Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Unika Atma Jaya, Urindo dan Universitas Southamphon Adakan Pelatihan Kader Perawatan Lansia

Faustinus Nua
03/11/2022 18:06
Unika Atma Jaya, Urindo dan Universitas Southamphon Adakan Pelatihan Kader Perawatan Lansia
Kolaborasi Unika Atma Jaya- Urindo, dan University of Southampton dalam pelatihan perawatan lansia(Dok. Unika Atma Jaya)

UNIVERSITAS Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya berkolaborasi dengan Universitas Indonesia Urindo dan Universitas Southamphon, Inggris mengadakan pelatihan kader tentang perawatan lansia. Pelatihan Kader PKK dan Kader Posbindu/Posyandu Lansia yang menangani lansia diadakan di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Rabu sampai Jumat, (2-4/11).

Kolaborasi itu ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek perawatan kader pada masyakat lanjut usia, dengan harapan pengetahuan yang diperoleh akan dibagikan kepada pengasuh lansia di keluarganya. Kegiatan atas kerja sama tiga universitas ini berkomitmen mengembangkan kapasitas kader di Kelurahan Kalianyar.

Guru besar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya Yvonne Suzy Handajani mengatakan, pelatihan itu mencakup berbagai topik penting. Mulai dari cara berkomunikasi dengan lansia dan lansia dengan demensia, cara membantu mobilitas lansia, cara membantu lansia dengan disabilitas, cara menghindari lansia jatuh dan luka baring, upaya mendukung pengasuh untuk menghindari kelelahannya, penjelasan tentang proses penuaan dan berbagai penyakit pada lansia, serta cara mengatasi stress dan mengelola asupan gizi pada lansia.

“Adanya pelatihan kader ini tentu diharapkan dapat memberikan motivasi tinggi maka diharapkan kader akan berbagi pemahaman mereka dengan pengasuh informal di lingkungannya dan menggunakan pengetahuan ini untuk mendukung para lansia dan pengasuhnya, “ kata Yvonne.

Menurutnya, pemilihan kelurahan Kalianyar karena merupakan kelurahan yang terpadat di Asia Tenggara. Sudah lebih dari sepuluh tahun, kelurahan tersebut merupakaan wilayah binaan Unika Atma Jaya khususnya untuk kesehatan para lansia. 

Hasil studi kuantitatif yang dilakukan tahun 2021 menunjukkan 59% lansia dengan penyakit hipertensi, 42,1% tidak mandiri, dan 20% mengalami dementia. Studi etnografi juga mengungkapkan bahwa peran utama keluarga dalam memberikan perawatan bagi lansia dibutuhkan dalam kegiatan aktivitas sehari-hari, juga untuk lansia yang terbaring di tempat tidur (bedridden), atau untuk lansia yang mengalami demensia. 

Lebih lanjut, dia mengatakan, sebagian besar anak-anak yang sudah dewasa menganggap pemberian perawatan kepada orang tuanya sebagai cara untuk membalas budi dan cinta yang mereka terima sejak masa kecil. Anggota keluarga berusaha memberikan perawatan yang berkualitas baik secara mandiri.

Namun demikian, seringkali orang tua memiliki masalah kesehatan yang kompleks, yang memerlukan perhatian medis. Kesedihan, sifat keras kepala, atau tindakan berulang yang dilakukan lansia dapat membuat pengasuh frustrasi. 

Demikian pula usaha pengasuh untuk menghindari terjadinya luka baring, memindahkan lansia dari tempat tidur ke kursi, dan mendorong mereka untuk makan, dapat menjadi beban pengasuh. 

Baca juga : UNAS Jalin Kerjasama dengan St. Petersburg State University, Rusia

"Hal yang sama juga terjadi ketika lansia membutuhkan perawatan jangka panjang, khusunya pada keluarga yang menghadapi kesulitan keuangan, atau keluarga kecil. Persoalan ini dapat mengakibatkan pengasuh merasa terbebani dan kewalahan," jelasnya.

Sementara itu, Elisabeth Schroder Butterfill, Asosiated Profesor from Southampton University menekankan pentingnya peran kader dari perspektif sosiologis. Seringkali dukungan yang dibutuhkan keluarga didapat dari Kader PKK atau Kader Posbindu/Posyandu Lansia. Kader melakukan pemeriksaan kesehatan setiap bulan pada lansia. 

“Mereka memberikan saran untuk lansia agar tetap sehat dan aktif. Mereka mendorong lansia untuk menggunakan layanan kesehatan dan kadang-kadang mereka juga membantu mengatur atau mendistribusikan dukungan pemerintah," kata dia.

Bahkan, lanjutnya, kader sering melakukan upaya lebih dari tupoksi resminya, seperti ditemukan dari hasil studi di Kelurahan Kalianyar. Misalnya, saat lockdown akibat pandemi Covid-19, kader memberikan nasehat kepada lansia, membantu pembagian masker, mendorong lansia untuk vaksinasi, dan berbagi resep jamu untuk mencegah covid. 

"Jika pengasuh keluarga tidak ada, kader akan mengunjungi lansia di rumah untuk memeriksa kesehatannya," terangnya.

Disamping itu, umur harapan hidup dan ketahanan hidup lansia berkontribusi terhadap meningkatnya penyakit kronis serta gangguan kognitif pada masyarakat lanjut usia. Keadaan ini berdampak terhadap keterbatasan fungsional dan kebutuhan untuk perawatan lansia di kemudian hari. 

Lantas, tanpa perawatan yang tepat, lansia berisiko menghabiskan tahun-tahun pada akhir hidupnya dalam keadaan yang tidak nyaman, terbatas dalam partisipasi kegiatan, dan tidak memiliki martabat. "Hal ini menimbulkan pertanyaan penting bagaimana kita sebagai keluarga dan sebagai masyarakat memastikan bahwa lansia dirawat dengan cara yang menjamin kesejahteraan dan martabat mereka?," tambah Elisabeth.

Adapun, pada tahun lalu pemerintah Indonesia menerbitkan Strategi Nasional Kelanjutusiaan yang mencakup komitmen untuk ‘pelayanan perawatan jangka panjang secara komprehensif meliputi aspek kesehatan dan sosial bagi lanjut usia’. Pada tahun yang sama juga telah diluncurkan United Nations Decade of Healthy Ageing (2021-2030). 

Selama dekade ini, masyarakat di seluruh dunia diundang untuk mempertimbangkan bagaimana mengembangkan perawatan terpadu dan sesuai dengan layanan kesehatan untuk lansia. Berkaitan dengan hal tersebut, Unika Atma Jaya dan Universitas Southampton, Inggris, telah melakukan studi etnografi komparatif tentang jaringan perawatan lansia di lima wilayah di Indonesia yakni Jakarta, Sumatera Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, dan NTT. (OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik