Sabtu 04 Februari 2023, 20:20 WIB

Hari Pers Nasional 9 Februari, Sejarah dan Peranan

Meilani Teniwut | Humaniora
Hari Pers Nasional 9 Februari, Sejarah dan Peranan

DOK MI.
Ilustrasi.

 

MEMASUKI Febuari, terdapat banyak peristiwa, salah satunya Hari Pers Nasional pada 9 Febuari. Hari Pers bukan sekadar perayaan semata tetapi secara sadar maupun tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan pers dalam memperoleh informasi dan mengonsumsi berita. 

Lantas apa yang dimaksud dengan pers itu dan bagaimana peran serta sejarah lahirnya pers di Indonesia? Nah, untuk menjawab sederet pertanyaan kalian, langsung saja disimak artikel berikut kalian dapat memahaminya lebih jauh lagi.  

Pengertian pers

Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Pers tidak dapat dipisahkan keterlibatannya dalam perkembangan segala aspek kehidupan baik dalam bidang-bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya masyarakat tempat pers tumbuh dan berkembang.

Secara etimologis, kata pers (Belanda) atau press (Inggris) atau presse (Prancis) berasal dari bahasa latin yaitu perssare dari kata premere yang berarti tekan atau cetak. Definisi terminologisnya adalah media massa cetak atau media cetak. Media massa, menurut Gamle & Gamle, adalah bagian komunikasi antara manusia (human communication). Dalam arti, media merupakan saluran atau sarana untuk memperluas dan memperjauh jangkauan proses penyampaian pesan antarmanusia.  

Sejarah lahirnya hari pers

Sejarah panjang pers di Indonesia dimulai pada 1774, ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Imhoff menerbitkan surat kabar Bataviasche Nouvelles. Dilansir dari laman indonesiabaik, keinginan menerbitkan surat kabar di Hindia Belanda saat itu sebenarnya sudah sangat lama, tetapi terhambat oleh pemerintah VOC.

Setelah Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff menjabat, terbitlah surat kabar Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen yang berarti Berita dan Penalaran Politik Batavia pada 7 Agustus 1744. Tak hanya Belanda, 67 tahun kemudian tepatnya pada 1811 ketika Inggris menguasai wilayah Hindia Timur lahir surat kabar berbahasa Inggris, Java Government Gazzete.

Dalam rangka bertujuan memberikan pengumuman resmi, peraturan, dan keputusan pemerintah, terbitlah surat kabar bernama Bataviasche Courant pada 1821. Nama tersebut kemudian berganti menjadi Javasche Courant yang terbit tiga kali seminggu pada 1829.

Berlanjut ke masa pers yang semakin berkembang, di Semarang pada 1851 terbit De Locomotief. Surat kabar ini memiliki semangat kritis terhadap pemerintahan kolonial dan pengaruh yang cukup besar.

Mulai abad ke-19, untuk menandingi surat kabar-surat kabar berbahasa Belanda, muncul surat kabar berbahasa Melayu dan Jawa meskipun para redakturnya masih orang-orang Belanda, seperti Bintang Timoer (Surabaya, 1850), Bromartani (Surakarta, 1855), Bianglala (Batavia, 1867), dan Berita Betawie (Batavia, 1874). Pada 1907, terbit Medan Prijaji di Bandung yang dianggap sebagai pelopor pers nasional karena diterbitkan oleh pengusaha pribumi untuk pertama kali, yaitu Tirto Adhi Soerjo.

Ketika Jepang berhasil menaklukkan Belanda dan akhirnya menduduki Indonesia pada 1942, kebijakan pers turut berubah. Semua penerbit yang berasal dari Belanda dan Tiongkok dilarang beroperasi. Sebagai gantinya penguasa militer Jepang lalu menerbitkan sejumlah surat kabar sendiri.

Pada masa itu terdapat lima surat kabar yaitu:

1. Jawa Shinbun yang terbit di Jawa.
2. Boernoe Shinbun di Kalimantan.
3. Celebes Shinbun di Sulawesi.
4. Sumatra Shinbun di Sumatra.
5. Ceram Shinbun di Seram.

Kehidupan pada 1950-1960-an ditandai oleh munculnya kekuatan-kekuatan politik dari golongan nasionalis, agama, komunis, dan tentara. Pada masa ini sejumlah tonggak sejarah pers Indonesia juga lahir, seperti LKBN Antara pada 13 Desember 1937 yang didirikan Empat Serangkai. Kantor Berita Antara menjadi media yang memberitakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah itu, lahirlah RRI pada 11 september 1945 dan organisasi PWI pada 1946. Lahir pula TVRI, stasiun televisi pemerintah, pada 1962. September hingga akhir 1945, pers nasional semakin kuat ditandai dengan penerbitan Soeara Merdeka di Bandung dan Berita Indonesia di Jakarta serta beberapa surat kabar lain, seperti Merdeka, Independent, Indonesian News Bulletin, Warta Indonesia", dan "The Voice of Free Indonesia. 

Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI menetapkan Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari, mengacu pada lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1946. Penetapan ini mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.

Peran pers di Indonesia

Berikut fungsi pers di Indonesia menurut Pasal 33 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

1. Fungsi pers sebagai media informasi.

Fungsi pers di Indonesia yang terpenting yaitu informasi yang membuat masyarakat bisa menentukan kehidupannya lewat kebijakan maupun keputusan sederhana yang diambil dalam sehari-hari. Informasi yang disajikan oleh pers ini telah diseleksi dari berbagai berita yang masuk ke meja redaksi dan dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh para reporter di lapangan sesuai dengan kode etik yang disepakati.

Semakin banyak dan berkualitas informasi yang bisa diterima masyarakat, semakin kuat kontrol yang dipegang masyarakat untuk memperoleh hak-hak yang dimilikinya. 

2. Fungsi pers sebagai media pendidikan.

Fungsi pers dalam pendidikan yang dimaksud bukanlah pendidikan formal, melainkan instruksional. Melalui pers, masyarakat bisa memperoleh kritik dan saran untuk kepentingan bersama.

Ketika memperoleh informasi yang relevan dengan keadaan terkini, seseorang dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi. Informasi ini bisa meliputi informasi kesehatan, ekonomi, politik, bahkan hiburan seperti hobi dan pendidikan seperti kursus maupun hal sejenisnya. Ini juga dapat memperluas wawasan untuk memahami lingkungan dan budaya Indonesia yang beragam jenis dan mengaplikasikannya dalam berkehidupan bermasyarakat.

3. Fungsi pers sebagai media hiburan.

Pada UU Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 3 ayat 1 dikatakan bahwa salah satu fungsi pers sebagai media hiburan. Tentu, hiburan yang disajikan oleh pers tetap pada aturan yang telah dibuat.

Jika sifat hiburan tersebut mendidik dan netral tentunya diperbolehkan. Namun kalau melanggar nilai agama, HAM, moral, atau peraturan lain tentu tidak diperbolehkan.

Fungsi pers di Indonesia sebagai media hiburan untuk mengimbangi berita berat. Hal ini juga menjadi kebutuhan dasar manusia bahwa hiburan juga diperlukan dan harus dipenuhi. Nah, untuk memperoleh hiburan ini, bisa melalui radio, televisi, YouTube, dan lain sebagainya.

4. Fungsi pers sebagai media kontrol sosial.

Pada hal ini maksudnya pers memiliki fungsi untuk mengontrol, mengoreksi, mengkritik sesuatu yang sifatnya konstruktif. Ini berarti kontrol soial yang membangun bukannya merusak.

Sudah semestinya pers bisa melaksanakan kontrol sosial guna mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, baik itu korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) maupun penyimpangan dan penyelewengan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan itu, kehadiran pers ini untuk memperbaiki keadilan, kontrol sosial yang dilakukan media massa menjadi sangat penting.

5. Fungsi pers sebagai lembaga ekonomi.

Tak hanya sebagai media informasi, pers juga merupakan lembaga ekonomi. Maksudnya di sini ialah media massa tidak hanya bertujuan menghidupi penerbit media massa sendiri, tetapi juga untuk meraup keuntungan atau bisnis.

Pers tumbuh menjadi industri media yang mampu mendapatkan dan menyerap lapangan pekerjaan yang cukup baik dan menciptakan keuntungan yang tentunya tak sedikit. Namun pers yang ideal diharapkan bisa berorientasi kepada kepentingan publik daripada kepentingan bisnis. (OL-14)

Baca Juga

Pemkot Surakarta

Revitalisasi Lokananta, Cara Erick Thohir Rawat Peninggalan Sejarah

👤Gana Buana 🕔Rabu 07 Juni 2023, 12:44 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah selesai merevitaliasi Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia yang berada...
MI/HO

Sinarmas World Academy Gelar Donasi Buku Tulis dan Alquran

👤Mediaindoesia.com 🕔Rabu 07 Juni 2023, 12:39 WIB
SWA mendistribusikan 15.000 buku tulis SiDU serta dan 1000 Al-Quran kepada 10 sekolah dasar di area Serpong dan...
Dok MI

Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 12:37 WIB
Infeksi DBD yang berat bisa menyebabkan kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya