Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PERKEMBANGAN sosial emosional anak usia dini kerap terabaikan oleh orangtua atau pengasuh. Kecerdasan intelektual anak cenderung menjadi prioritas.
Padahal, perkembangan sosial emosional anak meliputi kemampuan mengenali emosi diri dan orang lain, mengelola emosi dengan cara positif, dan berempati terhadap kondisi orang lain. Hal ini akan berdampak positif bagi kesehatan mental, capaian pendidikan, dan interaksi sosial
Oleh karena itu, untuk mendukung pemahaman sosial emosional anak, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meluncurkan seri Buku Cerita Anak Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) berjudul Saat Noni Datang.
Buku ini bertemakan mengenal jenis-jenis emosi anak. Selain untuk membantu anak mengenali beragam jenis emosi, buku ini juga menjadi media bantu bagi orang tua dan pendidik dalam mengajarkan anak cara mengelola berbagai emosi yang mereka rasakan. Serta mendukung pengembangan kemampuan bahasa, dan pra-literasi.
“Mengenal emosi adalah salah satu dari komponen penting yang harus dimiliki oleh anak sebelum akhirnya dapat menguasai kemampuan kecerdasan emosi yang lebih kompleks. Pengenalan terhadap emosi harus dimulai dan dibiasakan sejak dini. Semakin anak mengenali emosi yang ia rasakan, semakin ia bisa mengendalikan dirinya," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga lewat keterangan yang diterim, Rabu (22/2).
Ia menambahkan, ketika anak sudah mampu mengenal emosinya sendiri dan berempati pada emosi orang lain, anak akan mampu membina hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Kemudian dengan memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengenali emosinya, juga dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengeluarkan kreativitas, serta ungkapan dari isi hati dan pikirannya.
Adapun CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo menuturkan, anak yang memiliki kecerdasan emosi punya kesempatan lebih besar meraih sukses di masa depan. Karena itu, pengenalan emosi anak perlu dilakukan sejak usia dini. Sebab, anak-anak mengalami perkembangan pesat pada tiga tahun pertama kehidupannya, meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional.
"Orang tua perlu memperhatikan juga perkembangan sosial emosional anak. Anak-anak perlu diajarkan bagaimana cara mengelola perasaan mereka dengan cara yang baik dan konstruktif. Hal ini menjadi salah satu fondasi penting agar anak-anak kita dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” tandas Satrijo.
Buku ‘Saat Noni Datang’ merupakan buku kedua dari Seri Buku Cerita Anak SIGAP. Pada 2021, bekerja sama dengan KemenPPPA dan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda Jakarta, Tanoto Foundation menerbitkan buku ‘Rubik Unik Corona’ sebagai media edukasi mengenai pandemi COVID-19 untuk anak usia dini. (OL-8)
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengecam keras praktik perkawinan usia anak yang terjadi di Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan perempuan melalui pemanfaatan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS), serta program pemberdayaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Perempuan jadi punya posisi tawar jika memiliki penghasilan dan mandiri secara finansial.
Yayasan Pulung Pinasti adalah lembaga sosial masyarakat independen dan nonprofit yang didirikan pada 2009 dari laboratorium pengembangan masyarakat seniman dan aktivis kampus.
Pertemuan yang diinisiasi oleh Mesir ini mediskusikan mengenai strategi kedua negara dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan, khususnya kewirausahaan perempuan.
Halimah juga menyoroti pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai kekerasan berbasis gender.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved