Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETUA Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Hery Wibowo mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato. Permainan tradisional sejak 1990-an ini kembali populer dimainkan oleh anak-anak di Indonesia.
Menurut Hery, secara umum, permainan lato-lato menjadi momentum terbaik bagi orang tua untuk 'sedikit' melepaskan anak dari ketergantungan bermain gadget atau telepon seluler. Sehingga, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.
“Ini juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan bahwa proses itu pending, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” jelasnya dikutip dari laman resmi, Senin (9/1).
Lebih lanjut, dia mengatakan terdapat delapan fakta sosiologis terkait permainan lato-lato. Pertama, lato-lato mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.
“Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” imbuh Hery.
Baca juga: Lato-Lato dan Pendidikan
Fakta kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.
Hery memaparkan, ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki 'wahana' untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.
Fakta ketiga, menjadi magnet 'Fear of Missing Out' atau FOMO. Hery menjelaskan, FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli. Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan 'ketinggalan zaman', sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.
Fakta keempat, lanjutnya, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi 'do it yourself'. Permainan ini dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya.
Sehingga, kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan. Fakta kelima, alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orang tua dan anak.
Baca juga: Tokopedia Catat Penjualan Lato-Lato Naik 57 Kali Lipat
“Momentum memainkan lato-lati dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orang tua, sekaligus wahanan pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga. Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” paparnya.
Fakta keenam, potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial, 'popularitas di dunia sosial' seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahanan pansos bagi pemainnya.
Adapun fakta ketujuh, aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi sang anak untuk rehat sejenak dan mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.
Fakta terakhir, lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini dapat dengan mudah dimiliki oleh semua orang.
Meski memiliki berbagai fakta sosiologis, namun permainan ini memiliki berbagai dampak yang bisa timbul. Hery mengungkapkan, fakta tersebut akan menjadi negatif apabila anak-anak ataupun orang tua tidak bisa mendukung dan mengaturnya.(OL-11)
Pelajari cara bermain kelereng dari A-Z! Panduan lengkap trik menang, aturan dasar, dan variasi permainan kelereng seru. Yuk, nostalgia & jadi jagoan kelereng!
Permainan Tradisional: Jenis & Manfaat bagi Anak. Lestarikan budaya! Kenali ragam permainan tradisional Indonesia & manfaatnya bagi tumbuh kembang anak. Seru, edukatif, dan menyehatkan!
MAINAN untuk anak-anak memang beragam dan bisa dipilah sesuai usia. Dalam memilih mainan anak tidak boleh sembarangan, sebab mainan juga bisa mendukung tumbuh kembang.
Permainan role play dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, emosional, motorik, dan pemecahan masalah.
Area bermain Active Edu Fun yang dirancang khusus seperti Sally's Water Play Lab, Eddy's Organic Seed Pit, Carly's Giant Ball Pool dan Role Play Town yang unik.
Ferdi Setiawan, caleg DPRD Kabupaten Sleman dari Partai Nasdem pun meyakini, pemberdayaan masyarakat melalui Desa Wisata akan menjadi potensi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Crazy Rich: Selami makna istilah viral ini! Temukan asal-usul, fenomena budaya, dan relevansinya dalam kehidupan modern.
Orang Pink: Fenomena Sosial yang Menarik Perhatian. Orang Pink: Selami fenomena sosial Orang Pink yang unik! Temukan makna, dampak, dan mengapa mereka menarik perhatian publik.
Klitih: Fenomena sosial remaja Yogyakarta. Cari tahu akar masalah, dampak, dan upaya pencegahan aksi kekerasan jalanan ini.
sejumlah kalangan yang mengamati gejala sosial-keagamaan umat Islam di Indonesia mengkhawatirkan adanya fenomena “abrasi” nilai-nilai Idul Fitri.
Butterfly Era: Kupas tuntas makna & fenomena budaya pop di balik istilah yang sedang viral ini!
Ghosting: Hilangnya kontak tiba-tiba dalam hubungan modern. Pahami penyebab, dampak, dan cara menghadapinya di era digital ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved