Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas cuaca ekstrem di Indonesia akan semakin meningkat. Mulai dari kekeringan hingga curah hujan ekstrem.
"Kita sudah membuat laporan, bahwa ada kecenderungan di masa depan kondisi yang semakin kering dan jeda hujan yang memanjang di seluruh wilayah Indonesia," jelas Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari dalam diskusi, Rabu (8/2).
Adapun wilayah yang berpotensi mengalami masa kering panjang, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Papua dan Sulawesi. "Berdasarkan pemodelan ini, kita mendapati di masa depan akan memanjangnya jeda tanpa hujan itu 20-30%," imbuhnya.
Baca juga: Gunung Merapi: Awan Panas Guguran Mengarah ke Kali Boyong
Di sisi lain, ada pula wilayah yang akan mengalami peningkatan intensitas hujan dengan skala ekstrem. Wilayah tersebut mencakup Sumatra Utara, Kalimantan dan Papua. Cuaca ekstrem sebenarnya sudah mulai terlihat dalam waktu 30 tahun terakhir.
Dalam hal ini, curah hujan dengan intensitas tinggi meningkat, namun jeda terjadinya hujan pun menjadi lebih panjang. "Karakteristiknya, curah hujan menjadi jarang tapi sekalinya terjadi hujan, itu hujan lebat," tutur Supari.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, yakni dinamika atmosfer dengan pola yang tidak menentu. Lalu, kondisi lingkungan di daratan dengan adanya kontribusi aktivitas manusia. Supari berharap iklim yang semakin ekstrem dapat disikapi secara serius oleh semua pihak.
Baca juga: BMKG: Waspadai Hujan Lebat di Pegunungan Sumut
"Hasil survei global mengatakan bahwa Indonesia kurang peduli dengan perubahan iklim. Kita perlu memberikan edukasi tentang pola hidup ramah lingkungan, yang bisa mereduksi emisi dan individu bisa berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim," pungkasnya.
Peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi BRIN Intan Suci Nurhati mengungkapkan bahwa berdasarkan riset oleh IPCC, di masa depan cuaca panas ekstrem dan intensitas hujan ekstrem akan meningkat. Hal itu disebabkan tingginya emisi gas rumah kaca, yang sulit ditampung hutan dan laut.
"Kalau storage karbon di hutan dan laut bisa menyerap karbon dengan baik, kita bisa mengerem laju perubahan iklim," terang Intan.(OL-11)
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia pada Kamis, 31 Juli 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Kamis 31 Juli 2025. Cuaca cerah akan mendominasi kawasan ibu kota.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada Rabu (30/7) malam, resmi mengakhiri peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan pascagempa Kamchatka di Rusia.
BMKG mencatat bahwa terjadi tsunami kecil di perairan Indonesia akibat gempa M 8,7 yang terjadi wilayah pesisir timur Rusia. Gelombang tsunami tersebut paling tinggi sekitar 20 cm.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
GUNUNG Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tercatat beberapa kali erupsi disertai letusan dengan ketinggian hingga 1 kilometer, Kamis (7/11).
Pada musim kemarau ini kebakaran selalu mengancam sehingga perlu ada kewaspadaan dini untuk pencegahannya.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Kota Kashiwazaki, Prefektur Niigata, juga menyaksikan tsunami setinggi 40 sentimeter pada pukul 16:36. Tsunami telah mencapai pesisir Laut Jepang.
Jubir Kemenkes Mohammad Syahril mengakui banyak sekali pengalaman yang didapat masyarakat Indonesia selama pandemi beberapa waktu lalu dalam penanganan penyebaran covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved