Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
RABIES merupakan suatu penyakit yang disebabkan virus rabies yang menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi. Salah satu hewan yang sering kali terkena penyakit ini ialah anjing, terutama anjing liar yang tidak mendapat perawatan yang memadai.
Tidak hanya anjing, virus ini juga dapat ditularkan oleh beberapa hewan lain, termasuk tikus, monyet, rakun, kuda, kucing, dan kelelawar. Oleh karena itu, perlu selalu berhati-hati ketika beraktivitas di luar ruangan atau di habitat alamiah hewan-hewan tersebut.
Terdapat dua tipe rabies. Pertama, rabies ganas atau ensefalitis yang terjadi pada 80% kasus manusia. Pada jenis ini, pengidap rabies mengalami rasa takut terhadap air (hydrophobia) dan hiperaktif. Sedangkan, tipe kedua ialah rabies paralitik yang ditandai dengan kelumpuhan sebagai gejala utama.
Baca juga: Ini Gejala Rabies pada Manusia dan Hewan Peliharaan
Gejala hydrophobia terjadi karena infeksi yang menyebabkan kejang hebat di tenggorokan saat mencoba menelan. Bahkan, pikiran untuk menelan air saja dapat memicu kejang. Itulah sebabnya pengidap rabies terlihat takut terhadap air.
Virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan air liur atau saliva hewan yang terinfeksi. Penularan bisa terjadi melalui gigitan atau melalui luka terbuka pada tubuh.
Baca juga: Polisi Mulai Eliminasi Anjing Rabies di Timor Tengah Selatan, NTT
Jika tergigit oleh anjing yang terinfeksi, disarankan untuk melakukan pemantauan kesehatan dan mengenali beberapa gejala awal yang mungkin muncul. Biasanya, setelah tergigit atau terpapar virus rabies, virus akan mengalami masa inkubasi tanpa menunjukkan gejala apapun. Masa inkubasi ini dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Beberapa faktor seperti lokasi paparan virus, kondisi kekebalan tubuh seseorang, dan jenis virus rabies dapat memengaruhi lamanya masa inkubasi.
Setelah masa inkubasi selesai, akan muncul sejumlah gejala awal menyerupai penyakit flu.
• Demam.
• Kelelahan.
• Tubuh yang terasa tidak nyaman.
• Sakit kepala.
• Gatal pada lokasi paparan virus. Ini bisa pada gigitan atau bekas luka terbuka.
Gejala bisa semakin memburuk dan pasien akan mengalami beberapa gejala lanjutan.
• Merasa cemas terus menerus.
• Merasa menjadi lebih aktif.
• Kesulitan bernapas.
• Mengalami kelebihan air liur.
• Halusinasi.
• Insomnia.
• Kelumpuhan pada sebagian tubuh.
• Takut air.
Rentang waktu kondisi ini bisa terjadi antara 2 hingga 10 hari setelah munculnya gejala awal. Oleh karena itu, jika kamu mengalami gejala awal rabies setelah tergigit oleh anjing liar dan belum menerima perawatan medis, disarankan untuk segera mendatangi rumah sakit terdekat guna mendapatkan pengobatan dan perawatan yang sesuai.
Pada tahap terakhir, pasien akan mengalami koma dan sebagian besar pasien kemudian meninggal dalam waktu 3 hari. Meskipun diberikan terapi suportif selama koma, hampir tidak ada pasien yang berhasil bertahan hidup dari rabies.
(Z-2)
Rabies dapat menyebabkan kematian. Penderita akan meninggal dalam waktu 4-6 hari sejak tanda atau gejala pertama kali muncul.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023 di DKI Jakarta
Hasil pemeriksaan di lapangan tidak ada satupun kasus gigitan yang ditentukan positif rabies.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan terjadinya kenaikan kasus gigitan hewan penular virus rabies (GHPR) pada Juni 2023 di DKI Jakarta.
Rabies merupakan penyakit akut yang menyerang saraf, disebabkan oleh Lyssavirus yang terdapat pada air liur hewan penular rabies. Menurutnya, penularan rabies 98% disebabkan oleh anjing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved