Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Presiden: Modifikasi Cuaca Kunci Sukses Gala Dinner G20

Andhika Prasetyo
17/11/2022 23:21
Presiden: Modifikasi Cuaca Kunci Sukses Gala Dinner G20
Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara menghadiri rangkaian acara G20 di GWK, Bali.(Antara)

PELAKSANAAN rangkaian acara G20 berlangsung saat Bali tengah dilanda musim hujan. Faktor cuaca pun menjadi tantangan tersendiri, khususnya untuk acara jamuan makan malam yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Presiden Joko Widodo mendapat informasi bahwa ada potensi hujan saat acara tersebut digelar. Jokowi, sapaan akrabnya, pun langsung menugaskan BMKG untuk melakukan modifikasi cuaca.

"Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca. Kita menggunakan BMKG dan menyiapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC),” ujar Jokowi di Bali, Kamis (17/11).

Baca juga: Indonesia Banjir Pujian Dalam Penyelenggaraan KTT G20

Dirinya juga memastikan bahwa pemerintah tidak menggunakan jasa pawang hujan selama gelaran KTT G20. Cuaca cerah dan malam yang terang, lanjut dia, merupakan berkat upaya ilmiah yang dilakukan tim.

"Kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan, langsung disergap tim TMC,” imbuhnya.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Makna Patung GWK dalam Jamuan Makan Malam KTT G-20

Saat malam pelaksanaan gala dinner, cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para pemimpin negara yang hadir pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan program yang dikerjakan bersama. Termasuk, BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional dan TNI AU, dengan didukung Kementerian PUPR dan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Tim menaburkan garam pada awan untuk mencegah terjadinya hujan. “Biasanya garam yang ditabur 1,6 ton. Itu dalam dua kali penerbangan. Kemarin saat 15 November, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali penerbangan,” jelas Dwikorita.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya