Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ikhsan Abdullah mengatakan meski MUI Jawa Barat meminta penutupan pondok pesantren Al-Zaytun jika terbukti melakukan pelanggaran, dirinya berharap ponpes Al-Zaytun tidak ditutup. Hal itu karena penutupan Ponpes Al Zaytun akan menyangkut nasib banyak pihak, sehingga baiknya adalah dilakukan pergantian pengurus.
“Jadi tidak perlu dibubarkan, nanti efeknya akan membuat mereka terlantar dalam memperoleh pembelajaran atau pengajaran tidak sesuai dengan niat baik yang akan dilakukan oleh pemerintah. Jadi, harus dengan cara yang baik. Yang salah diproses hukum, lembaganya dilakukan pembinaan. Tentu mungkin pemerintah sudah punya treatment tertentu. Jika diperlukan, Majelis Ulama Indonesia mungkin disertakan kami juga Insyaallah membantu bagaimana agar para siswa para guru semuanya kembali dibina untuk tidak terpapar lagi pada ajaran-ajaran yang terindikasi menyimpang,” kata Ikhsan kepada Metro TV, Kamis (6/7).
“Kalau dari Jawa Barat kan memang berdasarkan kenyataan yang ada di sana tapi yang diambil MUI pusat tentu yang berdasarkan skala nasional. Artinya, kalau memang bisa dilakukan pembinaan ya dilakukan pembinaan karena di sana ada santri, ada mahasiswa, ada siswa, ada madrasah dan seterusnya. Mereka harus mendapatkan pembelajaran,” tambahnya.
Baca juga: Buntut Kasus Al-Zaytun, Kemenag Jabar akan Evaluasi Kurikulum Ponpes
Rekomendasi MUI selanjutnya adalah pemerintah harus menyelamatkan ponpes Al Zaytun dengan melakukan pembinaan. Menurutnya, Al Zaytun harus diganti para pengurusnya.
“Yang perlu dibenahi adalah yayasannya. Yayasannya boleh misalnya diganti, dibekukan, pengurusnya diganti dan seterusnya tetapi pengajaran guru ustad,” jelasnya.
Selain itu, dia juga menanggapi mengapa MUI baru bersuara keras soal penyimpangan di Al-Zaytun. Pasalnya, Panji Gumilang dinilai telah melakukan pelanggaran dengan mengajarkan pemahaman menyimpang dan bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Baca juga: PPATK Blokir Ratusan Rekening Milik Panji Gumilang
“Ya bersuara keras itu kan karena disebabkan ada pernyataan-pernyataan yang disampaikan Panji Gumilang yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat, menimbulkan kontroversi bahkan menimbulkan gesekan yang potensial akan terjadi perseteruan antara mereka yang sependapat dan yang tidak,” ucapnya.
Dia menuturkan, persoalan yang dikaji oleh MUI soal dugaan penyimpangan di Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang adalah mengenai persoalan keagamaan yang menjadi tugas pokok MUI.
“Panji Gumilang itu telah menyebarkan pemahaman keagamaan yang terindikasi menyimpang dan itupun sudah ada kajiannya, kami teliti dengan seksama dan hasil penelitian itu juga kami umumkan berdasarkan suatu penelitian yang akurat yang kemudian saat ini juga sudah sangat relevan itulah kemudian relevansinya adalah dari pernyataan pernyataan yang disampaikan Panji Gumilang melalui berbagai macam media,” ungkapnya. (Z-1)
Yudha terekam kamera tengah berada di sebuah tempat hiburan malam saat masih menjalani pemusatan latihan timnas U-19.
MARAKNYA isu agama di tengah konstelasi politik nasional membuat para pengasuh pesantren resah.
PENGUNGKAPAN dan penangkapan sel-sel teroris di Bogor dan Depok oleh Polri membuktikan bahwa ada pihak-pihak radikal
Program Metro TV Berbagi, yang digagas Metro TV dan Media Indonesia, diikuti sedikitnya 70 satri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Tanfizh Darul Quran
Salat digelar untuk masyarakat umum atau sekitar, karena seluruh santri sudah dipulangkan hingga 29 Maret mendatang.
KETUA Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pesantren Indonesia (DPP IPI), KH. Zaini Ahmad, S.RK mengapresiasi kinerja Satgassus Bareskrim Polri yang mengungkap sindikat narkoba Iran.
Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, sebagai seorang politisi, dirinya siap berbeda demi kebersamaan.
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Jawa Barat memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri.
Kementerian Agama mengeksplorasi Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah agar mampu mengintegrasikan dakwah dan pelatihan keterampilan untuk para santrinya.
Dari pengakuan korban, ia mendapatkan rudapaksa sebanyak 10 kali. Saat ini, korban mengalami trauma berat.
IJTI juga memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved