Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Air Susu Ibu atau ASI merupakan sumber gizi pertama dan utama bagi bayi. Sehingga para ibu dianjurkan untuk hanya memberikan ASI kepada bayi setelah selama enam bulan pertama yang kerap disebut sebagai ASI ekslusif untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal.
Selanjutnya, ASI tetap diberikan kepada bayi hingga mereka berusia 24 bulan atau 2 tahun dengan ditambah MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yang bergizi.
Bukan hanya berperan sebagai makanan, ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh dan berkembang. Manfaat ASI pada bayi bahkan akan berdampak hingga ia beranjak dewasa.
Early Childhood Education and Development (ECED) Specialist Tanoto Foundation, Maria Theresia Asa menjelaskan, ASI mengandung gizi lengkap yang terdiri dari karbohidrat, garam mineral, dan vitamin.
“ASI mengandung beragam kandungan dan unsur sumber daya yang dibutuhkan bayi. ASI memiliki fungsi menjaga, memperkuat kekebalan tubuh bayi lebih baik karena ASI mengandung faktor-faktor protektif yang terdiri dari antibodi, sel-sel darah putih, enzim dan harmoni tertentu,” tutur Maria.
Selain itu juga, melalui pemberian ASI, anak dapat menjalin kelekatannya dengan Ibu yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
“ASI yang diberikan pada anak usia 0-6 bulan mampu mencukupi seluruh kebutuhan energi anak sedangkan untuk anak usia 6-12 bulan, ASI mampu mencukupi sekitar setengah kebutuhan energi anak dan setengahnya lagi dapat diperoleh dari MP-ASI. Namun yang perlu diingat orangtua adalah MP-ASI berfungsi hanya sebagai pelengkap, bukan menggantikan ASI,” sambungnya.
Baca juga :
Dikutip dari laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, berikut beberapa manfaat pemberiaan ASI Ekslusif.
Bagi Bayi:
Bagi Ibu:
Setiap tahunnya, Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week dirayakan selama satu minggu yakni pada 1 Agustus hingga 7 Agustus. Tahun ini mengangkat topik dengan tajuk ‘Step up for Breastfeeding: Educate and Support’ atau ‘Langkah untuk Menyusui: Edukasi dan Dukungan'.
Hal itu menjadi pengingat bagi berbagai pihak termasuk pemerintah, organisasi swasta, dan masyarakat untuk bersama-sama berperan dalam melindungi, mempromosikan, dan mendukung gerakan pemberian ASI, khususnya ASI ekslusif.
Bersama-sama mari dorong terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman, meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya menyusui dan manfaatnya sehingga dapat mencetak generasi Indonesia maju. (RO/OL-7
Berdasarkan data pada 2023, terungkap Kalimantan Barat hanya memiliki dua sistem MRI dengan jumlah penduduk mencapai 5 juta jiwa.
Memperingati Hari Kanker Paru-Paru Sedunia, sebuah seminar kesehatan bertajuk Kenali Kanker Paru Sejak Dini digelar.
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Memperingati Pekan ASI Sedunia 2025, Kalbe Nutritionals melalui Prenagen kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung ibu menyusui di Indonesia.
Selain dikenal sebagai ASI Booster berkualitas tinggi, Mom Uung juga menghadirkan Pompa ASI Mom Uung yang kini menjadi favorit dan dikenal sebagai pompa ASI nomor 1 di Indonesia.
Penyediaan konselor ASI di tempat kerja mendesak dilakukan mengingat jumlah perempuan yang bekerja terutama di sektor industri, semakin banyak.
Proses menyusui yang tidak lancar sering kali karena ibu tidak mempersiapkan dirinya dari awal dan tidak percaya diri.
Waktu yang tepat untuk melakukan terapi akupuntur bagi ibu menyusui, dari 1x24 jam setelah ibu melahirkan akupuntur untuk ASI sudah bisa dilakukan.
SPESIALIS akupuntur medik dr. Newanda Mochtar, Sp.Akp mengimbau para suami turut berperan aktif mendukung istri memberi ASI eksklusif bagi bayinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved