Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PLATFORM Kedaireka kembali menggelar RekaTalks yang dirancang khusus untuk memberikan perspektif lebih luas kepada para akademisi di perguruan tinggi dan pelaku di dunia industri dalam sinergi dan kolaborasi serta berinovasi yang dapat berdampak sosial berkelanjutan dengan optimal.
Dengan mengusung tema “Creating Impactful Innovation Through Technology for Sustainable Development”, RekaTalks menghadirkan dua menteri yakni Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Menparkeraf Sandiaga Uno, serta Plt Dirjen Dikti Kemendikbudristek Nizam, Rektor IPB University Arif Satria, para inovator, akademisi dan kalangan industri
Nizam mengatakan RekaTalks sebagai bagian dari ekosistem Kedaireka, bertujuan memberikan ruang bagi dunia akademis untuk berinteraksi dengan praktisi industri, berkolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif untuk tantangan industri dan masyarakat.
Baca juga : Kedaireka Bongkar Rahasia Sukses Pembangunan Berkelanjutan
"Dengan kedaireka talks diharapkan dapat lebih mendorong kolaborasi inovatif lebih besar antara dunia akademisi dan industri serta mempercepat komersialisasi teknologi di industri dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa," kata Nizam.
Rektor IPB University Arif Satria mengapresiasi platform Kedaireka menjadi jembatan insan akademik perguruan tinggi bersama dunia industri saling berkolaborasi dan berinovasi.
Baca juga : Matching Fund Kedaireka Bangun Kolaborasi Pengusaha Muda dan PT
“Saya apresiasi kedaireka ini, karena merupakan jembatan bagi industri dan perguruan tinggi guna menghasilkan inovasi-inovasi perguruan tinggi yang bisa dihasilkan untuk bisa direalisasi. Sehingga perguruan tinggi semakin memiliki impact yang tinggi terhadap industri," kata Arif didampingi salah satu dosen IPB yang juga inovator penerima hibah kedaireka, Roza Yusfiandani.
Menurut Roza hibah kedaireka senilai Rp1 miliar pada tahun 2021 menghasilkan karya inovasi rumpon portable yakni alat bantu untuk nelayan guna menarik ikan-ikan berkumpul disekitar sehingga para nelayan dapat langsung melakukan penangkapan ikan.
Pihaknya telah bekerja sama dengan perusahaan dan dihiliriasi oleh startup sahabat nelayan. Rumpon portable telah digunakan di 8 provinsi di Indonesia meliputi Aceh, Lampung, Banten, Papua, Kalimantan, Kepulauan Seribu, Pelabuhan Ratu, dan Bangka Belitung
Manfaat yang dirasakan nelayan, diantaranya di Bontang Kalimantan Timur terjadi peningkatan hasil penangkapan dengan menggunakan alat tersebut.
"Kelebihan alat rumpon portable ini mudah dibawa saat naik kapal atau perahu nelayan di perairan, kemudian menggunakan frekwensi suara.Saat langsung diturunkan, suara berbunyi, yang menarik perhatian ikan berdatangan. Sehinggs nelayan tinggal melakukan penangkapan," ungkap Roza yang juga Wakil Kepala Tani dan Nelayan Center.
Alat portable ini per unit senilai Rp12 juta hingga ratusan juta. Atas keberhasilan karya inovasinya ini, Roza mengaku mendapat undangan ke luar negeri ke Madagaskar.
" Saya diundang ke Madagaskar 19 Agustus ini untuk presentasi dan membuat rumpon portable nelayan di sana, " pungkas Roza sumringah.
Pada kesempatan sama, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengutarakan dalam membentuk sinergi memanfaatkan perkembangan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan merupakan dua fase sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan program-program strategis nasional yang berkelanjutan.
"Keselarasan kolaborasi antara kalangan akademik perguruan tinggi dan dunia industri harus terus dioptimalkan. Juga proses evaluasi dan keterbukaan akan berbagai ide dan wawasan dari multi-stakeholders dari berbagai bidang. Inilah mengapa kami menciptakan platform Kedaireka beserta ekosistemnya, dimana acara seperti RekaTalks kali ini memiliki peran sangat penting dalam proses tersebut," pungkasnya.(Z-5)
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Kampus mencari siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter etis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan tangguh dalam menghadapi perubahan.
MASA depan kayu dinilai bukan hanya sebagai material bangunan, tetapi juga sebagai sumber energi terbarukan.
Serikat Pekerja menuntut agar kebijakan yang diambil tetap berpijak pada prinsip kedaulatan, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekonomi.
Lighting Experience Days 2025 ini untuk meningkatkan keterampilan pelaku industri tata cahaya dan memperluas jaringan.
STARTUP Indonesia Nosuta membuka jalan bagi mahasiswa kehutanan untuk berkarier di Jepang. Lima belas mahasiswa Program Studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Indonesia berada di persimpangan antara pertumbuhan keuangan digital dan meningkatnya minat investor regional — ini momentum penting bagi industri kripto lokal.
Endress+Hauser, perusahaan instrumentasi pengukuran, layanan, serta rekayasa proses industri, merelokasi kantor cabang Medan ke lokasi yang lebih strategis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved