Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BISNIS keluarga merupakan fenomena yang menarik dalam dunia bisnis. Lebih dari 95% bisnis di Indonesia merupakan perusahaan yang dimiliki maupun dikendalikan oleh keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan bisnis keluarga telah memberi sumbangsih besar, bahkan di saat krisis ekonomi bisnis keluarga terus menunjukkan eksistensinya sebagai penopang sekaligus modal kekuatan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Praktek filantropi bisnis keluarga merupakan satu bentuk tata kelola perusahaan yang telah bertahan dan sukses selama ribuan tahun, serta telah dilaksanakan jauh sebelum konsep pemberdayaan pemangku kepentingan menjadi populer saat ini.
Memahami besarnya kontribusi bisnis keluarga, Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya dan Nagoya University of Commerce and Business (NUCB) sepakat untuk menguatkan peran bisnis keluarga pada kemajuan negara.
Kesepakatan ini diwujudnyatakan dalam forum ilmiah internasional bertajuk “The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium 2022” sebagai wadah untuk menghadirkan para akademisi dan praktisi di bidang bisnis dan ekonomi.
Mereka berdiskusi dan berbagi hasil penelitian seputar masalah bisnis dan ekonomi terkait wawasan seputar bisnis keluarga, serta bagaimana solusi untuk tetap eksis menjalankan bisnis tersebut.
Baca juga: BPS: Ekonomi Kuartal III Tumbuh 5,72% secara Tahunan
Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak selaku Rektor Universitas Prasetiya Mulya menyebutkan bahwa The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium 2022 ini dihadirkan sebagai bentuk kontribusi Universitas Prasetiya Mulya terhadap pengembangan entrepreneurship di Indonesia, termasuk family business.
“Seperti yang kita tahu bahwa ada banyak tantangan di dunia bisnis dan family business memegang peran penting bagi perekonomian negara bahkan pada level global," kata Prof.Djisman dalam keterangan tertulis, Senin (7/11).
Didukung oleh teknologi yang berkembang, dunia bisnis juga berkembang dengan pesat dan negara-negara di ASEAN diproyeksikan menjadi kontributor utama ekonomi dunia di tahun mendatang.
"Oleh karena itu, sebagai institusi pendidikan dan berbekal pengalaman 40 tahun perjalanan Universitas Prasetiya Mulya, kami berupaya untuk memberikan pengetahuan sekaligus menyalurkan nilai-nilai dan hal-hal mendasar mengenai bisnis keluarga melalui edukasi perencanaan dan wawasan terkini, baik dari sudut pandang global maupun lokal kepada para pemangku kepentingan," paparnya.
" Lebih jauh lagi, kami juga ingin dapat memberikan nilai dan fundamental dari bisnis keluarga, serta memfasilitasi para akademisi dan praktisi untuk melakukan kegiatan networking selama kegiatan berlangsung,” ungkap Prof. Djisman.
The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium 2022 telah dilaksanakan baru-baru ini dan dibagi menjadi tiga sesi dalam dua hari.
Dibuka dengan pidato kunci dan paparan dari Prof. Kenji Yokoyama, Ph.D. selaku Dekan dari NUBC Business School Jepang yang menjelaskan garis besar materi seputar Family Business Study sekaligus memaparkan bagaimana keunggulan dan kelemahan serta tantangan dan kompleksitas dari model bisnis ini.
Di hari pertama telah dilaksanakan konferensi akademik dari para peserta dengan jumlah 18 presenter dalam 6 ruangan parallel session dengan pembagian topik yaitu Doctoral Colloquium; Entrepreneurship & Family Business.
Topik ini dibagi dua. Pertama. Entrepreneurship & Family Business. Kedua. Finance & Accounting; Tourism, Event, and Hospitality, dan Ketiga. Marketing, Economics, and Business Law.
Di akhir sesi dipilih 3 Best Presenter dan 3 Best Paper sebagai pemenang.
Di hari kedua dibagi ke dalam dua sesi presentasi pandangan dari akademisi dan praktisi mengenai “Shared Fundamental among Family Businesses”.
Peserta dibekali berbagai hal praktis yang terkait dengan pengelolaan bisnis keluarga secara profesional serta dikaitkan dengan perubahan yang terjadi saat ini.
Sesi pertama membahas mengenai Japanese Climate of Family Business yang diisi beberapa panelis.
Panelis tersebut adalah Prof. Toshio Goto yang merupakan Senior Fellow Profesor dari Universitas Ekonomi Jepang, Ichiro Takanashi selaku Presiden dari Family Business Network Jepang, dan Jun Kawada selaku Senior Advisor Family Business Network Jepang.
Sedangkan sesi kedua membahas tentang Indonesian and Japan Family Business Insight - Shared Fundamental among Family Businesses dengan menghadirkan panelis Shinta Widjaja Kamdani selaku Chief Executive Officer dari Sintesa Group, dan Hiroya Otsuki selaku Executive Managing Director of Brook’s Holdings Co., Ltd.
“Universitas Prasetiya Mulya berharap melalui The 3rd Family Business Academic Conference and Doctoral Colloquium membuka kesempatan bagi peserta untuk mempererat hubungan kekeluargaan sebagai global family," jelas Pembantu Dekan II Bidang SDM, Administrasi dan Operasional Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Adrian Teja.
"Selain itu, mengadopsi nilai nilai luhur, dan mempelajari ‘rahasia’ keberlanjutan dari perusahaan keluarga di Indonesia dan Jepang," tambah Adrian Teja.
"Bahkan dapat menjadi batu loncatan untuk menyelenggarakan seminar internasional family business berikutnya yang lebih luas,” tutup Dr. Adrian Teja. (RO/OL-09)
Mengikuti forum internasional membuat kita memiliki jejaring yang luas serta menambah kemampuan berpikir kritis
INDONESIA berharap Kemitraan Komprehensif Strategis ASEAN-Amerika Serikat (AS) yang diluncurkan dalam KTT ASEAN-AS di Kamboja, dapat menjadi solusi mengatasi masalah global saat ini.
Konferensi Riyadh 2023 dianggap sebagai salah satu platform dialog terpenting
Dalam forum B20, Zulhas menjelaskan dinamika ekonomi global saat ini telah menunjukkan kerentanan dalam rantai pasok global.
Menurutnya, kebijakan pemerintah Indonesia lewat Kemendikbudristek untuk melakukan transformasi digital dengan berbagai inovasi, menjadi panutan bagi negara lain.
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Berkembangnya globalisasi di era disrupsi memberikan perhatian penting dalam organisasi dan manajemen bisnis. Karenanya, salah satu aspek penting ialah kepemimpinan entrepreneurial.
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan yang memulai bisnis selama pandemi, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria.
Selain konsep dan target pasar, lokasi toko juga sangat menentukan kesuksesan bisnis Anda.
Ia pernah magang di salah satu brand fesyen favoritnya sehingga mengetahui sekilas tentang bagaimana bisnis fesyen berjalan.
Agar tidak mengalami kerugian dan kegagalan dalam mengelola keuangan bisnis, berikut tips dari fashionpreneur, Rizka Ade.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved