Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama sejumlah dunia usaha termasuk Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (APPNIA) menggelar kegiatan “Hari Anak Nasional 2025 - Anak Indonesia Bersaudara” di Bundaran HI, Jakarta.
Mengambil tema besar “Anak Hebat, Indonesia, Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, kegiatan ini mencerminkan pentingnya memenuhi hak anak, termasuk memperhatikan masa pertumbuhan anak-anak untuk menciptakan generasi masa depan Indonesia yang Maju.
Bersama lebih dari 1.000 anak Menteri PPPA Arifah Fauzi menggelar jalan pagi dan permainan tradisional bersama, yang dilanjutkan dengan nonton bersama film Jumbo yang diikuti oleh lebih dari 400 anak anak-anak dari panti asuhan, peserta didik penyandang disabilitas, dan anak-anak dari rumah susun di wilayah DKI Jakarta.
Sebagai wakil industri, Ketua Umum APPNIA, Nani?Hidayani, mengatakan bahwa untuk mendukung pencapaian Generasi Emas 2045, seluruh perusahaan anggota APPNIA terus memastikan tersedianya akses pada produk nutrisi dan juga edukasi tentang pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
“Kebijakan pemerintah di 5 tahun ke depan terus memastikan akan perbaikan nutrisi. Penting bagi kita bersama pemerintah mendukung perwujudan Indonesia Emas lewat pemenuhan akses pada kecukupan nutrisi. Kami memiliki misi membantu meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya Ibu dan Anak di 1000 HPK. Karena itu, seluruh perusahaan yang tergabung dalam APPNIA didorong untuk berkontribusi dalam pemenuhan gizi dan pencegahan stunting. Kami menghimbau seluruh orang tua penting mendapatkan edukasi terhadap pilihan nutrisi yang tepat sesuai kebutuhan anak,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Selasa (22/7).
Lebih lanjut, Nani menjelaskan bahwa pemenuhan gizi anak idealnya dimulai sejak ibunya masih remaja, bahkan sebelum masa kehamilan. Ia menekankan bahwa masih banyak orang tua yang belum memahami pentingnya tahapan pemberian nutrisi ini.
“Yang paling dekat dimulai dari rumah. Orang tua harus memahami pentingnya pemenuhan gizi bagi anak, karena masa 1.000 HPK merupakan periode krusial dalam tumbuh kembang anak. Gizi ibu hamil harus dipenuhi sejak awal, bahkan sejak masa remaja lewat pemenuhan asupan zat gizi. Saat anak sudah lahir, anak juga harus mendapatkan gizi yang baik. APPNIA sangat mendukung pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi, karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Barulah setelah usia 6 bulan, anak dapat dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan dilanjutkan dengan makanan lokal yang bergizi seperti sayur, buah, nasi, daging, ikan, telur, susu, dan sumber protein lainnya, sesuai standar gizi yang berlaku,” ujar Nani.
APPNIA senantiasa mengikuti praktik pemasaran sesuai panduan WHO dan peraturan dari Kementerian Kesehatan serta BPOM. Selama ini, APPNIA memiliki sistem pengawasan internal yang ketat, khususnya untuk pemasaran produk susu formula bayi usia 0–12 bulan. Dukungan penuh diberikan pada pemberian ASI eksklusif tanpa tambahan makanan/minuman hingga usia 6 bulan.
Ia menambahkan, selama ini APPNIA telah menjalin kemitraan erat dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah, akademisi, dan mediadalam mendukung upaya peningkatan status gizi nasional. “Kolaborasi ini bukan hanya simbolis, tetapi nyata dalam berbagai program. Kami berharap ke depan bisa terus berjalan bersama pemerintah dalam memperluas akses nutrisi dan edukasi, demi mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045,” ungkap Nani.
Selain pemenuhan gizi, Kementerian PPPA menyoroti tantangan utama dalam pola asuh keluarga, termasuk rendahnya pemahaman perkembangan anak hingga pengaruh lingkungan negatif.
Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi mengatakan, kolaborasi lintas sektor menjadi salah satu cara untuk mengatasi kompleksitas tantangan tersebut dan membangun lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
“Mewujudkan anak hebat menuju Indonesia Emas 2045 membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Berdasarkan arahan Presiden, kementerian tidak bisa jalan dan sukses sendiri, melainkan harus terus berkolaborasi. Saya melihat semua mitra datang dengan hati untuk menyelesaikan permasalahan ini,” jelasnya.
Perayaan HAN 2025 akan mencapai puncaknya di Kabupaten?Indragiri?Hulu, Riau, pada 23?Juli mendatang. Tahun ini, perayaan dilakukan secara desentralistik, yakni ribuan kegiatan digelar serentak di sekolah?sekolah dan komunitas di seluruh Indonesia agar mereka merasa hari itu adalah hari bermain bersama.
Kegiatan yang dilakukan berfokus pada empat aktivitas utama yaitu bermain permainan tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah, menyanyikan lagu-lagu nasional, dan mendengarkan dongeng tentang pahlawan di daerah masing-masing.(H-2)
Menjelang Hari Anak Nasional, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto menegaskan pentingnya perhatian terhadap pendidikan anak-anak diĀ LPKA
Upaya perlindungan anak dari dampak negatif dunia maya harus menjadi perhatian semua pihak.
Salah satu puncak dari rangkaian kegiatan HAN adalah launching penyerahan Kartu Identitas Anak (KIA) yang dijadwalkan pada 31 Juli 2025.
ANAK-anak yang bahagia dan canda tawa mereka mewarnai dunia. Momen Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2025 memberikan ruang untuk merayakan dengan kegiatan yang seru.
TANGGAL 23 Juli mendatang kita peringati Hari Anak Nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved