Waspadai Puncak Karhutla Dimulai Agustus dan September 2022

Dinda Shabrina
24/7/2022 19:45
Waspadai Puncak Karhutla Dimulai Agustus dan September 2022
Apel kesiapsiagaan personel dan peralatan penanggulangan karhutla di Sumatera Selatan di Griya Agung Palembang, Rabu (22/6/2022).(ANTARA/NOVA WAHYUDI)

BERDASARKAN informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia telah memasuki musim kemarau dan akan berlangsung hingga Oktober 2022. Sehingga berbagai pihak termasuk masyarakat diminta untuk meningkatkan siaga dalam rangka penanggulangan karhutla.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Basar Manullang mengungkapkan penurunan potensi hujan yang dimulai bulan ini akan menyebabkan peningkatan kerawanan karhutla hingga akhir tahun.

“Waspadai puncaknya mulai bulan Agustus dan September 2022 hingga akhir tahun 2022,” kata Basar kepada Media Indonesia, Minggu (24/7).

Baca juga: CEO Media Group Yakin Santri Bisa Hadapi Generasi Indonesia Emas

Baca juga: KPAI: Sebenarnya Pelaku Perundungan Anak di Tasikmalaya Juga Korban

Dua hari lalu, Jum’at (22/7), berdasarkan update twitter @sipongi_klhk, dilaporkan telah terjadi kebakaran lahan di Desa Seluas, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Dan data yang dipublikasi KLHK, sampai saat ini luas lahan yang terbakar di Kalbar seluas 12,461 hektare.

“Sore itu juga sudah padam. Pemerintah telah melaksanakan upaya-upaya pengendalian karhutla di wilayah rawan karhutla meliputi Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, serta wilayah rawan lain di Indonesia, yakni mendorong pemda terutama di wilayah rawan karhutla untuk terus meningkatkan kewaspadaannya, serta mengedepankan upaya pencegahan dalam melakukan pengendalian karhutla,” tutur Basar.

Dia juga mengimbau agar memperkuat koordinasi antar stakeholder terkait pengendalian karhutla dari tingkat pusat, daerah hingga ke tingkat tapak.

“Kita juga menggiatkan patroli pencegahan karhutla, baik patroli mandiri yang dilakukan Manggala Agni maupun patroli terpadu yang beranggotakan tim yang terdiri dari Manggala Agni bersama anggota POLRI, TNI, tokoh masyarakat dan Masyarakat Peduli Api (MPA) sepanjang tahun,” ujarnya.

Penyadartahuan pencegahan karhutla melalui sosialisasi dan kampanye secara langsung ataupun melalui media, kata Basar amat diperlukan.

“Termasuk juga menggandeng organisasi keagamaan dalam kampanye pencegahan. Peningkatan peran serta masyarakat melalui MPA dan MPA-Paralegal yang berkesadaran hukum,” tambahnya.

Saat ini, Basar menyebut pihaknya masih terus melakukan verifikasi lapangan/ groundcheck hotspot yang terpantau. “Jika ditemukan kejadian kebakaran langsung dilakukan secara dini oleh para petugas. Pemadaman darat secara dini maupun pemadaman udara juga dilakukan jika diperlukan, terutama di lokasi remote area,” tandasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya