Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Universitas Mercu Buana Gelar Webinar 'Gelap Terang Masa Depan Media: Kita Mau Ke Mana?'

Media Indonesia
26/6/2023 19:44

INDUSTRI media menghadapi tantangan dalam menghadapi perubahan model bisnis dan keberlanjutan. Perpindahan dari media cetak ke media digital telah mengubah cara pendapatan yang dihasilkan.

Sementara itu, perubahan preferensi konsumen dan pergeseran ke model berlangganan dan streaming juga mempengaruhi.

Masa depan media akan membutuhkan strategi yang cerdas untuk menjaga keberlanjutan finansial, menyesuaikan diri dengan tren konsumen serta lapangan pekerjaan di Industri media. Pailitnya beberapa media di tahun 2023 pun menjadi pemicu, krisisnya media di Indonesia.

Baca juga: UMB Melahirkan Wisudawan Unggul Melalui Pendidikan Berbasis Kewirausahaan

Fenomena ini memantik pertanyaan: bagaimana masa depan media nasional kita? Untuk itu, mahasiswa Magister Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana menggelar webinar bertajuk “Gelap Terang Masa Depan Media: Kita Mau Ke Mana?” pada Sabtu, 24 Juni 2023.

Webinar ini menghadirlan beberapa narasumber yangg terdiri dari Wahyu Dhyatmika - CEO Info Media Digital (Tempo Digital), Kareene Setiobudi - GM Digital Broadcast Marketing 3TV MNC Media & RCTI+, dan Dr. Syaifuddin, M.Si - Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta.

Diikuti 400 Peserta

Diskusi yang dilakukan secara daring, yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, praktisi media.

Baca juga: Dewan PERS Pertegas Peran Media Sebagai Kontrol Pemerintahan

Diskusi ini berjalan sangat hangat bukan hanya menampilkan fakta menarik mengenai dinamika kehidupan media massa kontemporer tapi juga menyajikan bahasan penting menyoal tantangan serta peluang media hari ini.

CEO Info Media Digital (Tempo Digital) Wahyu Dhyatmika mengatakan,"Ancaman media bisa terjadi dan salah satunya dari eksternal (indeks demokrasi kemajuan digital), munculnya berita-berita hoaks Serta banyaknya regresi demokrasi. Sedangkan pada internal, Teknologi media digital merupakan salah satu cara untuk kita mengenali audien kita, kita harus tahu apa saja yang mereka butuhkan."

GM Digital Broadcast Marketing 3TV MNC Media & RCTI+,Kareen Setiobudi pun memberikan insight hand in hand . 

Media Televisi dan Digital Bisa Bekerja Sama

“Hadirnya media digital tidak akan menggerus televisi, karena televisi adalah media yang paling mendominasi hingga ke pelosok daerah. Saat ini, televisi dan media digital menjadi satu kesatuan yang bekerja sama untuk menciptakan awareness dan engagement.” jelas Kareene.

Baca juga: UMB Dorong Peningkatan Kompetensi Pelajar SMK

“Masyarakat Indonesia belum sepenuhnya bisa beradaptasi dengan teknologi. Untuk memberikan kesadaran akan kehadiran teknologi, masyarakat perlu diberikan suntikan imun oleh media,” ungkap Dr. Syaifuddin, M.Si - Dosen Universitas Mercu Buana Jakarta.

"Dari webinar ini kita bisa menarik eksimpulan bahwa, kecanggihan teknologi ini harus kita jadikan sebagai kesempatan untuk saling bersinergi di semua lini media. Masyarakat pun harus kritis dan bijak, begitu pula media harus pintar bahwa audens itu sangat penting," jelas Syaifuddin. (RO/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya