Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
DOKTER hewan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Trima Naimmah menjelaskan sterilisasi kucing bukan hanya bisa mengontrol populasi kucing tapi juga baik untuk kesehatan kucing tersebut.
"Sterilisasi kucing merupakan salah satu upaya untuk mengontrol populasi kucing, khususnya kucing-kucing liar di luaran sana. Dianjurkan (steril) jika populasi kucingnya sudah tidak dapat tertampung atau tidak terurus," jelas Trima, dikutip Selasa (7/3).
Sterilisasi kucing merupakan tindakan pengangkatan organ reproduksi agar kucing tersebut tidak bisa menghasilkan keturunan. Tindakan ini pun bisa dilakukan baik pada jantan maupun betina.
Baca juga: Ini Penyakit yang Paling Banyak Diderita Kucing Kampung
Kendati demikian, sterilisasi hewan peliharaan masih menjadi pro dan kontra di masyarakat. Sebab, tindakan itu masih dianggap kurang kesrawan (kesejahteraan hewan). Namun, Trima menjelaskan sterilisasi hewan juga memiliki manfaat kesehatan.
Menurut Trima, steril bisa mengurangi faktor stres akibat musim kawin terutama pada kucing jantan. Selain itu, steril juga bisa mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih pada hewan.
"Beberapa manfaatnya antara lain bisa mengurangi faktor stres akibat musim kawin, terutama untuk kucing jantan yang suka kelahi rebutan betina. Dengan disteril akan mengurangi naluri untuk mencari hewan betina, sehingga terhindar dari perkelahian," ujar Trima.
"Kemudian, steril juga bisa mengurangi frekuensi pipis sembarangan bagi kucing jantan (menandai wilayah teritori). Biasanya kucing jantan suka sekali spraying atau menandai wilayah kekuasaan dengan air kencing. Lalu, bisa juga mengurangi terjadinya infeksi saluran kemih, khususnya yang sering terjadi di kucing jantan," sambungnya.
Bagi kucing betina, steril juga memiliki manfaat. Trima menjelaskan melakukan steril pada kucing betina bisa berguna untuk menghindarinya dari penyakit kelamin atau infeksi rahim. (Ant/Z-1)
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Anjing dan kucing kerap makan rumput meski karnivora. Pelajari berbagai teori ilmiah di balik perilaku ini.
Aalborg Zoo di Denmark mengajak masyarakat sumbang hewan peliharaan sehat namun tak lagi diinginkan, guna dijadikan pakan bagi satwa predator.
Memelihara hewan peliharaan kini telah berkembang menjadi bagian integral dari gaya hidup masyarakat Indonesia, tidak lagi terbatas sebagai aktivitas hiburan semata.
Penelitian terbaru menemukan memelihara anjing atau kucing dapat menjadi faktor pelindung yang memperlambat penurunan fungsi otak.
LSE mengeksplorasi bagaimana teknologi AI dapat membantu manusia “berkomunikasi” dengan hewan peliharaan.
Temuan ini mereka dapatkan setelah melakukan pengamatan pada 25 otak post-mortem kucing yang sudah mati, beberapa di antaranya menunjukkan gejala demensia saat masih hidup
Studi terbaru menunjukkan memelihara kucing dapat mengurangi stres, memperkuat kesehatan mental, serta memberikan efek positif bagi kesehatan fisik.
Penelitian mengungkapkan kucing yang menderita demensia mengalami perubahan otak, mirip dengan manusia.
Walaupun secara ukuran, harimau dan kucing memang berbeda jauh, dari segi kebutuhan nutrisi makanan, mereka cukup memiliki kesamaan.
Mengapa kucing suka menggosokkan tubuhnya pada beton atau duduk di atas ubin? Ini penjelasannya dari ahli biologi.
Penelitian terbaru menemukan memelihara anjing atau kucing dapat menjadi faktor pelindung yang memperlambat penurunan fungsi otak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved