Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Meski Bisa Timbulkan Konflik, Perbedaan Love Language Bisa Diatasi

Basuki Eka Purnama
15/2/2023 04:45
Meski Bisa Timbulkan Konflik, Perbedaan Love Language Bisa Diatasi
Ilustrasi(vamshare.com)

PSIKOLOG Klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Irma Gustiana mengatakan perbedaan love language atau bahasa cinta dalam hubungan bisa menimbulkan konflik.

"Tentu bisa menjadi seakan tidak nyambung dan menimbulkan masalah bila cara dua orang mengekspresikan cintanya berbeda," ujar Irma, dikutip Rabu (15/2).

Psikolog yang juga memiliki klinik psikologi Ruang Tumbuh itu menyebut selain kesalahpahaman yang mungkin muncul, perbedaan ini bahkan dapat menyebabkan kandasnya suatu hubungan asmara.

Baca juga: Love Language Juga Bisa Diungkapkan pada Diri Sendiri

Love language merupakan cara seseorang mengekspresikan rasa kasih dan cintanya kepada orang lain, bisa pada pasangan, sahabat, orangtua, atau pun anak dan saudara.

Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, yaitu physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).

Namun, tidak perlu khawatir, Irma menyebut perbedaan love language dalam hubungan baik dengan kekasih, sahabat, ataupun keluarga itu bisa tetap dijalankan.

Pemahaman dan pengertian perlu dilakukan tiap individu agar terhindar dari perselisihan.

"Lakukanlah observasi pada dia, meski tidak diungkapkan, amati apa yang dia sukai, akan terlihat dari ekspresinya, bagaimana cara dia menunjukkan kasih sayangnya kepada kita," imbuhnya.

Walaupun konflik pasti akan menghampiri, bila apa yang dirinya sendiri inginkan juga yang orang lain mau telah dipahami, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah komunikasi.

Komunikasi yang baik dan efektif menjadi kunci dari segala hubungan.

"Walaupun berbeda caranya yang penting tujuannya sama agar hubungan harmonis, jangan egois hanya mau dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain," jelas Irma.

Irma mencontohkan, dirinya yang berbahasa cinta physical touch, akan dengan gamblang meminta suami dan sang anak untuk memeluknya.

"Dengan berpelukan, saya akan merasa dicintai, juga tenang, ya sampaikan saja apa yang kita mau, tidak perlu memperumit keadaan," pungkasnya. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya