Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PAKAR hidrologi dan sumber daya air Universitas Jenderal Soedirman, Yanto PhD mengatakan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration yang dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menegaskan pentingnya mitigasi perubahan iklim.
"Para pemimpin G20 menyadari pentingnya dampak perubahan iklim terhadap perekonomian dunia," kata Yanto dihubungi dari Jakarta, Minggu (20/11).
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Unsoed itu menjelaskan komitmen tersebut dituangkan dalam rangka mempercepat penurunan laju kenaikan suhu bumi melalui kerja sama dalam bidang yang luas.
"Komitmen yang tertuang dalam deklarasi para pemimpin itu juga mencakup sektor pangan, energi dan keanekaragaman hayati," katanya.
Hal tersebut, kata dia, perlu diapresiasi sebagai bentuk komitmen para pemimpin terkait mitigasi perubahan iklim dan upaya peningkatan ketahanan iklim.
Baca juga: Haedar Nashir Resmi jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2022-2027
Baca juga: Jokowi Dinilai Merawat Kebudayaan Lewat Sektor Pendidikan
"Mitigasi perubahan iklim dalam cakupan yang luas menjadi hal yang sangat penting guna mendukung capaian tujuan agenda Sustainable Development Goals atau SDGs 2030," katanya.
Sementara itu, Yanto berharap pelaksanaan program terkait mitigasi perubahan iklim pada masa yang akan datang juga akan berfokus pada ketersediaan pasokan air dan akses terhadap air bersih.
"Mitigasi perubahan iklim pada sektor energi dan pangan juga perlu dibarengi dengan mitigasi di sektor air guna menciptakan keseimbangan sistem. Oleh karenanya, mitigasi perubahan iklim di sektor air merupakan hal yang sangat penting," katanya.
Dia juga mengingatkan mengenai pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim dalam sektor kebencanaan atau upaya mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim.
"Sebagai contoh, rusaknya infrastruktur akibat kejadian bencana akan berdampak pada terganggunya aktivitas perekonomian karena bencana terbukti menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, dengan demikian upaya untuk mengurangi risiko bencana akibat perubahan iklim menjadi hal yang sangat penting," katanya.
Sementara itu, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022 mengesahkan pernyataan para pemimpin atau Leaders’ Declaration.
Beberapa kepala negara G20 menyepakati, antara lain perlunya menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral, menangani krisis ekonomi termasuk melalui kerja sama kebijakan makro internasional, mengupayakan ketahanan pangan dan energi, mengadopsi teknologi digital untuk mendorong inovasi dan lain sebagainya. (Ant/H-3)
Sebelumnya, Infantino sempat menjabarkan bahwa Piala Dunia 2022 akan mulai bergulir di Qatar pada Minggu, 20 November ini.
Presiden FIFA juga meyakini pemerataan sepak bola juga bisa menimbulkan 3-4 juta lapangan pekerjaan.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengapresiasi tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia yang berhasil mengalahkan Arab Saudi 2-0 pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Anggaran yang dialokasikan untuk renovasi kawasan TMII mencapai Rp1,13 triliun. Diharapkan, kawasan TMII bisa dipakai untuk mendukung agenda KTT G20.
Kegiatan bersepeda yang berjudul #BIKE20 ini merupakan hasil kolaborasi bersama Bike to Work Community (B2W ) Indonesia, dengan dukungan penuh dari Pemprov DKI Jakarta.
Adapun kawasan wisata tersebut akan dibuka untuk umum pada November mendatang, seusai pelaksanaan KTT G20. Dikutip laman resmi TMII, tiket masuk dipatok sebesar Rp20 ribu.
Potensi kejadian bencana di Jawa Barat mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang
Mitigasi bisa menjadi upaya pencegahan sebelum terjadinya bencana.
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Gempa di Sumedang terjadi pada 31 Desember 2023 hingga Januari 2024.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved