Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PROVINSI Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah dengan tumbuhan kelor yang cukup banyak di Indonesia. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin minta pemerintah daerah NTT meneliti kelor dengan serius.
“Saya minta ke Pemda ini (kelor) kita masukkan penelitian karena kelor itu kan kaya akan gizi,” ujar Menkes Budi dalam pernyataan resminya, saat kunjungan kerja meninjau kasus stunting di NTT, Sabtu (4/3).
Selama ini, kelor atau Moringa oleifera dikenal sebagai makanan tradisional dan tanaman herbal Indonesia. Karena itu, Menkes Budi ingin menjadikan kelor sebagai tanaman herbal terbaik khas Indonesia sebagaimana ginseng Korea.
“Saya ingin ngimbangin seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” ucap Menkes Budi.
Tumbuhan kelor memiliki daun, biji, dan akar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kelor telah lama dikenal sebagai tanaman obat yang berkhasiat.
Daun kelor kaya akan nutrisi, seperti protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Oleh karena itu, daun kelor sering digunakan sebagai bahan makanan atau suplemen nutrisi untuk membantu mencegah atau mengatasi berbagai penyakit.
Selain daunnya, biji kelor juga memiliki banyak manfaat. Biji kelor mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati. Selain itu, minyak biji kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik atau obat-obatan.
Baca juga : Tujuh Khasiat Daun Kelor bagi Kesehatan
Kelor atau Moringa Oleifera cukup populer di NTT karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat setempat. Daun kelor di NTT biasanya diolah menjadi sayur atau lalapan, yang diolah dengan bumbu khas NTT.
Di samping itu, kelor juga memiliki potensi sebagai sumber pangan alternatif untuk mengatasi masalah kelaparan di daerah-daerah terpencil di NTT. Kandungan nutrisi yang tinggi pada kelor, seperti protein, vitamin, dan mineral, dapat membantu mengatasi kekurangan gizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi masyarakat setempat.
Setibanya di Kupang, Menkes Budi mencicipi pangan olahan dari kelor, mulai dari biskuit, bubur, teh, dan roti.
“Jadi kita akan menjadikan kelor sebagai salah satu makanan tradisional dan herbal Indonesia, kita akan riset secara formal. Kita dukung risetnya supaya bisa diterima di kalangan internasional,” tutur Menkes Budi. (H-2)
Daun kelor mengandung 64 kalori untuk setiap 100 gramnya, dan memiliki berbagai nutrisi,
Orang tua di zaman dahulu sering memanfaatkan daun kelor mulai dari membuat sayur sampai bahan obat. Simak, berikut khasiat atau manfaat daun kelor telah tersohor sejak ribuan tahun lalu.
Luar biasa total produksi kelor ini, per bulannya bisa mencapai sekitar 25 - 100 ton dengan diversifikasi produk yang cukup beragam mulai dari bubuk teh.
Produk turunan dari daun kelor seperti varian minuman maupun makanan, produk kesehatan, bahkan produk kecantikan alami.
Di kecamatan Langensari, Kota Banjar, terdapat 221 balita stunting yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan.
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) merekomendasikan daun kelor untuk dikonsumsi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak di bawah usia 5 tahun karena kaya nutrisi.
Khasiat daun kelor untuk kesehatan lainnya adalah membantu menurunkan risiko kanker. Manfaat daun kelor tersebut diperoleh dari kandungan niazimicin di dalam kelor.
Biasanya daun kelor digunakan untuk bahan pengobatan tradisional, Lalu bisa dikonsumsi sebagai sayur, teh, atau bubuk herbal.
Daun kelor kaya nutrisi, seperti vitamin A, C, dan kalsium. Daun kelor dapat diolah menjadi teh herbal, cokelat daun kelor hingga produk kecantikan.
Daun kelor (Moringa oleifera) dikenal sebagai salah satu superfood terbaik di dunia karena kandungan nutrisinya yang sangat kaya.
Ia menyebutkan bahwa daun kelor memiliki empat kali lebih banyak kandungan kalsium dibanding susu tanpa laktosa.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved