Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Indonesia mengalami penurunan fertilitas secara konsisten sejak tahun 1971 hingga 2000. Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior Lembaga Demografi FEB UI Omas Bulan Samosir.
"Tingkat kelahiran turun dari 5,6 anak per perempuan menurut hasil sensus penuduk 1971 menjadi 2,34 menurut sensus penduduk 2000. Penurunan tingkat kelahiran di Indonesia kemudian mengalami kemandekan," kata Omas di Jakarta, Selasa (31/1).
Adapun, ia menjabarkan 14 provinsi yang mengalami kemandekan penurunan fertilitas pada periode 2000 sampai 2010 di antaranya Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara.
"DKI Jakarta, Yogyakarta dan Jawa Timur sudah memiliki tingkat kelahiran di bawah tingkat pergantian penduduk 2,1 nak per perempuan. Masing-masing 1,81, 1,94 dan 2,00 anak per perempuan," ucapnya.
"Kita perlu menjaga tiga provinsi ini supaya jangan punah," imbuh dia.
Jika dibiarkan demikian, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI ini menyatakan pada 2065 hingga 2070 Indonesia akan mengalami penurunan angka kelahiran seperti yang dialami Tiongkok dan Singapura.
"Kita harapkan sudah saatnya memikirkan penurunan itu perlu direm. BKKBN nanti perannya bukan sebagai lembaga regulator yang tugasnya menurunkan fertilitas, tapi menjaga dan mempertahankan pada tingkat tertentu," ucap dia.
Ia menyebut, ada beberapa faktor yang memengaruhi penurunan fertilitas di Indonesia, di antaranya pola perkawinan, efektivitas kontrasepsi serta ketidaksuburan pada masa menyusui.
"Saat ini kita terpapar kemajuan dan pembangunan informasi komunikasi teknologi digital. Ini membuat perhatian kita terbagi tidak hanya di perkotaan tapi di pedesaan," imbuh dia.
Untuk mencegah terjadinya penurunan fertilitas yang berdampak pada penurunan penududuk, Omas merekomendasikan sejumlah hal. Di antaranya promosi penundaan usia kawin, promosi pemakaian dan efektivitas kontrasepsi serta promosi menyusui.
"Selain itu perlu adanya variasi dalam pola perkaawinan, pemakaian dan efektivitas kontrasepsi serta ketidaksuburan pada masa menyusui antarporvinsi. Intervensi program pengelolaan fertilitas yang sesuai juga perlu dilakukan," ucap dia
selain itu, perlu memanfaatkan revolusi industri untuk program KB agar meningkatkan pencapaian pembangunan KKBPK di Indonesia. (OL-12)
Sekitar 30%-40% kasus ketidaksuburan disebabkan oleh faktor pria dan 30%-40% lainnya oleh faktor perempuan, sementara sisanya merupakan kombinasi keduanya.
Seiring dengan bertambahnya usia perempuan, kuantitas dan kualitas sel telurnya menurun. Hal ini memengaruhi tingkat keberhasilan proses bayi tabung.
Kasus disebut unexplained karena setelah melalui pemeriksaan, ternyata semua hasilnya normal, tidak ditemukan kelainan, tetapi tetap susah mendapatkan keturunan.
Penanganan bayi tabung (IVF) di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai 10% dari standar global.
Program inovatif tersebut tidak hanya menawarkan dukungan finansial, tetapi juga menyediakan solusi komprehensif bagi karyawan dan pasangan untuk mewujudkan impian menjadi orangtua.
Di hari terakhir pelaksanaan Ruang Fertilitas Online (RFO), tercatat lebih dari 1.000 peserta yang mengikuti konsultasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved