Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Pasca Sarjana Universitas YARSI dan guru besar FK Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut terdapat 5 analisa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak secara tegas mengatakan pandemi sudah selesai.
Pertama, kriteria pasti untuk mengatakan pandemi mulai atau berhenti tidaklah terlalu mudah. Yang sudah ada adalah kriteria tentang kedaruratan kesehatan global.
"Kedua, mungkin juga dalam bulan mendatang maka WHO juga akan mengeluarkan pernyataan resmi bahwa pandemi covid-19 sudah berakhir, seperti mereka lakukan pada pandemi yang lalu," kata Tjandra dalam keterangannya, Rabu (10/5).
Analisa ketiga, meski situasi covid-19 sekarang memang sudah terkendali tetapi masih ada beberapa faktor yang masih perlu diwaspadai, termasuk kemungkinan varian baru dan sebagainya. "Itu mungkin saja jadi salah satu alasan kenapa WHO tidak atau belum secara tegas," ucapnya.
Keempat, WHO menyebutkan juga bahwa kewaspadaan masih diperlukan untuk mencegah penularan covid-19 yang masih mungkin terjadi di masyarakat, artinya perlu tetap waspada walau kedaruratan global sudah usai.
Kelima, untuk menunjukkan keseriusan menghadapi hari mendatang maka WHO kini sedang menyiapkan Rencana Kesiapan dan Respon Strategis Penanganan Covid-19 tahun 2023-2025, sesuatu yang tampaknya perlu kita siapkan juga di dalam negeri untuk tetap melindungi anak bangsa.
Sebelumnya pada 5 Mei 2023 WHO mengungkapkan mencabut Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan global.
"Artinya, pada pernyataan 5 Mei itu WHO tidak secara eksplisit mengatakan pandemi sudah selesai. Untuk menegaskan lagi, penjelasan dalam laman WHO Eropa secara jelas menyebutkan bahwa pengumuman WHO pada 5 Mei tidaklah berarti bahwa pandemi sudah usai," pungkasnya. (H-1)
Tjandra menekankan orang-orang untuk mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk dan berharap yang terbaik termasuk memasuki akhir tahun saat ini.
Pemberlakuan karantina bagi orang yang datang dari luar negeri, menurut Prof. Tjandra, menjadi pilihan yang harus dilakukan.
PB IDI meminta pemerintah merencanakan pembatasan mobilitas warga untuk mencegah penyebaran covid-19 varian omikron.
Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), saran yang paling penting saat ini adalah pencegahan dan penguatan 3T, serta perluasan cakupan vaksinasi.
Menkes BUdi Gunadi Safikin mengatakan saat ini pemerintah melalui Kemenkes telah mempersiapkan enam pilar transformasi untuk menangani Covid-19.
Indonesia menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus TB terbanyak setelah India dan Tiongkok, dengan jumlah kasus sebanyak 824.000.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved