Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Upaya Promotif dan Preventif Penanggulangan Stunting Harus Terus Ditingkatkan

Media Indonesia
01/8/2023 16:51
Upaya Promotif dan Preventif Penanggulangan Stunting Harus Terus Ditingkatkan
Anak-anak makan bersama pada acara Gizi Untuk Banyuwangi di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (20/6/2023).(Antara/Budi Candra Setya.)

DORONG terus upaya promotif dan preventif dengan melibatkan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional. 

"Berbagai upaya preventif melalui deteksi dini sangat penting dalam mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting yang telah ditetapkan pemerintah," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8). Dengan gencarnya upaya preventif, tambah Lestari, upaya pencegahan stunting bisa mulai dilakukan sejak 100 hari pertama kelahiran sebagai masa krusial untuk mengatasi stunting. 

Pada awal tahun ini Kementerian Kesehatan secara khusus berfokus pada program deteksi dini stunting yang dilakukan melalui pengukuran di posyandu. Guna mencegah bayi mengalami stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri. Diagnosis stunting dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan antropometri, dan alat penunjang lain.

Baca juga: Lestarikan Nilai-Nilai dari Ki Hajar Dewantara untuk Bangun Karakter Anak Bangsa

Kementerian Kesehatan mencatat kebutuhan antropometri kit di Indonesia mencapai 313.737 unit guna memenuhi kebutuhan di 303.416 posyandu di Tanah Air. Pada 2023 pemerintah menargetkan alat tersebut sudah masuk dan memenuhi kebutuhan di 127.033 posyandu. 

Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat dengan kondisi peralatan yang masih terbatas sangat diharapkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan para tenaga kesehatan serta para relawan penggerak posyandu terkait stunting. Diakui Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya pencapaian angka prevalensi stunting 14% pada 2024 cukup berat bila langkah tersebut tidak mendapat dukungan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat. Sebagai misal, tambah Rerie, bantuan dari pihak swasta dalam bentuk ketersediaan sumber protein untuk keluarga prasejahtera sangat berarti dalam upaya preventif untuk penanggulangan stunting. 

Baca juga: Program Percepatan Penurunan Stunting Harus Dibarengi Pemahaman Masyarakat

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meyakini bila upaya penanggulangan stunting dipahami masyarakat luas dan menjadi satu gerakan nasional, upaya untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional 14% pada 2024 bisa tercapai. Dengan demikian, tegas Rerie, upaya menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berkarakter kuat dan berdaya saing yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman dapat terwujud. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya