Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
NYERI tulang belakang serta nyeri pada area lutut merupakan masalah umum yang banyak dialami oleh orang dewasa. Namun, hal itu sebaiknya tidak diabaikan. Hal itu diungkapkan dokter spesialis bedah anastesi Ketut Ngurah Gunapriya.
"Nyeri pada tulang belakang dan lutut merupakan masalah umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Masalah tersebut juga dapat muncul akibat aktivitas sehari-hari," kata Ketut dikutip dari siaran pers, Senin (5/9).
"Namun, bukan berarti rasa nyeri yang muncul ini dapat Anda tidak gubris. Apalagi, nyeri juga dapat menjadi indikasi munculnya penyakit tertentu. Oleh karena itu, jika Anda mengalami rasa nyeri yang berkepanjangan dalam waktu yang lama, segeralah memeriksakan diri ke dokter," sambungnya.
Baca juga: BRIN Siap Lakukan Uji Klinis Hasil Riset Implan Tulang Belakang
Lebih lanjut, salah satu masalah yang berkaitan dengan rasa nyeri di area tulang belakang hingga lutut adalah saraf terjepit, tumor, hingga osteoporosis atau pengapuran tulang.
Agar dapat membedakan nyeri yang berbahaya dan tidak serta cara penangannya, simak penjelasannya berikut ini.
Nyeri akibat aktivitas sehari-hari
Sebagian besar kasus nyeri terjadi akibat adanya aktivitas fisik yang berat. Dan, nyeri tersebut biasanya tidak berbahaya.
Gejala nyeri akibat aktivitas sehari-hari meliputi nyeri biasanya datang di salah satu sisi tubuh saja, dapat ditunjuk lokasinya. Kemudian, rasa sakit/nyeri yang muncul biasanya akan hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu saja.
Nyeri yang mengindikasikan penyakit berbahaya
Ada beberapa tanda yang bisa mengindikasikan rasa nyeri yang berbahaya pada tubuh, di antaranya seperti nyeri muncul cenderung lama dan berkepanjangan serta nyeri terasa menjalar ke area lain, misalnya dari pinggang ke kaki.
Kemudian, nyeri yang mengindikasi adanya penyakit adalah disertai dengan gejala lainnya, seperti pusing, mual, hingga penurunan berat badan.
Untuk mengobati rasa nyeri tulang belakang dan lutut, pasien juga dapat mengatasinya dengan terapi yang bisa dilakukan di rumah.
Menurut penuturan Gunapriya, salah satu cara pengobatan nyeri yang dapat pasien lakukan di rumah adalah dengan cara RICE.
RICE adalah Rest atau dengan cara mengistirahatkan otot yang terasa nyeri, Ice atau kompres dengan es batu pada area nyeri, Compress atau bebat dengan perban atau kain elastis, Elevate atau posisikan area nyeri lebih tinggi saat duduk atau berbaring.
Namun, selain itu pasien juga dapat melakukan pengobatan dengan bantuan= medis. Umumnya, hal ini diperlukan untuk pasien yang mengalami nyeri berkepanjangan atau kronis.
Dengan melakukan konsultasi dan pemeriksaan, dokter dapat membantu mengidentifikasi masalah hingga melakukan pengobatan atau tindakan terapi yang tepat pada masalah nyeri yang pasien alami. (Ant/OL-1)
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Temukan 50 tips sehari-hari praktis untuk mempermudah hidup Anda di 2025. Hemat waktu, uang, dan tenaga dengan trik sederhana ini!
Batuk pilek yang berulang selain mengganggu perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan lain jika tidak ditangani dengan baik.
Paparan suara yang sangat keras seperti dari speaker sound horeg bisa langsung merusak sel-sel rambut halus di koklea atau rumah siput.
Yuki Kato mengatakan, sebelum berlari, pemanasan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan apalagi bagi para pemula.
Diperkirakan, pada 2028, lebih dari 33% rumah tangga di seluruh dunia akan dilengkapi dengan sistem rumah pintar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved