Kamis 13 April 2023, 08:25 WIB

Sifat Materialistis Jadi Penyebab Korban Dukun Penggandaan Uang

Ardi Teristi Hadi | Humaniora
Sifat Materialistis Jadi Penyebab Korban Dukun Penggandaan Uang

ANTARA/ IDHAD ZAKARIA
Tersangka pembunuhan berencana berkedok penggandaan uang, Mbah Slamet (kedua kiri)&BS (kedua kanan) di Polres Banjarnegara, Senin (3/4/2023)

 

PSIKOLOG Sosial UGM, Prof. Koentjoro menyebut, masyarakat Indonesia masih bersifat materialistis. Hal tersebut tampak dari masih adanya orang yang mempercayai dukun dengan kemampuan menggandakan uang.

Hal tersebut menanggapi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dukun penggandaan uang, Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah. "Kalau dari perspektif korban, masyarakat kita itu konsep berpikirnya sangat materialistis," kata dia dalam siaran pers, Rabu (12/3).

Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, orang bisa dengan mudah melihat unggahan di dunia maya maupun media sosial yang memamerkan kemewahan hidup atau flexing. Hal itu menjadi salah satu faktor yang turut memicu orang memiliki keinginan untuk tampil seperti mereka yang memperlihatkan simbol-simbol kepemilikan material. Untuk mewujudkannya orang akan berusaha dengan berbagai cara, termasuk dengan jalan pintas menemui dukun.

Baca juga: Simak Ketentuan SKT Tambahan CPPPK Kemenag 2023

Baca juga: Latihan Aerobik Bantu Jaga Kebugaran Tubuh Saat Mudik

Keontjoro menjelaskan, masyarakat tanah air saat ini sudah mengalami perubahan. Apabila dulu menjalin relasi di komunitas yang didorong pada motif berafiliasi, berkumpul, serta bersahabat, tetapi sekarang ini mulai berubah pada motif kekuasaan maupun simbol-simbol status sosial kian menggejala. Memamerkan simbol status sosial agar bisa diakui dan dihormati.

"Bagi orang berpengaruh, berbakat, maupun terdidik yang jadi korban itu karena serakah, ingin mendapatkan kekayaan lebih. Mereka ingin diakui dan dihormati lewat memamerkan simbol-simbol status sosial," jelas dia.

Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini menyampaikan, ada dua faktor yang menyebabkan masyarakat mudah percaya dukun. Pertama, korban terkena hipnotis gendam atau magic. Kedua, ada orang tertentu yang mampu
memengaruhi, meyakinkan bahkan memikat para korban untuk memercayai iming-imingan yang disampaikan.

Keontjoro menambahkan dari sisi pelaku kriminalitas, pelaku melakukan penipuan berkedok dukun untuk mendapatkan jalan uang dengan jalan pintas.

"Biar tidak ditagih terus penggandaan uang yang dijanjikan, korban diajak melakukan ritual yang sebenarnya untuk menghabisi nyawa korban dan mereka percaya kalau itu bagian dari ritual," tuturnya.

Lantas bagaimana cara agar masyarakat tidak terjebak penipuan termasuk berkedok dukun? Koentjoro mengatakan perlunya pendidikan keluarga yang mengajarkan ketentraman dan kesejahteraan hidup bukan dari simbol status sosial. Namun, memaknai kebahagiaan dengan selalu bersyukur kepada Tuhan.

"Sebenarnya agak susah mencegahnya, selama motif ingin diakui masih ada. Perlu belajar sufisme untuk melawan materialisme sehingga di sini pendidikan keluarga menjadi penting dalam mengajarkan kehidupan untuk
senantiasa bersyukur pada Tuhan," tutup dia. (H-2)

Baca Juga

Freepik

Penelitian Menemukan Perubahan pada Organ Terkait Long Covid

👤Thalatie K Yani 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Individu yang mengalami long covid menunjukan kelainan pada beberapa organnya setelah...
Freepik

Gangguan Refraksi Mata pada Anak Meningkat setelah Pandemi

👤Ardi Teristi Hardi 🕔Sabtu 23 September 2023, 07:05 WIB
Persentase gangguan penglihatan akibat gangguan refraksi pada anak usia sekolah sekitar...
Ist

Peluncuran Buku dan Pameran Seni Rupa Trilogi Puspa Hati

👤Syarief Oebaidillah 🕔Jumat 22 September 2023, 22:08 WIB
Melalui karya buku trilogi Puspa Hati yang mengandung pesan cinta, alumnus FISIP UI ini sejatinya ingin menyampaikan bahwa di tengah...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya