Kamis 30 Maret 2023, 15:25 WIB

Sejarah Hari Kartini 21 April dan Perjuangan Emansipasi Wanita

Meilani Teniwut | Humaniora
Sejarah Hari Kartini 21 April dan Perjuangan Emansipasi Wanita

Dok.MI
Ilustrasi RA Kartini

 

BULAN April ini kita memperingati Hari Kartini. Hari Kartini dikenal sebagai perayaan perjuangan emansipasi perempuan. Emansipasi berarti pembebasan dari perbudakan dan persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Emansipasi perempuan bertujuan memberi perempuan kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria.

Lantas seperti apa sejarah dan perjuangannya ? simak jawabannya di artikel berikut ini.

Perempuan dengan nama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat ini berasal dari Jepara, Jawa Tengah. Kartini lahir di tengah-tengah keluarga bangsawan jawa. 

Baca juga: Konferensi Asia Afrika (KAA) 18 April: Sejarah, Tujuan, Hasil Sidang

Ayah Kartini seorang Bupati Jepara berama R.M. Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV. Ibu Kartini bernama M.A. Ngasirah, merupakan anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara. Ngasirah bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa. Sebagai anak bangsawan, Kartini mampu menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School).

Pada 1903, Kartini dinikahkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan bangsawan dan bupati di Rembang yang telah memiliki tiga orang istri. Meski begitu, sang suami memahami keinginan Kartini, sehingga ia diberikan kebebasan mendirikan sekolah perempuan pertama. Sekolah itu berdiri di sebelah kantor pemerintahan Kabupaten Rembang yang kemudian sekarang dikenal sebagai Gedung Pramuka.

Baca juga: DPR Pertanyakan Kemendikbudristek Soal Nasib Guru PPPK

Lahirnya R.A Kartini

Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Terlahir dalam keluarga bangsawan, nama Kartini turut disematkan gelar Raden Adjeng. Nantinya gelar itu berubah menjadi Raden Ayu setelah menikah. 

Ayah Kartini bernama Raden Adipati Ario Sosroningrat putra dari Pangeran Ario Tjondro IV. Ibunda Kartini bernama M.A Ngasirah. Beliau sebenarnya istri pertama, sayangnya status itu tak membuatnya bisa menjadi istri utama.

M.A Ngasirah hanyalah putri seorang kiai di Teluk Awur. Meski berbeda kasta, Raden Adipati Ario Sosroningrat terlanjur jatuh hati padanya. Pernikahan mereka melanggar aturan kolonial Belanda, di mana bupati harus memilih keluarga bangsawan juga sebagai pasangannya saat menikah.

Kondisi itu menyulitkan Ario mengambil tampuk pimpinan sebagai bupati Jepara. Ario memutar otak agar tetap bisa dijabat, tanpa harus melepas istri pertamanya.

Ario memutuskan menikahi Raden Adjeng Woerjan yang masih memiliki darah biru kerajaan Madura. Tak lama dari pernikahan keduanya, Ario diangkat jadi Bupati jepara bersamaan dengan lahir putri kecilnya, Kartini. Cerita lengkap kehidupan dari RA Kartini bisa ditemukan dalam buku Seri Pahlawan Nasional: R.A. Kartini.

Masa Remaja

Beruntungnya Kartini memiliki Pangeran Ario Tjondro IV, bupati pertama Jepara yang merupakan kakeknya. Pangeran Ario terbiasa memberikan pendidikan barat kepada anak-anaknya, sehingga cara pengajaran jauh dari kesan konservatif.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara (saudara kandung dan saudara tiri). Namun ia merupakan anak perempuan tertua. Karena pemikiran kakeknya yang sudah terbuka itu, Kartini berkesempatan mengenyam pendidikan di ELS saat usianya 12 tahun.

Di ELS, Kartini berkesempatan belajar Bahasa Belanda dan mengasah kecerdasannya. Sayangnya keinginan Kartini melanjutkan pendidikan terhenti di usia 15 tahun.  

RA Kartini harus tinggal di rumah karena sudah dipingit, layaknya perempuan di masa itu. Kondisi itu membuatnya gundah gulana. Untungnya, dia memiliki sahabat di Belanda bernama Rosa Abendanon yang bisa diajak bertukar pikiran selama dipingit.

Pertukaran pikirannya dilakukan lewat surat menyurat. Kefasihannya dalam berbahasa Belanda memudahkan komunikasi kedua sahabat beda negara ini. Sebagai perempuan cerdas, Kartini pun mempelajari pola pikir perempuan Eropa melalui surat kabar ,majalah, dan buku.

Masa Dewasa 

Di usia 24 tahun, Kartini menikahi K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Bersyukurnya suami Kartini yang seorang Bupati Rembang memahami jalan pikirannya. Ia mendukung keinginan KArtini membuat sekolah perempuan. 

Sayangnya perjuangan Kartini mengangkat harkat derajat perempuan tidak lama. Ia wafat di usia 25 tahun, empat hari setelah melahirkan putranya, RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904.

Kematian Kartini cukup mengejutkan. Pasalnya selama kehamilan dan melahirkan Kartini tampak sehat walafiat. Apalagi banyak mimpinya yang belum tercapai. 

Meski Kartini sudah tidak ada, semangatnya masih terasa. Delapan tahun kemudian, pada 1912, Sekolah Kartini dibangun oleh Yayasan Kartini di Semarang. keluarga Van Deventer, tokoh Politik Etis kala itu yang menggagas Pembangunan sekolah tersebut . Tak lama pembangunan pun tersebar Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan beberapa daerah lain.

Hari Kartini

Guna menghormati dan mengingat perjuangan serta jasa Kartini, pemerintah menetapkan Hari Kartini setiap 21 April. Hari Kartini mulai diselenggarakan sejak ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden pertama Indonesia, Soekarno lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. 

Keputusan tersebut bersamaan dengan ditetapkannya Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pemilihan 21 April sebagai Hari Kartini juga karena tanggal tersebut adalah hari kelahiran Kartini, yang jatuh pada 21 April 1879. (Z-3)

Baca Juga

Ist

Ringankan Beban Penderita Thalasemia, KSP Sahabat Mitra Sejati Gelar Donor Darah

👤Media Indonesia 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 22:55 WIB
Rangkaian kegiatan Hari Thalasemia sedunia tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran...
Dok. Pribadi

Ganjar Dorong Gen Z Rawat dan Kembangkan Seni Budaya Indonesia

👤Yakub Pryatama Wijayaatmaja 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 22:16 WIB
“Maka tadi kita dorong aksesibilitas anak-anak muda, generasi z, agar mereka punya akses untuk mengembangkan seni dan budaya yang...
.

Dieng Trail Run 2023 Tawarkan Keindahan Alam dan Isu Lingkungan

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 03 Juni 2023, 21:50 WIB
Pendaftaran peserta sudah dimulai sejak April 2023 dan akan ditutup pada 30 Juni...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya