Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
APA yang terlintas di benakmu soal rezeki? Uang? Perhiasan? Makanan? Rezeki punyai cakupan makna yang sangat luas. Sayangnya, ia sering dimaknai secara sempit, seperti anggapan bahwa rezeki hanya terbatas berupa tiga hal di atas.
Dilansir dari @limofficial_lirboyo di Instagram, rezeki ialah segala hal yang bermanfaat. Uang, perhiasan, dan makanan termasuk rezeki. Ini karena kita bisa memperoleh manfaat darinya. Ketiga contoh itu biasanya dapat dengan mudah kita sadari bahwa ini bagian dari rezeki.
Misalnya, ada kawan yang mentraktir kita makan, kita lantas berkata, "Alhamdulillah, dapat rezeki." Ilmu, kesehatan, dan waktu pun merupakan rezeki. Sayangnya, jarang kita menyadarinya. Padahal, menyadari keberadaan rezeki itu penting. Dengan kesadaran itu kita jadi mudah untuk bersyukur.
Imam al-Ghazali membagi rezeki menjadi dua macam. Pertama, rezeki lahir. Ini rezeki yang manfaatnya berdampak pada sisi lahiriahnya semata, seperti makanan.
Baca juga: Asmaul Husna, Allah Al-Wahhab Maha Memberi tanpa Berharap Imbalan
Kedua, rezeki batin. Ini rezeki yang bermanfaat untuk sisi batiniah kita, seperti ilmu. Di antara dua macam rezeki itu, rezeki batinlah yang manfaatnya lebih mulia karena berlaku sepanjang hidup. Sedangkan, rezeki lahir hanyalah bersifat sementara saja.
Rezeki merupakan pemberian Allah SWT untuk setiap makhluk-Nya. Tak ada satu pun makhluk yang hidup tanpa disertakan jatah rezeki untuknya. Karena itulah, Allah SWT disebut sebagai Ar-Razzaq Zat yang Maha Memberi Rezeki sebagai salah satu asmaul husna.
Baca juga: Asmaul Husna Allah Al-Qahhar Yang Maha Mengalahkan Musuh
Imam Al-Ghazali memakai Ar-Razzaq sebagai Zat yang Menciptakan Rezeki sekaligus orang-orang yang memperolehnya, mengirimkannya kepada mereka, dan menciptakan jalan untuk memperoleh manfaat darinya. Kita sering mengira bahwa rezeki dihasilkan lewat amal atau pekerjaan yang kita lakukan. Namun, jika memahami sumber rezeki yang sebenarnya, sepatutnya kita dapat menyadari bahwa amal atau pekerjaan hanyalah perantara belaka.
Buktinya, banyak yang bekerja, tetapi tidak memperoleh rezeki. Begitu pula sebaliknya, ada orang yang tidak bekerja, tetapi rezeki mengalir deras untuknya.
Untuk itu kita perlu tawakal atau pasrah terhadap Zat yang Maha Memberi Rezeki. Akan tetapi dalam praktiknya, sebaiknya kita tidak tawakal dengan cara diam saja seraya menanti rezeki turun dari langit, melainkan kita pun perlu menuju perantara munculnya rezeki, seperti bekerja, baru setelah itu memasrahkan hasilnya kepada Allah SWT. (OL-14)
Hafal Asmaul Husna lebih mudah! Temukan tips & trik ampuh menghafal 99 nama Allah. Metode efektif, cepat diingat, berkah melimpah. Klik sekarang!
Tips Jitu! Hafal Asmaul Husna dengan Mudah & Cepat Hafal Asmaul Husna dengan mudah! Temukan tips & trik menghafal 99 nama Allah yang efektif, menyenangkan, dan cepat diingat. Klik sekarang!
Kenali Asmaul Husna, nama-nama indah Allah dalam Islam. Pelajari makna mendalam, keutamaan, dan bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan.
Temukan keagungan dalam 99 Asmaul Husna. Pelajari makna mendalam setiap nama indah Allah, mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Panduan lengkap, informatif, dan penuh berkah.
Temukan keagungan 99 Asmaul Husna, nama-nama indah Allah, beserta artinya lengkap. Pelajari makna mendalam setiap nama.
Dalam bahasa Arab, Asmaul Husna berarti Nama-nama Allah yang terbaik.
Namun kali ini kita membahas kisah di balik nama Al-'Alim. Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir @limofficial-lirboyo di Instagram.
Kita sebagai makhluk diharamkan untuk sombong kecuali Allah subhanahu wa ta'ala. Kenapa?
Al-Jabbar bermakna Zat Yang Maha Memaksa. Allah subhanahu wa taala memaksakan kehendak-Nya kepada siapa dan apa saja.
Al-Aziz berarti Yang Maha Perkasa atau Yang Maha Mulia. Sifat Maha Perkasa Allah itu mesti mencakup tiga aspek. Apa saja itu?
Dialah pemilik salah satu nama terindah atau asmaul husna yaitu Al-Muhaimin.
Di muka Bumi terdapat banyak raja. Namun mereka semua di bawah kekuasaan satu adiraja raja tertinggi ialah Allah subhanahu wa ta'ala. Istimewanya Maha Merajai atau Memiliki ini bersifat mutlak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved