Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Indra Gunawan, Eks TKI yang Sukses Ciptakan Metode Pembelajaran Inovatif bagi Siswa MI

Mediaindonesia.com
16/8/2022 18:55
Indra Gunawan, Eks TKI yang Sukses Ciptakan Metode Pembelajaran Inovatif bagi Siswa MI
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Patikraja, Indra Gunawan(MI/ HO)

TANOTO Foundation berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka penataan sistem pengelolaan pendidikan yang sehat. Program tersebut bernama Jateng PINTAR. 

Program ini diharapkan bisa menciptakan dampak yang lebih besar bagi kemajuan kualitas pendidikan di Indonesia.

Salah satu tenaga pendidik yang menjadi bagian dalam program Jateng PINTAR ini adalah Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Patikraja, Indra Gunawan. Lulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka dan S2 Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto ini memiliki kisah berliku, hingga akhirnya sukses menciptakan metode pengajaran yang mampu mendorong kreativitas anak didik.

Ia sempat menjadi tenaga kerja kndonesia (TKI) di Malaysia saat itu menjadi pilihan terbaik untuk menyambung hidup

Namun, Indra hidup di keluarga besar dengan profesi guru. Hal itu membuat Indra tak lepas dari harapan-harapan agar dirinya dapat pula menjadi seorang guru. 

Ia percaya, setiap peristiwa dalam hidupnya akan membuahkan pembelajaran yang memperkaya batinnya. Profesi sebagai guru MI Muhammadiyah Patikraja mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Bahasa Inggris akhirnya pun ia lakoni selama lima tahun.

Pilihan itulah yang kemudian mengantarkannya menemukan jalan hidup. Tak ingin melakoni peran dan tanggung jawab setengah-setengah, Indra akhirnya meninggalkan usaha toko yang dirintisnya. Mengajar dan menyelesaikan pendidikan hingga mendapat gelar Magister Pendidikan jadi aktivitas utama yang ia jalani hingga kini.

Indra yakin bahwa esensi pendidikan bergerak di ranah proses. Untuk itu, Indra begitu antusias ketika memiliki kesempatan mengimplementasikan program MIKIR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dari Tanoto Foundation. 

Melalui program tersebut, sekolah dapat lebih berani bereksplorasi dengan metode pembelajaran Project Based Learning. 

“Puncaknya, siswa kelas 4, 5 dan 6 dapat menyelenggarakan expo (pameran) karya,” kata Indra.

Dalam acara tersebut, siswa didorong unjuk diri memamerkan ragam karya seni, sains, dan sosial. Menjadi pengajar sekaligus pemimpin ialah berkah yang Indra syukuri sepanjang waktu. 

Lika-liku perjalanan hidupnya ibarat amunisi bergizi untuk menciptakan pendidikan yang peduli pada proses peserta didiknya. Menjadikan sekolah sebagai ruang proses dan pengalaman kepada anak adalah semangat yang terus ditumbuhkan dan dijaga Indra dalam setiap aktivitas pembelajaran guru dan siswa MI Muhammadiyah Patikraja.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan pentingnya bagi guru untuk selalu berinovasi dan melakukan terobosan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Program Jateng PINTAR mendukung para guru untuk berkreasi menciptakan praktik baik pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan khususnya di masa pandemi. Praktik baik pembelajaran kemudian didiseminasikan kepada rekan-rekan guru di sekolah lain melalui berbagai platform seperti sosial media dan surat kabar," kata Ganjar Pranowo dalam sambutannya.

Menurut Ganjar, program Jateng PINTAR yang merupakan bagian dari Program PINTAR Tanoto Foundation selaras dengan tujuan Pemprov Jawa Tengah meningkatkan kualitas pendidikan. Serta sejalan dengan salah satu misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.

Sementara itu Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation M Ari Widowati menuturkan, pelatihan yang dilakukan oleh Tanoto Foundation telah menghasilkan kepala sekolah dan guru unggul atau fasilitator telah memberi banyak warna dalam kemajuan pendidikan di jantung Pulau Jawa. 

Para fasilitator tersebut menjadikan kegiatan mendidik tidak hanya sekadar pekerjaan, namun juga pengabdian  untuk membawa perubahan. 

“Semangat itu melahirkan komitmen kuat untuk  membangun lingkungan belajar yang sehat, yang berorientasi pada siswa, agar menjadi  individu yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, berkebhinekaan, dan berakhlak. Keterbatasan tidak mengurangi kreativitas para fasilitator tersebut dalam menciptakan pembelajaran aktif selama  pandemi,” kata Ari (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya