Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RUMAH Sakit (RS) Melinda 2 di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), menjadi
rumah sakit pertama di Indonesia yang mengklaim keberhasilannya
melakukan operasi urologi memasang alat bantu ereksi, yang dapat
mengembalikan fungsi ereksi pada pasien yang mengalami disfungsi ereksi.
"Di Indonesia, kami yang pertama berhasil memasang alat bantu ereksi
ini. Secara global angka disfungsi ereksi mencapai 18,4% untuk
usia 20 tahun ke atas. Bahkan World Health Organisation (WHO) menyebut
persentasenya mencapai 15%," kata dokter Kuncoro Adi, Selasa (6/9)
Fi Indonesia, kata Kuncoro, berdasarkan data dari Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Indonesia tahun 2019, prevalensi disfungsi
ereksi pada grup pria antara usia tahun 20-80 tahun berkisar 35%.
"Penyebabnya bermacam-macam, secara umum ada vaskulogenik, ada organik.
Sebagian masalah ini seperti jantung, kalau organik kan organnya ada
masalah. Jadi macam-macam, seperti diabetes, prostat, bisa juga trauma,
dan lainnya," jelasnya.
Disfungsi ereksi ini bisa diobati dengan obat-obatan. Di luar
negeri ada yang menggunakan alat bantu ereksi, seperti inflatable penile prosthesis dan maleable penile prosthesis.
"Alat ini pilihan terakhir untuk pasien yang sudah tidak bisa ereksi lagi dan telah menjalani pengobatan berbagai hal untuk mengembalikan fungsi ereksinya," katanya.
Menurut Kuncoro, efek samping dari alat bantu ereksi ini secara umum ada tiga. Yakni, malfungsi dari alat tersebut, infeksi pasca operasi, dan erosi atau alat mengalami preposisi.
"Itu yang mesti kita antisipasi, yang rata-rata pasien bisa menggunakan
alat ini baru satu bulan pasca operasi," ucapnya.
Menurut Kuncoro, alat bantu ereksi ini dapat ditanam di penis pasien
selama 10-14 tahun. Rata-rata 10 tahun walaupun ada kasus bisa sampai 14 tahun, namun rata-rata jaminannya 10 tahun.
Ditanam
Nantinya, alat bantu ereksi itu ditanam di dalam penis, dengan tabung yang disebut corpus carvenous. "Batang kemaluan pria itu yang
kalau orang normal itu dia akan ereksi kalau ada rangsangan terisi oleh
darah itu digantikan oleh inflatable alat itu," terangnya.
Adapun dua alat bantu ereksi ini seperti Inflatable Penile Prosthesis,
dan Maleable Penile Prosthesis. Untuk Inflatable menggunakan sistem
pompa, jika orang normal yang mengalami rangsangan, ada darah yang
mengalir ke bagian penis sehingga ereksi, untuk alat ini ada air.
"Onflatable merupakan sistem pompa. Yang masuk itu sebenarnya air untuk
bisa ereksi. Kalau orang normal itu darah. Sementara yang Maleable, semi rigid dan bisa dibengkokan dan diarahkan," bebernya.
Menurut Kuncoro, kedua alat ereksi ini aman digunakan. Hanya saja untuk
Maliable karena tidak menggunakan sistem pompa, sehingga dokter hanya
menanam alatnya di kemaluan pria.
Disinggung soal harga, Kuncoro tak menjelaskan detail angka pastinya. Nnamun pihaknya menyebut alat ini bisa didapatkan dengan harga puluhan
juta hingga ratusan juta rupiah. (N-2)
Gangguan ereksi ditandai ketidakmampuan seorang pria melakukan ereksi selama tiga bulan secara terus menerus dengan berbagai penyebab.
EJAKULASI dini atau disfungsi ereksi kerap dialami banyak pria. Permasalahan ini selalu menghantui kaum Adam, sejak dahulu hingga sekarang. Tapi jangan sembarangan minum obat bisa bahaya
Guru Besar Ilmu Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan ada beberapa jenis disfungsi ereksi yang dapat diderita seseorang berdasarkan penyebabnya.
Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Andro-Urologi Endourologi RS Siloam Asri, Jakarta Selatan, Ponco Birowo membeberkan sejumlah penyebab gangguan disfungsi ereksi pada pria.
Cara senam kegel yang benar bisa dilakukan sendiri di rumah. Ada sejumlah gerakan yang penting untuk diketahui.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved