspek-aspek dalam industri hijau.

“Saya lihat dari segi teknologi proses, Ajinomoto sudah banyak perkembangannya. Terbukti 7 pilar (bahan baku; air; produk; emisi gas rumah kaca; proses produksi; pengelolaan limbah; energi) dalam pengembangan industri hijau konsisten dijalankan dan ada perkembangannya," ucap Hens.

“Untuk bisa ditingkatkan lagi, saya pikir perlu adanya kolaborasi antara sektor industri dengan lembaga penelitian dan pengembangan seperti BRIN, karena sekarang ini di kami menyediakan akses terbuka kepada tenaga ahli, dan kami juga mempunyai fasilitas seperti laboratorium serta perlengkapan penunjang lainnya," tutur Hens. (RO/S-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya