Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KURIKULUM Merdeka tidak hanya sebuah program pendidikan yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa tetapi juga mendorong guru dapat menemukan bakat setiap siswa yang diajarnya.
"Sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka, kami juga di Tarakanita telah menerapkan project base learning (PjBL). Kami menerapkannya di kelas satu dan kelas empat," kata Martina Sunartiningsihm Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SD Tarakanita Bumijo I Yogyakarta, Senin (12/6).
Pernyataan Martina itu terkait penyelenggaraan program penerapan Kurikulum Merdeka dan pameran karya siswa hasil kolaborasi sekolah, orangtua dan siswa di SD Tarakanita I Bumijo yang digelar sangat meriah belum lama ini.\
Baca juga : Layanan QRIS Diperluas ke Kampus dan Sekolah
"Jadi siswa di Tarakanita tidak kaget ketika menerapkan Kurikulum Merdeka untuk kelas I dan IV. Kelas II, III, V, dan VI masih menggunakan Kurikulum 2013. Dalam proses pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013, kami juga menerapkan Project Based Learning (PJBL) yang juga tetap diterapkan di Kurikulum Merdeka untuk tahun pelajaran mendatang" tambahnya.
Menurut Martina, penerapan Kurikulum Merdeka direspon positif oleh guru, siswa dan orang tua. Untuk penguatan pendidikan Pancasila saja, kata Martina menjadi tidak kaku tetapi menjadi menyenangkan dan sangat aktual.
Baca juga : Cegah Kekurangan Gizi, Kemendikdbudristek Imbau Sekolah Sediakan Kantin Sehat
"Kami juga memperkenalkan makanan tradisional, kebudayaan daerah dan gaya hidup berkelanjutan," katanya.
Setiap akhir semester, kata Martina, karya dan kreatifitas siswa kelas satu dipamerkan secara offline. "Sedangkan untuk siswa kelas empat kegiatan mereka selama pembelajaran dipamerkan lewat karya dan diunggah di YouTube," ujarnya.
Menurut Martina, Kurikulum Merdeka memiliki tiga karakteristik yang menonjol. Pertama, pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan karakter sesuai profil belajar Pancasila.
Kedua, fokus pada materi esensial sehingga tersedia waktu yang cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Ketiga, fleksibilitas bagi guru dalam melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
"Pembelajaran Kurikulum Merdeka tidak serta merta dan serentak tetapi perlu kesiapan yang matang. Dan kami dapat dengan mudah menerapkannya karena sebelumnya sudah ada PjBL," ujarnya. (RO/Z-5)
Dukungan itu direkam dalam video yang kemudian beredar di media sosial dan pesan whatsapp.
KABUPATEN Sumedang, Jawa Barat, masih kekurangan jumlah guru ASN sekitar 2.000 orang untuk tingkat SD dan SMP. Saat ini, kekurangan itu ditanggulangi guru non ASN.
Perbuatan tersebut, dilakukan setelah bersangkutan mencuri 26 komputer di ruang labolatorium sekolah. Uangnya digunakan untuk judi online.
Pelatihan diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan kompetensi guru bahasa Indonesia.
Guru itu dihadapkan dengan sanksi kepegawaian, selain sanksi hukum yang sedang dijalaninya.
Ajang pencarian bakat bukan sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan tempat anak-anak dan remaja bisa menemukan kepercayaan diri, mengembangkan keterampilan.
Saint Monica Jakarta School berdiri sejak 1989. Sekolah berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Mulia Bakti.
Anak harus diberi ruang eksplorasi sebanyak mungkin agar memiliki banyak pengalaman dan pilihan dalam mengembangkan minat.
Saat melakukan aktivitas yang sesuai dengan passion, seseorang akan merasa tidak terbebani dalam melakukan suatu pekerjaan.
Psikolog anak Erika Kamaria Yamin, M.Psi mengungkapkan bahwa anak yang dibiarkan oleh orangtuanya memilih bidang kesukaannya sendiri akan lebih merasa berdaya dan dihargai.
Peran orangtua sangat penting dalam masa-masa usia emas untuk memberikan stimulasi yang tepat kepada anaknya untuk menggali minatnya sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved