Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PROGRAM Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (S3 PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Konferensi Internasional yang bertajuk Human Rights Issues and Religious Education.(3/5).
Konferensi Internasional ini menghadirkan empat narasumber, yaitu Director of Muslim-Jewish Relation for American Jewish Committee Dr Ari Gordon, Commissioner of National Commission on Violence Against Women Prof Alimatul Qibtiyah SAg MSi PhD, Syarif Hidayatullah State Islamic University Prof Dr Abdul Mu’ti M Ed PhD dan Sultan Ageng Tirtayasa University R Alpha Amirrachman MPhil PhD.
Dekan FITK UIN Jakarta Siti Nurul Azkiyah MSc PhD menyampaikan apresiasi atas tersenggaranya konferensi ini dan mengingatan betapa pentinghnya isu hak azasi manusia dalam pendidikan agama.
Baca juga: Indonesia Anut Model Pendidikan Agama untuk Membuat Siswa Taat dan Bertakwa pada Tuhan
“Kemarin kita baru dapat kabar insiden penembakan di kantor MUI yang telah menembaki setidaknya dua atau tiga pegawai terluka. Itu menurut saya karena adanya salah pemahaman terhadap pemahaman keagamaan. Saya berharap dengan berbagai latar belakang peserta yang berbeda, seminar internasional ini dapat memperkaya pemahaman kita terhadap isu-isu hak azasiu manusia dan pendidikan agama,” ungkap Siti Nurul Azkiyah.
Ari Gordon dalam pemaparannya menyampaikan, hak azasi manusia dan pendidikan agama mungkin banyak orang yang mempertentangkan, bahkan ada yang selalu membenturkan. Karena menurut mereka, kajian hak asasi manusia dan pendidikan agama kerap memunculkan masalah. Dalam kata penutupnya, Ari menyampaikan bahwa dua ajaran agama yang paling penting dijaga adalah tanggung jawab kepada Tuhan dan tanggung jawab kepada manusia.
Sementara menurut Alimatul Qibtiyah, ada lima tugas komnas perempuan di antaranya mempromosikan kesadaran publik, melakukan riset dan kajian yang terkait dengan isu-isu hukum, melakukan pemantauan dan pelaporan, melakukan input dan memberikan rekomendasi terhadap kasus, dan melakukan upaya kerja sama dalam dan luar negeri.
Baca juga: Tantangan Pendidikan HAM
“HAM merupakan konsep yang mana setiap orang kalau tidak punya hak itu tidak bisa hidup. Itu sesuatu yang melekat pada diri seseorang dan itu harus dimiliki oleh setiap orang tanpa melihat apa pun latarbelakangnya, jenis kelaminnya, agamanya dan lain sebagainya,” terang Alimatul.
Alpha Amirrachman dalam paparannya menyampaikan pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mendukung keberagaman di sekolah. Ia memberikan contoh sebuah studi kasus di Maluku di mana pendidikan perdamaian di beberapa sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Justru di sekolah yang tidak mendapatkan intervensi pendidikan perdamaian hubungan yang harmonis antara siswa Muslim dan Kristen berjalan dengan baik dikarenakan adanya peran yang baik dari kepala sekolah.
Menurutnya, sebagai agen perubahan, sekolah diharapkan mampu menjadi wadah untuk membentuk masyarakat yang dapat hidup damai dan berdampingan. Walaupun pada kenyataannya tidak mudah dilakukan terutama pada masyarakat yang hidup di tengah komunitas atau lingkungan yang tersegregasi secara adat atau agama.
Baca juga: UIN Syarif Hidayatullah Gelar Seminar Peran Masjid dalam Bangun Peradaban
Abdul Mu’ti, sebagai narasumber terakhir menyampaikan tentang kebebasan beragama. Menurut Mu’ti, kebebasan beragama bermakna orang boleh percaya pada ajaran agama, walaupun tidak taat menjalankan ritual keagamaannya. Dalam Islam bahkan orang boleh kafir, boleh Islam, mau atheis juga silakan. Itu merupakan kebebasan individu.
Selanjutnya, Kaprodi S3 PAI sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu menyampaikan dua model pendidikan agama. Yang pertama, pendidikan untuk menjadikan peserta didik menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME. Yang kedua, pendidikan yang tujuannya hanya untuk mengajarkan ajaran agama, agar siswa paham, tapi siswa tersebut tidak harus beriman dan bertakwa pada Tuhan YME. Lebih ke bagaimana siswa bisa menghormati orang-orang yang punya agama berbeda, dan berlaku baik agar bisa hidup berdampingan, dan tidak salah memperlakukan pemeluk agama lain.
“Dari simpulan model pendidikan agama di atas, pendidikan agama di Indonesia cenderung model pertama Sementara, di negara yang lebih heterogen, kecenderungan model kedua,” pungkas Mu’t. (RO/S-3)
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan pencapaian gemilang di kancah internasional dengan berhasil meraih lima penghargaan global dalam ajang RBI
Kawasan industri ModernCikande di Serang, Banten, akan mewakili Indonesia dalam ajang FIABCI World Prix D'Excellence Awards 2025 yang akan diselenggarakan di Lagos
Tema yang diangkat konferensi internasional Untar ini menyoroti perlunya perubahan ini karena masyarakat sekarang mengharapkan perusahaan untuk mendukung perubahan sosial dan lingkungan.
Connie menyebut Trump cenderung mengadopsi kebijakan inward-looking atau berfokus pada isu domestik AS.
Pelajar peraih medali OSN 2024 antara lain Jasper Rexx Putra Cakra peraih medali emas OSN Astronomi 2024 dan Muhammad Rafi Qsan Baskoro peraih medali perunggu OSN Ekonomi.
KETUA DPD RI menyatakan kabinet Prabowo-Gibran ini besar karena Indonesia heterogen. Kabinet ini untuk mengakomodasi banyak elemen bangsa yang potensial.
UNIVERSITAS Erasmus Rotterdam (EUR) di Belanda, Kamis (5/6), mengumumkan bahwa mereka membekukan kerja sama di seluruh institusi dengan tiga universitas Israel.
Ada banyak rekomendasi baik itu regulasi maupun kasus-kasus yang menjadi tanggungjawab Kementerian HAM untuk menindaklanjutinya. RPP Konsesi diharapkan bisa terwujud segera
AMNESTY International Indonesia meminta pemerintah untuk segera mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait akses pendidikan dasar gratis. Putusan MK
Warisan otoritarianisme masih tetap dirasakan sampai saat ini. Amnesty International Indonesia menilai, peringatan 27 tahun reformasi justru diwarnai dengan erosi hak asasi manusia (HAM).
KEMENTERIAN HAM merekomendasikan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut tuntas kasus dugaan pelanggaran eksploitasi terhadap pemain Oriental Circus Indonesia (OCI).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved