Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Media dan Perpustakaan Harus Bergandeng Tangan Tingkatkan Literasi Masyarakat

Atalya Puspa
13/9/2022 15:34
Media dan Perpustakaan Harus Bergandeng Tangan Tingkatkan Literasi Masyarakat
Ilustrasi pelajar sedang membaca(ANTARA FOTO/Ampelsa)

MEDIA dan Perpustakaan harus bahu-membahu dalam meningkatkan level literasi masyarakat Indonesia. Hal itu ditekankan oleh Plt Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Deni Kurniadi.

"Media memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi pada seluruh lapisan masyarakat. Perpusnas membutuhkan peran media untuk ikut mempiblikasikan kegiatan lembaga. Selain itu juga media membutuhkan informasi yang resmi, tepat dan akuraat dari aktivita lembaga. Jadi ini ada hubungan timbal balik antara perpustakaan dan media," kata Deni dalam acara Media Gathering Perpusnas, Selasa (13/9).

Deni menegaskan, di tengah era digital saat ini, tentu banyak tantangan yang ditemui untuk meningkatkan level literasi masyarakat. Namun demikian, banyak perkembangan positif yang terlihat selama beberapa tahun terakhir. Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat meningkat dari 10,12 poin pada 2019 menjadi 13,54 poin pada 2021.

Selain itu, skor kegemaran membaca masyarakat indonesia juga meningkat dari yang tadinya 53,84 poin pada 2019 menjadu 59,25 poin pada 2021.

"Meskipun semuanya masih pada level menengah, tapi terlihat respon positif berupa dukungan pemerintah daerah dalam pembangunan masyarakat di bidang literasi," ucap dia.

Baca juga: Perpustakaan Digital Diperlukan Untuk Memperluas Akses Bacaan

Perpusnas, imbuh dia, telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari membangun perpustakaan di daerah-daerah hingga membangun perpustakaan keliling untuk meningkatkan literasi masyarakat.

"Namun memang dalam riset terakhir bahwa makna membaca dalam masa-masa disrupsi saat ini mengalami perluasan. Bukan hanya membaca buku, jurnal atau surat kabar. Tapi membaca juga bisa melalui televisi, radio akses intenet. Karenanya perpustakaan dan media perlu kolaborasi untuk memperkuat kegiatan literasi masyarakat ke arah yang bermanfaat," ungkap Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas Joko Santoso.

Pada kesempatan itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia Jakarta Rikando Somba mengungkapkan banjir informasi tak dapat dipungkiri di era digital seperti saat ini. Pasalnya, berita bukan hanya berasal dari media-media yang kredibel ataupun tersertifikasi, tapi juga dari citizen journalism yang tersebar di berbagai sosial media.

Implikasinya, berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi ada sebanyak 1.772 kasus hoaks sepanjang 2021.

"Ini tentu menjadi PR bagi kita semua. Karena tentu bukan hanya masyarakat saja yang membutuhkan literasi yang kuat, tapi juga para jurnalis, bagaimana mereka bisa menyajikan berita berdasarkan fakta dan kalau bisa pun literasi dari buku," ucap dia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya