Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DUA film terpilih Festival Film Bulanan Lokus 6 sudah resmi diumumkan. Film Terpilih pertama diraih oleh film berjudul ‘Setelah Kita Menangis’ karya Sutradara Fani Atma Wijaya asal Palembang dan film terpilih kedua diraih oleh film ‘Pabaruak’ karya Sutradara Indah Septy Elliyani asal Batusangkar, Sumatra Barat.
Salah satu tim kurator yang juga selaku Senior Business Development Manager of IDN Media, Rahma Guntari mengapresiasi karya para peserta.
“Lokus 6 ini bagus-bagus dan lebih prepare dari semua sisi. Dari segi cerita seperti gagasan, storytelling, dan voice-nya sudah prepare dengan baik. Beberapa film juga seperti sudah tahu mau dibawa untuk ke ajang festival luar negeri,” ujar Rahma dalam keterangan, Senin (24/7).
Baca juga: Program Sinema Keliling Dorong Perkembangan Ekosistem Perfilman Nasional
Untuk kedua film terpilih sendiri, Rahma berpendapat, film-film yang terpilih adalah film nan dapat dinikmati.
Kedua Film Terpilih Enak Dinikmati
“Kedua film ini enak dinikmati. Bagus dua-duanya. Ide ceritanya tergambarkan dari visualnya sendiri. Baik itu dari narasinya, estetikanya, dan storytelling-nya,” ucap Rahma.
Satu suara dengan Rahma Guntari, kurator Mohamad Ariansah yang juga sebagai dosen film dan televisi serta resensator film menyampaikan lokus 6 ini lumayan oke dan jauh lebih baik dibandingkan lokus sebelumnya.
Baca juga: Film Jiwa Jagad Jawi Raih 4 Penghargaan Internasional
“Jauh dibandingkan sama bulan lalu. Kalau nyari film untuk dibawa ke luar negeri, dari lokus ini lumayan oke,” ujar Ale (sapaan akrab Mohamad Ariansah).
Menurut Ale, cara penyampaian ceritanya (storytelling-nya) canggih. “Aku suka Pabaruak. Level storytelling-nya sudah bukan lagi masuk ke fisik tapi metafor dan ironi gitu. Buat aku canggih cara penyampaian ceritanya,” tutur Ale.
Sementara untuk film ‘Setelah Kita Menangis’, Ale mengungkapkan tim produksi memiliki kekuatan di pengadeganan.
"Kesadaran bagaimana di dalam visual bukan hanya bicara kekuatan tentang kamera saja, kekuatan editing saja, tapi koreografi pemain di setting sedemikian rupa dan relasi antar karakternya baik”, ungkap Ale.
Baca juga: Festival Film Bulanan, Sandiaga: Kompetensi Sineas Lokal Harus Dikembangkan
Sutradara dan penulis skenario, Rahabi Mandra, yang di Festival Film Bulanan ini juga sebagai kurator menyatakan kedua film ini memiliki keunggulan tersendiri.
“Mereka (kedua Film Terpilih) memiliki kaidah-kaidah visual dan penggunaan audio yang baik. Lalu bagaimana mereka mencoba men-challenge secara teknis tentang pembuatan film bahwa ada perspektif, kita bisa main foreground, main tengah, main background, itu bisa dimainkan lagi," jelasnya.
"Bahwa stage itu bukan cuma tentang editing doang tapi ada staging an action itu bisa lebar. Kemudian men-challenge lagi bahwa kita bisa menggunakan binatang, itu enggak mudah juga untuk men-direct binatang," ucap Abi.
"Jadi capaian-capaian ini hanya bisa dihasilkan dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi. Saya rasa mereka melakukan itu dengan baik,” jelas Abi.
Sandiaga Uno Beri Apresiasi
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menperakraf) Sandiaga Uno memberikan apresiasi kepada tim produksi film ‘Setelah Kita Menangis’ dan ‘Pabaruak’ karena sudah menghasilkan karya luar biasa.
“Kami ingin memberikan apresiasi kepada kedua film terpilih Festival Film Bulanan lokus 6. Bangga sama kreator film pendek Tanah Air yang sudah menghasilkan karya yang baik dan disiapkan untuk dibawa ke kancah internasional," ujarnya.
"Ini menjadi bukti bahwa pelaku kreatif kita punya bakat yang luar biasa dan bisa mendunia,” kata Sandiaga Uno, Senin (24/7/2023) dalam keterangannya.
Baca juga: 5 Tokoh Legendaris Perfilman Indonesia Bakal Hiasi Walk of Fame Jababeka Movieland
Sebagai bentuk apresiasi dari Kemenparekraf, bagi kedua film terpilih akan mendapat sertifikat, suvenir, kesempatan mengikuti workshop perfilman, dan menjadi nominasi di malam penganugerahan Festival Film Bulanan yang diselenggarakan pada bulan Desember.
Selain itu, sebagai bagian dari eksibisi, akan ada penayangan poster digital di sejumlah area Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan penayangan film di acara ‘Sinema Keliling’, bioskop maupun media Over The Top (OTT).
Sandiaga Uno juga mengimbau para sineas yang berada di Kalimantan agar mempersiapkan diri karena pendaftaran Lokus 7 akan dibuka pada tanggal 2 Agustus mendatang.
Sandiaga Uno mengajak pihak yang tertarik untuk berkompetisi dengan karyanya bisa mengecek informasi di akun Instagram @festivalfilmbulanan dan website festivalfilmbulanan.com. (RO/S-4)
IPO Bootcamp 2025 hadir di Jakarta bersama Sandiaga Uno dan para praktisi bisnis untuk membekali pelaku usaha dengan strategi meningkatkan valuasi hingga 10x dan mempersiapkan IPO.
Lalu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto
DALAM rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025, Rumah SandiUno Indonesia (RSI) menggelar acara RSI Fun Run 2025.
Yayasan Indonesia Setara (YIS) berkolaborasi dengan Kitaoneus.asia dan Refo menghadirkan pelatihan pemasaran digital bertajuk Saatnya Difabel Setara.
MESKI tak lagi berada di dalam pemerintahan, perhatian Founder Yayasan Indonesia Setara (YIS), Sandiaga Uno terhadap masyarakat desa, khususnya kalangan petani terus ditunjukkan.
ADA empat nama yang muncul untuk dicalonkan menjadi kandidat ketua umum PPP, dua dari dalam internal partai dan dua dari luar. Dari internal ada dua nama yaitu Sandiaga Uno dan Taj Yasin.
Tahun ini, Festival Film Flobamora mengangkat tema Kalunga dari bahasa Sumba sebagai simbol tumbuh dan berkembangnya perfilman di wilayah ini.
Cinta Laura tampil memesona sembari membawa pesan kuat tentang representasi dan kekuatan perempuan Indonesia di panggung global.
Founder Cilacap Kreatif Romi Angger Hidayat menyampaikan TJIFF yang dipersembahkan Cilacap Kreatif dan Rekarya mengusung tema Meta Rasa.
Tahun ini, JAFF pun mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan penonton terbanyak sepanjang sejarah festival tersebut.
Mengambil latar masa Perang Dunia II pada 1942, Orang Ikan mengawinkan kecanggihan teknologi pengambilan gambar lewat studio dengan keaslian alam indah Indonesia.
Kristo Immanuel kuliah di jurusan film dan sebelum menjadi aktor pernah bekerja menyeleksi film-film lokal yang dinilai layak masuk ke festival film internasional di satu perusahaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved