DALAM upaya mendukung arahan Presiden RI Joko Widodo untuk menurunkan angka tengkes (stunting) di Indonesia, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono aktif mengunjungi sekolah-sekolah untuk memantau langsung Gerakan Aksi Bergizi. Gerakan ini merupakan ajakan kepada para remaja putri untuk rutin mengonsumsi tablet penambah darah seminggu sekali untuk menjaga daya tahan tubuh.
Dalam kunjungannya ke SMAN 32, Komplek Setneg Baru Cidodol, Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, pada Jumat (3/3), Heru mengingatkan pentingnya mencegah stunting sejak usia remaja.
Baca juga: Aplikasi Satusehat, Data Pasien Bisa Diakses antar Fasyankes
“Pagi hari ini, kami ke SMAN 32 Jakarta untuk menyapa dan melihat para pelajar, serta memberikan semangat kepada mereka. Juga, mengingatkan sehat itu sangat penting, sehingga ke depan mereka bisa menjadi anak-anak bangsa yang tangguh. Salah satunya, mengingatkan para pelajar agar menghindari stunting sejak usia remaja,” kata Heru.
Kepala Sekretariat Presiden itu menyampaikan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga telah aktif turun ke sekolah-sekolah, mulai tingkat SMP hingga SMA, untuk memberikan vitamin penambah darah dalam kegiatan Gerakan Aksi Bergizi yang dilaksanakan setiap hari Jumat.
“Kegiatan Gerakan Aksi Bergizi ini akan terus kita gaungkan. Tentunya, seluruh lapisan masyarakat bisa membantu untuk menurunkan stunting. Saya mau kalau ada waktu, semua SMP, SMA dan Puskesmas dikunjungi setiap minggu bergantian. Intinya, kegiatan ini menjadi upaya agar stunting bisa kita tangani,” ujar Heru.
Menjawab pertanyaan salah satu pelajar SMAN 32 tentang apa saja yang telah dilakukan Pemprov DKI dalam pencegahan stunting, Heru menerangkan, pemerintah daerah telah turun tangan memberikan sosialisasi pola hidup sehat kepada remaja putri di usia sekolah tingkat SMP dan SMA. Sebagai calon ibu, mereka tidak boleh kekurangan darah dan dibimbing menjalani diet sehat.
Tidak hanya itu, lanjutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus melakukan screening kesehatan bagi calon pengantin perempuan dan memberikan pendampingan tumbuh kembang bagi bayi 0-2 tahun di puskesmas dan posyandu. Begitu juga dengan ibu hamil, diberikan pendampingan pemenuhan gizi sehat, sehingga dapat melahirkan bayi sehat.
Namun, pencegahan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan masyarakat diharapkan juga terlibat aktif untuk mencegah gizi buruk di lingkungan sekitarnya. Karena itu, Heru mengajak semua pelajar di SMAN 32 Jakarta Selatan bersedia menjadi duta pencegahan stunting, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal mereka. (OL-6)