Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) DKI Jakarta melakukan pertemuan wilayah dengan sejumlah kampus pada Selasa (18/10) malam untuk membicarakan terkait kegaduhan Mukernas di Yogyakarta.
Sejumlah kampus tersebut yakni STAI Al-Hikmah, STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyah, PTIQ, STAI Indonesia, STAI Az-Ziyyadah, Institut Ilmu Quran, IPRIJA, STAI Publistik Thawalib, UNU Indonesia, dan STAI Salahudin Al-Ayyubi.
Korwil BEM PTNU DKI Jakarta, Arif Setiono mengungkapkan dalam pertemuan tersebut ada beberapa poin yang menjadi pembahasan penting.
Baca juga : Perpustakaan Universitas BSI Masuk Daftar Perpustakaan Kriteria UniRank
Pembahasan di antaranya yakni BEM PTNU DKI tetap berpegang teguh dan menyepakati bahwa Presidium Nasional (Presnas) Wahyu Al-fajri sebagai Presnas yang sah sebagaimana hasil kongres di Bojonegoro.
"Kami menolak apapun pengesahan, keputusan, dan kesepakatan yang ada setelah dikeluarkannya surat keputusan pembubaran oleh Mejelis Pembina Nasional (Mabimnas) yang telah menimbang bahwa forum Mukernas tidak lagi sebagaimana mestinya sesuai AD/ART," ujar Arif Setiono, Rabu (19/10) dalam keterangan tertulisnya.
BEM PTNU DKI Jakarta diungkapkan Arif Setiono berkomitmen bersama Presnas Wahyu Al-Fajri untuk mendukung pelaksanaan revitalisasi BEM PTNU Se-Nusantara.
Baca juga : Pemerintah Antisipasi Gagal Bayar dalam Pinjaman Lunak Pendidikan
Dalam pertemuan tersebut seluruh Presma dan BPH Wilayah DKI Jakarta juga menghasilkan akan dilaksanakannya Silaturahmi Wilayah (Silatwil) dalam waktu dekat
“Ini adalah salah satu pelajaran untuk saya pribadi dan apa yg saya bawa saat memimpin. Saya berharap untuk pemimpin selanjutnya dalam hasil silaturahmi wilayah nanti harus menimbang segala keputusan secara bijak melalui musyawarah dengan mengedepankan nilai moderat, dan persaudaraan," pungkas Arif Setiono.
Sementara itu, Ketua BEM UNUSIA, Khabib Al Fatach berharap dengan dilaksanakannya pertemuan tersebut dapat membuat BEM PTNU Se-Nusantara kembali ke harkat dan martabatnya.
"Bahwa kita harus sama-sama mengembalikan marwah BEM PTNU Se-Nusantara. Karena kita bukan hanya menjaga rumah bersama, akan tetapi menjaga harokah dan asas yang ada di Nahdlatul Ulama itu sendiri," ujar Khabib Al Fatach. (RO/OL-09)
EKOSISTEM pendidikan tinggi perlu didorong agar lebih inklusif dalam berbagai aspek. Hal itu harus diwujudkan demi menciptakan perguruan tinggi yang inovatif dan berdaya saing.
Rektor UII mengingatkan kalangan mahasiswa agar selalu menjaga integritas akademik. Dunia pendidikan, ujarnya, merupakan bisnis kejujuran.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Setelah melewati babak penjurian yang sengit, keempat tim tersebut berhak mendapatkan pendanaan untuk menjalankan program pengabdian berdasarkan proposal mereka.
Di era transformasi digital yang menuntut adaptasi cepat dalam dunia pendidikan, kehadiran sistem pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja menjadi kebutuhan mendesak.
INDONESIA mencatat lonjakan peringkat perguruan tinggi dalam QS World University Ranking sebesar 46 persen tahun ini.
Dalam kalender yang digunakan umat islam, ada bulan tertentu yang dimaknai lebih mulia. Selain Ramadan dan Rajab, Muharram juga menjadi bulan yang dirayakan umat Islam dengan suka cita.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menguatkan kolaborasi dengan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) untuk bersama-sama mengatasi masalah bangsa yang terjadi.
Sheikh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa mengungkapkan pujiannya kepada Nahdlatul Ulama (NU), atas peran dan kiprahnya di bidang kemanusiaan dan dunia internasional.
Dalam kegiatan ini, ratusan kader Muslimat NU dari berbagai daerah hadir mengikuti pembelajaran dan pemetaan potensi diri melalui metode Talent DNA yang dikembangkan oleh Founder ESQ
TUJUH puluh tahun telah berlalu sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung mempertemukan para pemimpin dari negara-negara baru merdeka.
Pada era Soeharto, peran Islam dalam politik luar negeri Indonesia sering disampingkan karena pemerintah lebih mendorong kebijakan luar negeri yang bebas-aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved