Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Berikan Kuliah Umum di UMJ, Menkes Puji Peran Muhammadiyah dalam Bidang Kesehatan dan Pendidikan

Mediaindonesia.com
21/2/2023 19:55
Berikan Kuliah Umum di UMJ, Menkes Puji Peran Muhammadiyah dalam Bidang Kesehatan dan Pendidikan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan kuliah umum di UMJ(Dok. UMJ)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Jakarta menjadi tuan rumah dalam Kuliah Umum bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Selasa (21/02/2023). Kuliah umum yang digagas oleh Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiya (APKKM), membahas tentang “Transformasi Sistem Kesehatan Nasional” digelar di Aula Gedung Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ), Selasa (21/2).

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan cara pandang Muhammadiyah dalam membangun pendidikan dan kesehatan. Selama ini, apa yang dilakukan Muhammadiyah dapat mendukung proses pembangunan pendidikan dan kesehatan yang semakin akseleratif untuk hajat hidup orang banyak. 

Tidak mudah bagi Muhammadiyah untuk memajukan pendidikan dan kesehatan. Pendekatan sosial keagamaan yang intensif biasanya dilakukan oleh Muhammadiyah. Sebagai contoh, saat memproses pembangunan rumah sakit di Jayapura dan Sorong. Muhammadiyah diterima di sana karena masyarakat merasakan manfaatnya melalui pendidikan dan kesehatan.

"Ini merupakan proses transformasi sosial budaya yang membutuhkan back up yang kuat dari berbagai pihak. Langkah ini terus kita ambil karena kita percaya bahwa Tuhan selalu membukakan jalan bagi orang yang bersungguh-sungguh," ungkap Haedar.

Rektor UMJ Ma'mun Murod menggambarkan kondisi kesehatan di Indonesia yang berada jauh di bawah negara lain di Asia Tenggara (ASEAN). Oleh karenanya Ma'mun mendukung Kemenkes sepenuhnya untuk melakukan transformasi kesehatan nasional. Selain itu Ma'mun menyampaikan bahwa salah satu cara untuk melakukan transformasi adalah dengan menggandeng ormas seperti Muhammadiyah.

Sementara itu Ketua APKKM Suryani As'as menjelaskan, APKKM bertugas untuk melakukan sinergitas dan kolaborasi seluruh potensi di pendidikan kedokteran dan kesehatan. Menurutnya jumlah SDM di FK PTMA yang mencapai 9000 mahasiswa cukup potensial untuk memberikan kontribusi dalam perbaikan kesehatan dan keberlanjutan pelayanan kesehatan di Indonesia. 

Kuliah Umum bersama Menkes menjadi wadah bagi mahasiswa FK PTMA untuk lebih peka terhadap isu-isu serta permasalahan dalam dunia pendidikan kedokteran serta mampu mengimplementasikan secara konkret. Budi menjabarkan enam pilar transformasi yang dilakukan Kemenkes RI. 

Menkes Budi Gunadi mengatakan, Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia melalui 6 pilar transformasi yang dilakukan. Enam pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.

“Kita melakukan enam pilar transformasi. Pertama adalah layanan primer. Ini yang paling penting edukasi kesehatan. Kedua adalah transformasi layanan rujukan rumah sakit. Ketiga transformasi sistem ketahanan kesehatan. Ini kalau ada pandemi, kita lebih siap dari sisi obat-obatan, alat-alat kesehatan, tenaga kesehatan cadangan itu masuk ke sana, termasuk surveilance terhadap penyakit menular. Kita ingin pastikan baik lokal, nasional, maupun regional itu harus siap,” ungkap Budi.

Transformasi keempat adalah transformasi sistem pembiayaan kesehatan. Hal ini sebagian besar layanan kesehatan terdapat di BPJS. Namun ada juga asuransi swasta yang harus dipastikan keberlanjutannya. Transformasi kelima adalah SDM Kesehatan dan keenam adalah transformasi Teknologi Kesehatan, ini terkait teknologi informasi dan bioteknologi. “Itu adalah 6 kerangka besar yang akan kita kejar sampai 2024,” jelas Budi.

Selain layanan kesehatan primer, Budi mengatakan saat ini ada sekitar 12.000 Puskesmas yang tersebar di semua wilayah Indonesia. Ia menilai jumlah tersebut tidak akan mencapai pemerataan pelayanan kesehatan. Ada sejumlah program yang akan dilakukan diantaranya menata ulang jaringan fasilitas layanan kesehatan.

Maka dari itu diperlukan revitalisasi Posyandu di setiap wilayah di Indonesia sebagai bentuk pelayanan yang lebih dekat dengan masyarakat. Bukan hanya melayani Ibu dan bayi, tapi melayani setiap siklus hidup termasuk remaja, dewasa, hingga lansia.

Baca juga : HEPI dan Universitas Binus Dorong Kolaborasi Pendidikan Tinggi Indonesia-AS

“Jadi setiap Puskesmas bisa melakukan layanan laboratorium misalnya 100 kali tes, kemudian di atasnya laboratorium kesehatan kabupaten/kota, di atasnya lagi laboratorium provinsi, kemudian regional, dan nasional,” ucap Budi.

Target fasilitas layanan primer dan Labkesmas sebanyak 514 Rumah Sakit Kabupaten/Kota, 7.230 Pukesmas Kecamatan, 85.000 Posyandu Desa/Kelurahan, 300.000 Posyandu Dusun/RT/RW, dan 273.5 juta kunjungan rumah penduduk tingkat kelembagaan serta laboratorium nasional (Prof. dr. Sri Oemiyati dan B2PVRP), laboratorium regional (BBTKL, BBLK, EKS BALAI LITBANGKES), Labkesda Provinsi, Labkesda Kab/Kota, dan Laboraturium Puskesmas.

Pada kesempatan tersebut, Menkes Budi menjelaskan tentang transformasi layanan rujukan. Pada transformasi ini terdapat tiga penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia yaitu penyakit jantung, stroke, dan kanker. 

“Data yang saya miliki, dari 34 provinsi yang bisa melakukan operasi pasang ring itu hanya 28 provinsi. Kalau sudah tidak bisa dipasang ring, maka tindakan berikutnya adalah bedah jantung terbuka. Ini jumlahnya turun lagi dari 28 provinsi kalau tidak salah ke 22 provinsi,” tutur Budi.

Target Kemenkes pada 2024 adalah seluruh rumah sakit di Indonesia bisa melayani penyakit jantung, stroke, dan kanker. Layanan jantung yang sesuai dengan kompetensi masih belum merata di Indonesia. Hanya 40 rumah sakit pemerintan yang mampu melayani chatlab dan hanya 10 rumah sakit yang mampu melakukan bedah jantung. 

“Akses layanan dan standar layanan tertentu untuk jantung, stroke, dan kanker saya mau rata tersedia di seluruh provinsi,” ungkap Budi.

Lebih lanjut, hal yang menjadi perhatian Kemenkes lainnya adalah yang berkaitan dengan layanan kesehatan primer dan pembiayaan kesehatan. Sepanjang 2022, Kemenkes terus mendorong layanan kesehatan primer berkualitas agar dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat.

Di hadapan ribuan tamu undangan dan mahasiswa FK dari 12 PTMA baik luring maupun daring, Budi menuturkan bahwa keberadaan Muhammadiyah sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan dan Menkes merasakan kehadiran Muhammadiyah dalam sektor kesehatan, 

"Muhammadiyah is the most influence group di luar pemerintah pada bidang kesehatan dan pendidikan," jelas Budi. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya