Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ALERGI yang dialami anak, seperti alergi susu sapi dan protein lainnya, umumkan akan mereda seiring bertambahnya usia. Hal itu dikatakan ahli alergi imunologi anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Prof Zakiudin Munasir.
"Umumnya, anak yang alergi makanan, seiring bertambah usia, akan membaik," ujar Zaki dalam sebuah diskusi daring, Kamis (13/4).
Menurut Zaki, hal itu karena alergi dialami anak karena saluran pencernaan mereka belum matang sehingga tidak mampu mencerna makanan dengan baik.
Baca juga: Ini Cara Mengetahui Pemicu Alergi pada Anak
"Alergi terjadi karena belum matangnya saluran cerna. Kalau saluran pencernaannya matang, dia akan bisa mencerna makanan dengan baik sehingga yang menyebabkan alergi protein itu bisa dipecah dan masuk ke dalam tubuh tidak alergi lagi," ujar Zaki.
"Makanya, biasanya alergi terjadi pada usia dini, saat maturitas saluran cerna belum bagus. Rata-rata paling cepat sampai umur satu tahun untuk alergi susu sapi," sambungnya.
Meski demikian, lanjut Zaki, ada juga alergi yang menetap hingga anak tumbuh dewasa. Salah satunya, alergi seafood atau boga bahari.
Baca juga: Kelembaban Udara Tinggi Picu Reaksi Alergi
"Alergi seafood itu bukan melewati IgE spesifik. Tetapi, protein seafood seperti udang dan kawan-kawannya itu, kalau disimpan lama, proteinnya akan terurai dan melepaskan histamin," kata Zaki.
Histamin, lanjut Zaki, yang kemudian memicu reaksi alergi.
Untuk itu, ia menyarankan jika ingin mengonsumsi boga bahari, konsumsilah boga bahari yang segar yang belum terurai proteinnya.
Kemudian, meski alergi biasa terjadi pada usia dini, Zaki tetap mengingatkan orangtua agar tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa bayi mengalami alergi, meskipun dia menunjukkan gejala alergi.
Menurutnya, orangtua juga perlu mencermati faktor-faktor lain yang juga dapat menjadi penyebab gejala yang muncul tersebut.
"Misalnya, anak sedang tiduran di karpet, dia dikasih susu, lalu gatal-gatal. Belum tentu (gatal-gatal) itu dari susu. Mungkin karena debu di karpet itu yang menjadi pencetus. Jadi butuh pemeriksaan-pemeriksaan tambahan agar tidak salah diagnosa," katanya.
Adapun tanda-tanda kegawatan terkait alergi yang mengharuskan orangtua segera membawa anak ke dokter adalah jika muncul gejala di antaranya biduran yang hebat di seluruh badan.
"Kalau biduran yang hebat seluruh badan harus hati-hati, kita takutnya bermasalah di saluran nafas, jadi bahaya. Itu tanda awal alergi berat. Minimal kalau punya riwayat alergi itu harus punya antihistamin, itu pertolongan pertama," pungkas Zaki. (Ant/Z-1)
ALERGI sering kali dianggap flu oleh beberapa orang karena gejalanya yang sangat mirip yaitu bersin-bersin dan hidung tersumbat atau pilek alergi
Dalam beberapa kesempatan terakhir, Jokowi muncul ke publik dengan kondisi wajah yang mengalami bercak merah dan kehitaman akibat alergi kulit, ini daftar alergennya.
Jokowi kembali diperbincangkan, kali ini bukan soal dugaan ijazah palsu, melainkan soal dirinya yang disebut menderita autoimun, tetapi kemudian diklarifikasi sebagai alergi.
Dokter Tifa, yang sebelumnya kerap berkomentar soal dugaan ijazah palsu Jokowi mengomentari kondisi wajah Jokowi yang mirip dengan kondisi autoimun, padahal ternyata alergi.
Bersin-bersin, hidung meler, dan rasa tidak nyaman di hidung sering membuat kita bingung: apakah ini flu atau alergi? Meski gejalanya serupa, penyebab dan cara mengatasinya berbeda
Bersin dan pilek belum tentu flu—bisa jadi Anda mengalami alergi! Ketahui perbedaan gejala, penyebab, dan cara penanganan flu dan alergi agar tidak salah langkah dalam mengobati.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved