Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
NATAL dan Tahun Baru (Nataru) menjadi memontum penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk bisa terus meningkatkan kolaborasi dan harmonisasi.
Sebagaimana diketahui, saat ini Umat Nasrani merayakan Natal dan sebagian yang lain akan menyongsong penyambutan Tahun Baru 2023.
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. KH. Marsudi Syuhud menyatakan, sangat penting adanya kolaborasi, yakni upaya untuk saling menghormati secara bersama-sama tanpa adanya sekat perbedaan agama.
“Kolaborasi yang dimaksud adalah bagaimana kita saling menghormati bersama-sama dan melakukan sesuatu yang kita saling membutuhkannya. Sehingga kita harus melakukan sesuatu yang tidak ada sekat-sekat agama di dalamnya,” ujarnya, Sabtu (24/12).
Menurutnya, jika seluruh masyarakat sudah bersepakat untuk bisa membangun negara secara bersama-sama, maka semuanya akan menjadi nyaman dan mampu menjadi bangsa yang satu.
Ia berharap seluruh rangkaian Nataru bisa berjalan dengan aman, nyaman bahkan tanpa adanya gangguan dari pihak manapun.
Untuk itu, situasi yang damai, serta yang aman dan terkendali ini harus bisa secara bersama-sama diciptakan oleh semua elemen masyarakat.
Pasalnya, memang setiap warga negara memiliki hak sekaligus kewajiban untuk terus senantiasa menjaga dan menciptakan keamanan wilayah masing-masing.
“Barang siapa yang sudah sepakat untuk membangun negara secara bersama-sama dan bersatu agar kita nyaman secara bersama-sama, maka semua akan menjadi umat yang satu, bangsa yang satu,” tandas Marsudi.
Untuk terus bisa menjaga persatuan berbangsa, ia mendorong masyarakat harus mampu untuk terus mengikuti aturan yang ada.
Pasalnya, tambah Marsudi, jika telah mengikuti segala aturan yang ada, maka masyarakat akan bisa jauh lebih harmonis dan tertib serta aman.
“Bangsa ini adalah bangsa yang satu, yang diikat oleh kebersamaan, kita sudah menyatu dengan kesepakatan nasional. Maka dari sini kita tinggal mengikuti aturan yang ada, harmonis adalah tertib dan mengikuti aturan. Jika semua sudah mengikuti aturan, maka bangsa ini akan aman,” ucapnya.
Di sisi lain, menurutnya kiat untuk bisa terus menjaga harmonisasi dari elemen masyarakat menurutnya adalah harus ada pemberian ruang bagi adanya dialog dan diskusi.
Karena dengan adanya ruang yang sangat terbuka lebar, maka sama saja menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama.
“Nomor dua, bagaimana kita bisa harmonis adalah harus bisa memberi ruang, adanya ruang dialog dan ruang diskusi. Ini sangat bermanfaat untuk Muslim sesama Muslim bahkan untuk Muslim bagi Non-Muslim, jadikan Indonesia sebagai rumah besar,” pungkasnya. (OL-8)
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah mencatat, selama libur Natarun 2022 konsumsi BBM, LPG, dan Avtur mengalami kenaikan 183% dibanding tahun lalu.
Ia juga mengingatkan, konflik Rusia-Ukraina akan menjadi beban berat dunia pada 2023.
Puncaknya akan ada pertunjukan kembang api di panggung budaya Archipelago.
Meski demikian, para pedagang pasar mengambil sikap hati-hati untuk mengatur arus ketersediaan barang.
Musik dan lagu natal adalah hal yang juga sering menjadikan natal semakin meriah.
Natal terasa kurang lengkap tanpa kehadiran kado atau hadiah bagi kerabat, keluarga, teman dan juga pasangan.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved