Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PEMAHAMAN nilai-nilai sejarah kebangsaan warisan para pendahulu negeri harus terus ditingkatkan untuk menjadi acuan bersikap bagi generasi penerus. Ini penting dilakukan dalam menjawab berbagai tantangan di masa kini dan mendatang.
"Nilai-nilai sejarah Indonesia yang ditorehkan para pendahulu bangsa masih sangat relevan untuk menjadi landasan bersikap dalam menjawab sejumlah tantangan berbangsa dan bernegara di masa ini," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7). Saat ini terdapat 496 dokumen Ingatan Kolektif Dunia The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sebanyak 11 di antaranya dimiliki Indonesia, termasuk ketiga arsip yang baru saja ditetapkan yakni pidato Presiden Sukarno bertajuk To Build the World a New, Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh.
Pada Senin (3/7) sertifikat Ingatan Kolektif Dunia UNESCO ketiga arsip tersebut diserahkan Wakil tetap Indonesia di UNESCO, Prof. Ismunandar, kepada Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Sementara delapan dokumen lain yakni Arsip VOC, Arsip Konferensi Asia-Afrika, Babad Diponegoro, Arsip Konservasi Borobudur, Arsip Tsunami, La Galigo, Nagarakertagama, dan Cerita Panji.
Baca juga: Peluang Pembentukan Pengusaha Baru Harus Konsisten Diciptakan
Menurut Lestari, peristiwa tersebut merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap pentingnya nilai-nilai sejumlah peristiwa sejarah di Indonesia yang merupakan bagian dari peristiwa sejarah dunia. Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat pentingnya nilai-nilai sejarah sejumlah peristiwa di Indonesia seharusnya mendorong setiap anak bangsa mampu menggali dan memaknai nilai-nilai luhur yang diwarisi oleh nenek moyangnya sendiri.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah mendorong agar sistem pendidikan nasional yang diterapkan saat ini juga ikut mengakselerasi penanaman nilai-nilai sejarah bangsa ini kepada para peserta didik. Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, wajib bagi setiap anak bangsa memiliki pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai sejarah bangsa dalam upaya membangun karakter generasi penerus yang tangguh.
Baca juga: Hari Dermaga Nasional : Sejarah, Jenis, dan fungsinya
Rerie mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama melestarikan nilai-nilai yang diwarisi para pendiri bangsa seperti kejujuran, persatuan, gotong-royong, dan budi pekerti yang luhur dalam mengisi kemerdekaan dengan mewujudkan proses pembangunan yang lebih baik dari waktu ke waktu. (Z-2)
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan, upaya pencegahan kasus kekerasan pada anak dan perempuan harus dilakukan oleh semua pihak secara bersama-sama.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Perlu penguatan kualitas guru dengan mekanisme yang transparan, sehingga mudah diakses.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukannya upaya antisipatif dalam menyikapi dampak konflik global terhadap perekonomian nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved