Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Minum Teh, Kopi, Susu tidak Disarankan saat Makan Besar

Mediaindonesia.com
30/11/2022 20:24
Minum Teh, Kopi, Susu tidak Disarankan saat Makan Besar
Ilustrasi.(Antara/Galih Pradipta.)

KETUA Umum Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia Dr. dr. TB. Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM tak menyarankan orang-orang meminum kafein bersamaan dengan makan besar. Dalihnya, itu dapat mengganggu penyerapan zat besi dari makanan.

"Oleh karena itu, pada pasien defisiensi besi kami sarankan tidak makan sambil minum teh atau kopi atau susu," ujar dia dalam konferensi pers Peringatan Hari Kekurangan Zat Besi 2022 di Jakarta, Rabu (30/11). Oleh karena itu, Djumhana merekomendasikan agar orang-orang menunggu sekitar dua jam setelah makan untuk bisa meneguk minuman mengandung kafein agar penyerapan zat besi dari makanan tak terganggu.

Menurut dia, cara ini juga sekaligus mencegah terkena anemia kekurangan zat besi yang ditandai seperti rambut rontok, kelelahan, kekurangan energi, sesak napas, detak jantung yang tidak teratur, dan kulit pucat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia meningkat dari 21,7% (2013) menjadi 23,7% (2018) dari total populasi di Indonesia.

Data juga menunjukkan, pada 2018, sebanyak tiga dari 10 remaja Indonesia menderita penyakit anemia dan 62,6% kasus anemia yang terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi. Selain memperhatikan waktu konsumsi kafein, upaya lain yang bisa orang lakukan demi mencegah anemia yakni dengan mengonsumsi makanan mengandung zat besi dari dari sumber hewani misalnya hati sapi maupun nonhewani seperti sayuran hijau seperti bayam, sawi, dan brokoli. 

Selain itu, Djumhana menyarankan para remaja putri yang kekurangan zat besi bisa mendapatkan tablet tambah darah (TTD) atau suplemen zat besi lain. "Preparat besi oral atau suntikan. Yang suntikan diberikan pada pasien yang secara oral tidak bisa konsumsi misalnya karena hamil, mual, muntah. Jangan diberikan pada pasien thalassemia, inflamasi kronik, HIV, lupus sehingga saya sarankan tanya dokter terlebih dulu," kata dia. (Ant/OL-14) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya